Epilog

416 14 2
                                    

BANYU membuka kamar Bayu lebar-lebar, berusaha menemukan sosok yang sedang bermalas- malasan di tempat tidur sambil menggoyang-goyangkan kepala dan mengayun-ayunkan tangannya dengan heboh. Tapi tak ditemukannya.

Dia hanya menemukan puluhan poster-poster di dinding kamar Bayu. Bagi Banyu ini seperti mimpi. Tak pernah sekalipun dia berpikir untuk kehilangan suara dentuman-dentuman dari kamar Bayu, teriakan-teriakan yang sering disebutnya sebagai nyanyian, suara-suara bantingan barang... Dan tak pernah Banyu melihat kamar Bayu serapi ini.

Banyu tiba-tiba membayangkan Bayu duduk di jendela sambil menyanyi dan memainkan gitar. Banyu juga bisa melukiskan bagaimana keadaan Bayu waktu itu. Rambut acak-acakan, kaus usang, celana belel...

"Sialan!" sahut Banyu sambil melemparkan barang terdekat yang bisa diraihnya. Banyu tak bisa lagi menahan tangisnya.

Tangis yang selama setahun ini berusaha untuk disembunyikannya. Banyu membaca lagi surat dari Bayu yang dulu ditinggalkannya di kamar. Surat itu meminta Banyu untuk menjaga Caroline, juga berisi pujian tentang permainan basket Banyu, dan Bayu bangga karnanya. Seorang Bayu bisa menulis itu semua, rasanya bagai mimpi bagi Banyu.

Bayu memang orang yang penuh kejutan. Selama ini, dia selalu bertahan tanpa pernah mengeluh. Ternyata dalam hal inilah dulu Banyu harusnya membantu Bayu. Banyu tak pernah tahu. Siapapun tak pernah tahu. Yang diketahuinya hanyalah, kakaknya adalah sebuah misteri baginya. Selalu menjadi misteri. Bahkan pada saat-saat terakhirnya. Walaupun demikian, Bayu akan selalu menjadi bagian dari diri Banyu. Selamanya.

"I miss you, Twin," bisik Banyu lemah.

***

Aku pertama kali melihatnya saat musim panas yang terik Dia datang tanpa ada seulas senyum pun di wajahnya Dia tampak seperti seorang laki-laki yang kesepian Menanti seseorang untuk menemukan kunci ke hatinya yang gelap Aku tak tahu ternyata akulah sang pemegang kunci itu Aku menyinari hatinya, sampai akhirnya dia mau merekah Aku menyukai caranya tersenyum untukku Aku menyukai sikapnya yang membuatku merasa spesial dan betapa sosoknya sudah menjadi menu utama dalam mimpiku

Dia adalah cinta pertama, juga sejatiku Bayu, sang angin yang berhembus sepoi di musim panas kini telah kembali ke tempatnya berasal Walaupun tak lagi bersama, tapi dia tetap akan menjadi hal terbaik yang pernah terjadi padaku Aku akan selalu teringat padanya juga selalu tak sabar, Menanti datangnya musim panas, Saat di mana aku bisa kembali bertemu dengannya.

Caroline tersenyum pedih saat membaca tulisannya. Dia kemudian menggulung surat itu, memasukkannya ke kaleng, lalu menguburnya kembali di bawah pohon perjanjian. Setelah itu, dia berdiri, menatap tulisan di pohon yang sudah mulai hilang. Pohon itu mulai meranggas, karna cuaca yang kering. Suasana persis seperti saat Bayu meninggal. Daun-daun yang berguguran mengingatkan Caroline kembali pada saat mereka bertemu untuk pertama kalinya, juga saat

mereka berpisah untuk selamanya. Sudah setahun semenjak kematian Bayu. Caroline baru saja kembali dari Amerika. Hari ini tepat hari kematian Bayu, dan Caroline sudah berjanji kepada keluarga Bayu untuk datang berziarah. Sebelum itu, Caroline menyempatkan diri untuk membaca tulisan yang ditulisnya setahun yang lalu, yang kemudian dikuburnya di bawah pohon akasia yang dulu pernah dijadikan tempat perjanjian.

"Olin," panggil seseorang yang sudah sangat dikenal Caroline, membuatnya berbalik. Caroline mendapati Banyu dan Deandra yang sedang menunggunya.

"Kita pergi sekarang?" tanya Banyu sambil tersenyum lembut. Caroline mengangguk perlahan, lalu bergerak menuju mereka.

Caroline menoleh ke arah pohon itu untuk yang kesekiankalinya, membayangkan masa kecilnya bersama Bayu yang indah. Caroline tak akan pernah meninggalkan apa pun di belakang. Caroline akan terus membawa kenangannya bersama Bayu. Selamanya.

"I'll always love you," bisik Caroline. Setelah menatap cincin hijau di jari manisnya, Caroline tersenyum lalu masuk ke mobil.

Hexa Note

semua makasih udah mau baca cerita ini...*padahal bukan  saya* 

makasih udah mau vote*virtual hug*

POKOKNYA MAKASIH SEMUA

Summer BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang