Ada satu kisah lucu setelah yang lama telah berakhir. Aku pernah merasa heran karena kisah ini selalu di warnai oleh kisah cinta Sore dan Licia, tapi pada akhirnya aku jadi tahu kalau semua bagai benang merah menyakitkan yang akan menyerang ku kelak. Dan yang tambah lucu lagi, aku dan Dio saling menghindari di kantor. Kita terlihat seperti pasangan Sekolah Menengah Pertama yang sedang berusaha Move On sementara kami berada di sekolah yang sama.
Dengan make up hampir tiada dan rambut sedikit tidak beraturan, aku masuk ke dalam flat apartemen ku. Ini sudah lewat satu minggu dari hari putus ku, dan besok aku akan menjalani test beasiswa di kedutaan. Ratu yakin betul kalau aku bisa mendapatkan beasiswa, tapi aku tidak terlalu yakin meski TOEFL ku lebih dari 800. "Mbak Raelee katanya mau ke sini." Nah ini yang mau aku ceritakan juga. Semenjak Mbak Raelee datang ke sini, kami memutuskan untuk membuat grup chat bernama The Girls dengan harapan ingin memiliki geng seperti Nia Ramadhani.
"Ngapain?" Tanya ku yang tidak membaca satu pun percakapan dari grup karena terlalu sibuk mengedit naskah.
"Mau marah-marah sama lo yang gak bilang-bilang kalau besok bakalan test di kedutaan Itali." Raelee muncul dari balik punggung ku secara tiba-tiba. Aku jadi curiga, apa mungkin selain Peramal, Raelee juga bisa teleportasi seperti Kai EXO? Tanpa mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang bergelut di benak ku, Mbak Raelee berjalan mendahului ku untuk melihat Makaroni Schotel buatan Ratu yang berada dia atas meja Pantry. "Wow! Kelihatannya enak Rat." Komentar Mbak Raelee dengan mata berbinar seperti manik baju.
"Iya! Abis dapat resep dari teman SMA." Ucap Ratu dengan bangganya. Ia memberikan satu buah garpu kepada Mbak Raelee sebagai izin untuk mencicipinya. Sementara aku? Melempar tubuh dengan lemas ke atas sofa.
Semalam ayah menelepon ku. Katanya ia tak mau aku memaksakan diri mengejar beasiswa di tengah-tengah kesibukan perkantoran ku, dan ia menawarkan diri dengan entengnya bahwa ia bisa membiayai studi ku. Aku menolaknya, tentu karena merasa sangat merepotkan dan ada kesempatan bagus yang ku dapat dari beasiswa ini. Besok aku akan test bukan hanya untuk course, tapi untuk melanjutkan studi S2 di Italia.
"Pusing amat muka lo." Komentar Ratu sembari membuka celemeknya. Aku menatap kedua sahabat ku itu, Ratu yang sedang melipat celemek, dan Raelee yang sedang terkesima setelah memasukkan sesendok Makaroni Schotel ke dalam mulutnya. Aku yakin akan merindukan flat ini dan Ratu yang selalu mewarnai suasana ku selama berada di flat ini. Kalau masalah Raelee, aku akan rindu ramalan-ramalan anehnya yang belum tentu benar.
"Stress sebelum test ya lo?" Tanya Mbak Raelee. Wajahnya sudah tak semenyedihkan sebelumnya. Mungkin karena sudah tidak ada beban cinta pertama di dalam hatinya setelah kepergian Sore. Aku berdiri dari duduk ku, menghampiri kursi Pantry, dan ikut mencoba Makaroni Schotel buatan Ratu yang di anggap "Juara!" oleh Mbak Raelee.
"Apanya?" Tanya Ratu penasaran.
"Rasanya." Jawab Mbak Raelee membuat Ratu terbuai akan pujian. Tapi memang enak sekali sih Makaroni Schotel ini, aku mengangguk setuju. "Lo ngambil beasiswa S2 ya kata Ratu, dimana?" Tanya Mbak Raelee, kini tatapannya teralihkan pada ku.
"Ya. Di Sapienza University Roma. Itu juga kalau dapat... kalau gak dapat yaudah. Gue bakalan coba apply beasiswa course di Praha." Jelas ku. Dan semenjak kami punya group chat, aku jadi berani berbicara tidak formal dengan Mbak Raelee. Mbak Raelee mengangguk. "Eh iya Mbak! Naskah lo udah kelar, besok vote cover..."
"Dan lo minggat dari D'Media sebelum Premiere buku gue." Mbak Raelee melipat kedua tangannya di depan dada. Aku tertawa tanpa dosa sembari menikmati Makaroni ku. "Lo ngantor gini, gimana sama Dio?" Tanya Mbak Raelee.
"Gak gimana-gimana, cuma saling diem aja kaya anak SMP." Bukan aku yang menjawab, tapi Ratu yang sedang membuka kulkas untuk menambahkan beberapa balok es ke dalam kopi susunya. Aku menghelakan nafas ku, sudah berkali-kali selama seminggu ini banyak orang di sekitar ku membahas soal hubungan ini. "Dia gak ada minat basa-basi minta maaf atau berterimakasih gitu? Lo ngelepas dia dengan hati yang berat demi dia bahagia sama Licia kan. Gak ada pesan perpisahan gitu?" Nah untuk masalah ini, sepertinya aku yang akan berpamitan dengan dia. Tapi karena pasti di anggap memalukan, yasudah, aku mengangkat kedua bahu ku saja.
