Sepanjang jalan menuju rumah, Dylan mengajak aku berbicara demi memecahkan keheningan. Tidak enak juga jika perjalanan ini di penuhi musik dari Radio, karena pada perjalanan sebelumnya aku mengalami itu. Dylan membelikan aku Cumi Krispi favoritenya ketika dengan sengaja mampir ke toko Cumi favoritenya. Ketika aku menolak di belikan, ia langsung mengelak, "Kita lagi di pantai, gak afdhol kalau gak makan seafood." Ucapnya. Jadi... Yasudah, aku terima saja. Toh aku sudah mulai lapar lagi, kebetulan tadi aku hanya makan sedikit karena aura makan siang yang suram.
"Jadi rumah lo di Bekasi, tapi apartemen lo di Jakarta?" Tanya Dylan setelah masuk ke dalam mobil. Ia menggigit salah satu sisi dari Cumi Krispi, menatap ku sekilas, lalu memasang seatbelt setelah menaruh Cumi Krispinya di atas dashboard.
"Ya." Jawab ku dengan anggukan. "Lo... orang Praha?" Tanya ku. Seingat ku, kata Ghany dia dari Praha. Kota impian ku. Tapi sepertinya salah, karena respon yang ia berikan adalah tautan pada kedua alis.
"Kata siapa?" Tanyanya sembari menyalakan mesin mobil. Belum ada kepastian aku salah atau tidak, karena ia bertanya aku dapat informasi darimana.
"Ghanyleo." Jawabku cepat. Pria itu tersenyum, menahan tawa. Sebenarnya kini pria itu sedang tinggal di Roma, bukan Praha. Tapi ia sempat menetap beberapa bulan di Praha, persis seperti pelariannya saat ini. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Orang kaya mah bebas." Dan Dylan salah satu penganut pepatah tersebut. "Apa gue harus ngambil Course ke Praha ya?" Tanya ku meminta pendapat kepada Dylan.
"Loh? Biar apa?" Tanya Dylan sembari melirik ku sekilas. Tangan kanannya fokus kepada setir, sementara tangan kiri nya sedang memegang bungkusan Cumi Krispi untuk di makan. Ya! Cumi Krispi ini terlalu enak untuk sekedar di anggurkan.
"Biar gak ketemu mantan gue lah. Dia CEO di tempat gue kerja, soalnya kalau gue tetap stay di Jakarta. Banyak kemungkinan untuk ketemu. Gue gak mau ketemu dia lagi." Dylan mengangguk setuju. "Kalau lo lagi liburan di Indonesia, kenapa lo punya mobil? Padahal gue kira lo bakalan nganter gue naik bus." Tanya ku. Pria ini benar-benar unik, aneh, atau mungkin ia salah satu manusia berkasta seperti Dio. Ia bisa membayar hotel berbulan-bulan, dan sekarang ia punya mobil di sini. Ah! Seandainya seperti itu pun, apa pedulinya aku? Aku tak perlu mencampuri kehidupannya. Tapi kalau di pikir-pikir munafik sekali menjadi aku. Aku saja berani mencampuri kehidupan Dylan, dengan pertanyaan tentang mobil, secara tidak langsung aku ingin mencampuri kehidupannya.
"Nyewa." Jawab pria itu singkat. Kalau sekedar menyewa mobil ketika liburan, aku juga bisa. Bisa saja dia ini pria biasa seperti ku. Eh! Aku jadi ingat tentang legenda romantis di Kota Praha. Pasti Dylan mengetahui tentang cerita itu, karena ia sendiri dari Praha. Namun di saat yang bersamaan aku jadi sadar, aku pernah menceritakan kisah ini kepada Dio. Aku tidak bisa kabur ke Praha, karena Dio akan dengan mudahnya menemukan ku seandainya ia mencari ku. Aku pernah bilang, bahwa jika suatu hari aku menghilang, ia bisa menemukan ku di Praha. Tapi pria seperti Dio bisa apa? Licia yang ia tahu kabur ke Bali saja tidak ia datangi, apalagi aku yang akan pergi ke Praha.
"Kayanya gue gak jadi kabur ke Praha." Itu keputusan ku. Mutlak! Dylan tak perduli dengan itu, ia hanya menanggapi ucapan ku dengan mengangkat kedua bahunya sambil menghabiskan Cumi Krispi favoritenya.
-
Aku ini kenapa? Dengan langkah gusar dan wajah murung, aku memasuki rumah duka. Pakaian ku bukan berwarna hitam selayaknya penglayat, tapi putih. Aku tidak terlalu khawatir jika Sore harus meninggal dunia, karena yang lebih ku khawatirkan adalah keadaan Licia. Pasti ia sangat terpukul saat ini. Banyak media yang memotret ku saat ini, mungkin nanti akan ada berita tentang ku juga di laman berita. Aku menolehkan kepala ku sekilas ke arah jajaran wartawan berdiri, dan aku dapat melihat Ratu di sana. Pasti benaknya sedang di penuhi tanya tentang sahabatnya. Sungguh! Aku sendiri juga tidak tahu bagaimana akhir kisah cinta ku bersama Sarah. Ia tidak mengatakan putus kepada ku, namun secara garis besar ia melepaskan ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/147160503-288-k616158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Foolish Love! (COMPLETED)
RomanceNama ku Sarah Darmawan, aku senang membagi kebetulan-kebetulan yang menyenangkan dan keputusan-keputusan Semesta yang mengejutkan. Ini kisah cinta ku bersama nya, yang entah bagaimana ujung nya.