24. Pintu yang Rusak

1.4K 171 64
                                    

🐥🐥🐥

Peringatan 10 tahun kematian putra sulung pemilik perusahaan MK group finance dan properti itu telah usai dilaksanakan. Tak banyak yang datang, hanya segelintir orang terdekat dan rekan-rekan dari kalangan elite saja. Media Korea-pun tak bisa menjangkau acara tersebut.

"Yeonseo.. eomma ingin bicara kepadamu." Titah nyonya Oh, memerintahkan putri satu-satunya itu untuk mengikutinya.

Dengan patuh Yeonseo mengikuti langkah ibunya, walaupun dalam hatinya dia ingin sekali mengelak dan memberontak. Dengan acara ini saja sudah membuatnya jengah, kalau bukan memperingati hari kematian kakaknya, mungkin dia sudah hengkang dari sana. Untung saja ada tunangannya yang selalu setia mendampinginya dan juga ada paman Sangho kepercayaannya.

"Ada apa eommoni..?"

"Ya, ada apa denganmu!? Apakah kau sebegitu bencinya pada eomma?"

Yeonseo hanya menelan salivanya. "Ani..." Jawabnya berbohong.

"Syukurlah," lega nyonya Oh. "kalau begitu bantulah eomma untuk membujuk Sehun, agar segera melakukan acara pertunangan itu. Eoh..!"

"Kenapa bukan eommoni saja yang berbicara dengan Sehun?"

"Eomma takut dia akan berontak lagi." Sesal nyonya Oh. "Apakah dia sudah sembuh dari penyakit mentalnya itu?"

"Mwo...? Penyakit mental?! Sehun tidak gila..!" Desis Yeonseo mencoba menahan amarahnya. Mana mungkin dia berteriak-teriak dan membentak ibunya sendiri, belum lagi disini juga banyak orang.

"Yaa... Eomma bukan bermaksud mengatakan Sehun itu gila." Elaknya meyakinkan.

"Sudah...! Cukup eommoni. Sehun seperti itu karena ulah kalian berdua. Tolong jangan ganggu adikku lagi. Jangan paksa dia lagi. Biarkan dia bebas, dan melakukan apa yang dia inginkan." Yeonseo tak kuasa lagi menahan uneg-unegnya. Kemudian dia berlalu meninggalkan ibunya. Yang ditinggal hanya bisa menatap nanar wajah garang putrinya.

"Yah.. sepertinya anak itu masih dendam kepadaku." Guman nyonya Oh prihatin pada dirinya sendiri.

.

.

.

🐥🐥🐥

"Oppa... Bagaimana kalau minggu depan saja acara pertungannya."

"Molla.." jawab singkat Sehun.

"Uhhmm.. oppa tidak ingin menikah denganku?"

"Kita tunggu saja kabar dari kedua orang tua kita."

"Semua kan terserah kita. Kita yang menjalani, jadi kita yang memutuskan."

"Andai saja aku bisa memutuskan keinginanku." Jawab Sehun asal.

"Ya.. mwoya..?! Jangan berfikir untuk meninggalkanku lagi, eoh." Jennie merangkul lengan Sehun kemudian disandarkan kepalanya di bahu bidang milik Sehun.

Sehun pun tidak menggubrisnya. Dia fokus dengan sudut pandang lurus entah kemana. Seketika itu dia melihat kakaknya berjalan kearahnya.

"Kakak..." Panggil Sehun.

"Mwo.." jawab Yeonseo ketus. Lalu berjalan melewati Sehun.

"Tunggu..!" Panggil Sehun lagi. Melihat kakaknya hampir pergi meninggalkannya segera dia menepis tangan Jennie dan bangkit dari duduknya. Sehun mengejar Yeonseo dan menyeimbangkan langkahnya.

"Kau mau kemana kak? Kenapa kau tergesa-gesa?"

"Aku mau mengajak Haejin oppa pulang."

"Lalu, bagaimana denganku?"

✔️ WICH LOVE  ♥ ♥ ♥ Sejeong - Sehun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang