12. Jangan Pergi

1.5K 196 42
                                    

🐣🐣🐣

Semalam adalah malam yang panjang buat Sejeong.  Begitupun dengan Hunnie.

Sejeong mengerutkan kedua alisnya,  matanya masih terpejam. Dia masih nyaman dengan tidurnya,  seprai dan bantal yang terkesan empuk dan lembut itu seakan sayang kalau ditinggalkan.

Tetapi entah kenapa, saat ini dia merasakan berat di atas dadanya.  Dia berusaha menggeliatkan badannya guna untuk mengganti posisi tidurnya,  akan tetapi terhalang sesuatu.

Sejeong berusaha membuka kedua matanya, tetapi sangat berat. Mungkin karena dia begadang semalaman.

Seketika matanya terbuka setengah,  dia baru menyadari ada seseorang yang sedang memeluknya.

"Soyee..?" guman Sejeong dengan malasnya.  Ketika dia memegang sebuah tangan itu,  ada keanehan. Mana mungkin ini tangan Soyee.  Tangan ini besar dan begitu kekar.

Sejeong otomatis menepis tangan kekar itu dari tubuhnya.  "Eomonaa.!!" pekik Sejong ketika dia melihat siapa pemilik tangan kekar itu. Jantungnya seakan berhenti berdetak.

Otomatis dia melirik tubuhnya,  memeriksa dengan seksama. Ada kekhawatiran dan kepanikan diwajah Sejeong.

"Woaahh..  Untunglah..!" perasaan lega akhirnya.  Pakaian yang dia gunakan masih utuh tanpa kurang apapun.

"Akhh..  Bagaimana aku bisa berfikir yang tidak-tidak tentang lelaki ini.." Sejeong menatap lekat pada pria disebalahnya. Hunnie,  lelaki yang sangat dekat dengannya saat ini.

Hampir setiap hari Sejeong bersamanya,  saling berbagi cerita dan keluh kesah. Melihat Hunnie yang ngambek,  bermain di taman dan makan es grim favorite. Dan satu yang akhirnya dia sadari,  yaitu dia sangat bahagia dan nyaman bersama Hunnie.

Sejeong  memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Hunnie yang masih terlelap.

"Ya..  Hunnie... Entah kenapa, aku ingin kamu segera sembuh dan hidup dengan normal." lirih Sejeong sambil menyingkirkan rambut poni Hunnie yang menutupi mata terpejamnya. "Kamu juga layak bahagia,  bukan?" Sejeong menghembuskan nafasnya kasar.  "Saat kamu bilang,  kamu ingin pergi.  Entah kenapa, hatiku merasa sakit."

"Kapan hari aku bertanya pada paman Sangho. Dia bilang,  kemungkinan kalau tuan Sehun kembali,  maka kamu pergi... Aku tidak mungkin bertanya padamu..  Karena kamu selalu marah jika aku menyinggung tuan Sehun. Aku tidak mengerti,  pertanyaan tentangmu terlalu banyak dan mengisi seluruh isi kepalaku. Tapi,  kenapa kamu harus pergi?  Tak bisakah kamu bertahan disini? Walaupun tuan Sehun akan kembali dari Kanada? Tak bisakah kita tetap bersama seperti ini,  eoh..?"

Sejeong mengelus lagi surai Hunnie,  ada pergerakan kecil, Sepertinya dia akan bangun. Segera Sejeong menyingkirkan tangannya cepat.

Mata Hunnie mengerjap, sangat Menggemaskan. Tiba-tiba tangan kekar Hunnie memeluk lagi tubuh Sejeong,  lelaki itu menariknya paksa mendekat kearahnya, yah saat ini mungkin Sejeong sudah mengambil peran, menjadi sebuah guling.

Hunnie masih nyaman dengan tidurnya,  sesekali dia mengoceh sendiri.  Membuat Sejeong semakin gemas.

"Yak..  Apa yang aku lakukan?" batin Sejeong. "Kenapa aku terlihat seperti perempuan murahan? Bahkan aku dengan maunya dipeluk-peluk oleh Hunnie seperti ini, apakah aku sudah mengambil kesempatan dalam kesempitan?" Batinnya lagi.

"Dasar mesum.."

Sejeong menatap kedua mata Hunnie yang tetap terpejam. "Hunnie..  Bangun.." panggil Sejeong berusaha membangunkan Hunnie. Dia sesekali menepuk punggung bidang Hunnie.

✔️ WICH LOVE  ♥ ♥ ♥ Sejeong - Sehun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang