Bayu tak tahu apa yang membuatnya kembali ke rumah ini. Perkataan Banyu tentang Caroline sangat tidak masuk akal. Caroline kemarin sudah melakukan hal yang sangat buruk di mata Bayu, dan tidak mungkin hal itu cuma kecelakaan. Dan Caroline tidak mungkin jatuh sakit begitu saja hanya karna
ditinggal oleh sampah semacam Bayu. Bayu seketika sangat membenci dirinya sendiri, mengapa dengan mudah terkena hasutan Banyu. Bayu bersumpah akan membunuh Banyu saat dia kembali ke gudang nanti. Tapi Bayu tidak langsung berbalik pergi. Dia berdiri tepat di balik jendela kamarnya sendiri, menimbang-nimbang. Bayu benar-benar ingin pergi, tapi Bayu juga ingin melihat Caroline lagi.
Bayu melangkah hati-hati, lalu mengintip ke dalam kamar. Bayu tecekat. Caroline tampak terbaring lemas di kasurnya, tidur, dengan tiang infus di sebelahnya. Di luar kesadarannya, Bayu sudah melompat masuk ke kamarnya sendiri. Bayu menahan napas saat melihat wajah Caroline yang cantik, tapi sepucat salju. Matanya bengkak dan meninggalkan lingkaran hitam di sekeliling matanya. Bayu juga bisa melihat bekas air mata yang sudah mengering di pipi Caroline.
Bayu terpancang di tempatnya sambil melihat Caroline, ketika dia menyadari sesuatu. Di atas tempat tidurnya, sebuah poster super besar Mick Jagger terpasang miring. Bayu jadi teringat saat Caroline mengatakan sesuatu kemarin. Tadi itu, poster, Mick... dan ucapan Banyu tadi... Itu cuma kecelakaan! Caroline jatuh nimpa gue waktu dia masang poster... Bayu mendengus dan menjambak rambutnya. Dia tertawa pedih, tak percaya pada apa yang sudah dilakukannya.
Dia membuat Caroline seperti ini hanya karna salah memahami bahwa dia sedang bermesraan dengan Banyu... yang ternyata hanya sebuah kecelakaan saat memasang poster... Bayu membenci dirinya sendiri. Sangat benci, sehingga dia bisa melakukan apa pun untuk membunuh dirinya sendiri.
"Bayu?" tanya seseorang, membuat Bayu tersentak. Bunda. Dia sedang menatap Bayu keheranan dari ambang pintu. Bayu balas memandangnya nyalang.
"Dokter bilang dia nggak apa-apa. Cuma masuk angin dan pilek karna kehujanan, terus dipasang infus karna dari kemaren nggak mau makan. Nggak apa-apa kok," tambah Bunda lagi, setelah melihat ekspresi Bayu yang khawatir. Bayu hanya mengangguk pelan, lalu menatap Caroline lagi. Bayu membuka mulut, bermaksud mengatakan sesuatu, lalu menutupnya lagi.
"Jangan menyalahkan diri," kata Bunda lagi, membuat Bayu menatapnya heran.
"Jaga dia ya, Bunda mau bikin bubur dulu." Bunda lalu meninggalkan Bayu yang masih melongo.
Bayu tak tahu Bunda tahu tentang hubungannya dengan Caroline. Mendadak Caroline bergerak, membuat Bayu bersiap untuk kabur. Bayu sudah melakukan hal buruk kepadanya, dan Bayu merasa tak cukup berharga lagi untuk Caroline.
"Bayu?" sahut Caroline lemah, dan langkah Bayu terhenti di bingkai jendela.
Bayu membalikkan badannya dan menatap Caroline yang sudah memandangnya. Air mata mengalir dari kedua mata Caroline. Bayu ingin sekali menghapusnya, tapi dia tak yakin apa Caroline sudah memaafkan segala kelakuan Bayu kemarin.
"Bay, jangan hukum aku lagi," kata Caroline lirih.
"Aku mohon." Mendengar kata-kata itu, Bayu benar-benar merasa dirinya sebagai sampah yang tak berharga. Caroline bahkan masih mengharapkannya setelah apa yang dilakukannya kemarin.
"Kenapa kamu nggak benci aku, Lin?" tanya Bayu lemah.
"Aku udah salah kemarin. Kenapa kamu nggak benci aku?"
"Aku nggak bisa benci sama kamu."
"Harusnya kamu benci sama aku! Harusnya kamu tinggalin aku! Aku berhak menerima itu! Semua tuduhan nggak berdasar itu-"
"Bay," Caroline memotong kata-kata Bayu.
"Kamu mungkin bisa ninggalin aku, tapi aku nggak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Breeze
FanfictieKarna Cinta tidak pernah salah remake dari novel Orizuka yang berjudul sama Beware typo✌