"Ya tuhan! Yang sabar yaa sayang. Demi ngedit buku gue lo harus bertahan di kantor. Gue jadi gak enak." Mbak Raelee memeluk ku dari samping. Aku mengangguk saja. "Tapi pasti di Italia nanti lo bisa nemuin yang lebih baik lagi. Dunia ini luas..." Mbak Raelee menggelengkan kepalanya. "Ah sok ngasih petuah bijak. Gue aja gak nemu-nemuin jodoh." Lanjutnya. Aku dan Ratu otomatis tertawa. Aku yakin, wanita seceria Mbak Raelee pasti akan menemukan jodoh yang paling baik di dunia ini.
"Eh Mbak! Lo gak pake make up ternyata muda juga ya?" Komentar Ratu secara blak-blakan. Biasanya aku melihat Mbak Raelee dengan make up Smokey yang membuatnya terlihat tua, ternyata wajahnya benar-benar Babyface. Mbak Raelee menyentuh wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Masa sih?" Tanyanya dengan pipi tersipu malu. Aku dan Ratu mengangguk kompak. Sore itu kami menghabiskan waktu bersama. Aku dengan beberapa buku TOEFL di atas meja ruang tamu, Mbak Raelee yang sedang menulis cerita barunya, dan Ratu yang sedang serius menonton Drama Korea. Aku senang dengan bertambahnya Mbak Raelee dalam lingkup per-Apartemen-an ku. Aku harap Mbak Raelee akan terus datang ke flat ini menemani Ratu saat aku pergi nanti.
-
Aku rapuh! Dengan seri secerah mentari, hujan ku menetap di lubuk hati. Rinai hujan seolah enggan terpanggil, dengan cuaca yang amat cerah, rintik gerimis menelusuri jalan ku. Katanya ini hujan orang mati. Mungkin bukan mahluk hidup yang mati, tapi hati ku. Rasanya perih sekali, apakah hati bisa sakaratul maut? Atau mungkin aku saja yang melebih-lebihkan.
Dengan langkah cepat, aku berteduh di balik halte bus. Hujan seperti ini hanya akan bertahan sebentar. Tapi kalau aku tetap menerobos, katanya bisa membut ku demam, sakit. Sama seperti patah hati ini, sebentar, berakhir sakit, tapi membekas.
Memori ku berputar kembali, untung kami tidak memiliki kenangan dengan hujan. Mungkin hati ku akan mati suri seketika jika kami benar-benar memiliki kenangan manis seperti itu. Aku menatap jam tangan pada pergelangan mungil ku, sudah jam tiga sore. Waktu ku berlalu cepat, selamat tinggal Dio! Ku tinggalkan sepucuk Surat Resign termanis di atas meja mu. Semalam aku tidak belajar untuk ujian beasiswa, yang ku buat hanyalah menyiapkan perpisahan terpedih dan manis dalam amplop cokelat tersebut. Ku rasa, kamu sudah membacanya!
SURAT PENGUNDURAN DIRI
Jakarta, 10 Maret 2019
Kepada Yth,
CEO D'Media
Jl. Kuningan Raya No. 123
INDONESIADengan hormat,
Melalui surat ini. Saya Sarah Dharmawan bermaksud untuk mengundurkan diri dari D'Media sebagai Staff Editor, terhitung sejak tgl 12 Maret 2019. Saya mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang di berikan kepada saya untuk bekerja di D'Media. Saya juga memohon maaf kepada Radhya Aldio Sardi selaku CEO D'Media yang selama ini telah memberikan kenangan indah selama satu tahun saya bekerja.Tidak ada antonim di dalam sebuah surat resmi, maka di mana ada awal, tidak ada yang namanya akhir. Seperti pada sebuah ujung jalan, kita tak pernah tahu apa yang ada di balik tembok. Yang kita tahu di sana hanyalah batas. Saya harap kamu bahagia bersama Licia. Terimakasih Dio!
Hormat saya,
Sarah DharmawanAkan ku tata kembali semua yang rapuh, entah bagaimana bisa ku nanti. Ku dengar burung pembawa kabar berseru di penjuru kantor, kabarnya kamu akan menikah dengan Licia dan berita kedua berisi tentang gerhana. Ah! Menjadi gerhana adalah bisa ku. Bebentuk indah, tapi sukar untuk di pandang. Berharap di pandang, tapi beberapa detik kemudian pergi dengan sejuta kenangan menyeruak di penjuru bumi atau bahkan di lubuk hati mu. Terimakasih pernah menjadi mentari yang memeluk ku, meski hanya sesaat. Selamat atas pernikahannya dengan Licia!
SELESAI
SAMPAI KETEMU DI SEQUEL KEDUA!
![](https://img.wattpad.com/cover/147160503-288-k616158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Foolish Love! (COMPLETED)
RomanceNama ku Sarah Darmawan, aku senang membagi kebetulan-kebetulan yang menyenangkan dan keputusan-keputusan Semesta yang mengejutkan. Ini kisah cinta ku bersama nya, yang entah bagaimana ujung nya.