DicianHove (a)

182 10 0
                                    

Tak terasa, sudah hampir dua minggu Caroline berada di Indonesia. Caroline sangat menyesali waktu yang terbuang begitu cepat. Andai saja Caroline bisa tinggal lebih lama, atau bahkan tinggal selamanya di Indonesia, pasti akan sangat menyenangkan baginya.

Sekarang, hanya tinggal sepuluh hari lagi waktu yang tersisa untuk bersama Bayu. Walaupun demikian, Caroline belum pernah menyinggung masalah ini dengan Bayu karna tak mau membuat Bayu memikirkannya.

Caroline hanya ingin bersama Bayu selama yang dia bisa. Caroline berjalan gontai ke arah meja belajar Bayu, lalu menemukan fotonya dan Bayu saat di mall tertimpa CD-CD. Caroline mengernyit sebal, lalu membawa foto itu ke luar kamar.

Bayu sedang berdiri di depan meja makan, mulutnya penuh roti isi dengan mata terpancang ke TV. Dia hanya mengerjapkan mata saat melihat Caroline. Caroline menatap Bayu sebal, kalu memberi sinyal agar Bayu mengikutinya ke gazebo. Bayu menatap Caroline heran sebentar, lalu melirik kedua orangtuanya yang sepertinya tidak menyadari apapun. Bayu pun mengikuti Caroline.

"Kenapa?" tanya Bayu polos setelah mereka sampai di gazebo.

"Kenapa? Aku yang mestinya tanya kenapa!" sahut Caroline berang, membuat Bayu bingung.

"Kenapa kamu nelantari foto kita?" Bayu menatap fotonya dan Caroline yang sekarang sudah diacung-acungkan gadis itu tepat di depan wajahnya.

"Oh, itu doang. Kirain apaan, meni riweuh," komentar Bayu, lalu duduk di gazebo.

"Itu doang? Ini bukan 'itu doang'! Kamu nelantarin foto kita satu-satunya! Maksudnya, dua- duanya!" tambah Caroline, karna foto itu terdiri dari dua pose berbeda.

"Kenapa nggak dirawat sih?"

"Dirawat?" gumam Bayu semakin bingung.

"Olin, itu cuma foto, bukan bayi.Selow weh."

"Tapi Bayu, harusnya kamu masukin pigura atau apa!" sahut Caroline lagi. Bayu terdiam lalu memandang Caroline sebal.

"Apa aku keliatan kayang orang yang biasa punya pigura?" tanyanya sinis.

Caroline menghela napas. Benar juga. Bayu pasti tak pernah punya pigura. Bahkan Caroline sangsi apa Bayu punya foto lain.

"Ya udah. Dompet," perintah Caroline sambil menadahkan tangannya, sementara Bayu bingung.

"Dompet kamu! Keluarin," kata Caroline lagi.

Bayu mengeluarkan dompetnya yang sudah tak jelas lagi bentuknya. Itu adalah dompet yang dimiliki Bayu semenjak SD, berwarna merah marun dan bergambar Saint Seiya. Bayu dapat melihat keheranan di wajah Caroline, tapi tak berlangsung lama. Caroline segera menyambar dompet Bayu lalu membukanya.

"Ya ampun, ini kan tempat foto! Kenapa malah diisi KTP," keluh Caroline sambil memindahkan KTP itu dan menggantinya dengan foto mereka.

"Gini baru normal." Caroline mengembalikan dompet Bayu, lalu duduk di sebelahnya. Caroline masih mengamati dompet itu saat diselipkan ke saku celana Bayu.

"Kenapa?Goreng?" tanya Bayu.

"Nggak. Antik," jawab Caroline sambil nyengir, lalu bersandar pada Bayu.

Ada satu hal yang sedari dulu ingin diceritakannya kepada Bayu. Kehidupannya selama sepuluh tahun ini.

***

"Lin, gimana, asyik-asyik aja selama tinggal di Bandung?" tanya Ayah kepada Caroline saat makan malam. Caroline mengangguk gembira seperti anak kecil, sambil sesekali melirik Bayu.

"Asyik banget Om," jawab Caroline.

"Udah ketemu apa yang dicari?" tanya Ayah lagi.

"Udah," kata Caroline mantap. Banyu sudah mengetahui hal ini sejak lama. Hal bahwa Caroline kembali demi Bayu. Tapi entah mengapa, seluruh tubuh Banyu berusaha mati-matian menolahknya.

Summer BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang