Benni lagi. Seperti biasa, aku berangkat ke kantor dan berbincang dengan Benni. Hari ini ia sedikit berbeda, pakaian nya tidak dandy dan eyecatching seperti biasanya. Celana gombrong dengan banyak kantong berwarna hijau tua, dan kaus lengan panjang tebal berwarna cokelat muda. Yang aku benci adalah sepatunya, sepatu gunung hitam dengan list garis berwarna merah. Anak ini kenapa? Tanya ku ketika sedang menilai penampilan nya. Aku berdeham sembari melipat kedua tangan ku di depan dada.
"Kenapa?" Tanya Benni sembari menaruh tas gunung berwarna kuning soft di atas kursi kerjanya. Aku pun berdiri sambil menatap bandana hijau tua yang ada di rambut ikalnya.
"Mau ngambil cuti lagi Ben?" Bukan aku yang bertanya, tetapi Mbak Nelin yang baru saja datang entah darimana. Tatapan ku langsung teralih pada wajah asam Mbak Nelin.
"Yoi dong Mbak! Ini proposalnya." Benni menunjukkan map biru dengan senyum manisnya.
"Bentar! Bentar! Bentar!" Mbak Nelin menggoyangkan telunjuknya di hadapan muka Benni. "Kamu kan kemarin sudah ambil cuti!" Tunjuknya kepada Benni, aku diam dan menyimaknya.
"Masih ada sisa dua hari kok Mbak!" Elaknya. "Coba deh Mbak cek!" Lanjut Benni sembari menyerahkan proposal pengajuan cuti nya kepada Mbak Nelin. Mbak Nelin membuka proposal tersebut.
"Gila! Mau ngajuin buat cuti besok sama lusa?" Ucap Mbak Nelin sembari menutup kembali proposalnya.
"Apa sih yang gak bisa di acc sama Mbak Nelin?" Ucap Benni dengan begitu manisnya. "Rencananya saya mau berangkat empat hari mulai besok Mbak! Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu! Saya bakalan terbang ke Cappadocia dan ngeliput festival balon udara di sana. Minggu besok konten penulisan bagian traveling bakalan bagus banget, dan yang pasti sekarang Mbak harus banget nge-acc cuti saya. Karena apa? Karena semalem saya sudah bergadang demi midnight sale tiket pesawat ke Myanmar malam ini!" Cerocos Benni penuh keyakinan, tangan nya pun sudah telungkup di depan dada, memohon kepada Mbak Nelin agar memberi izin untuk pengajuan cutinya.
"Tapi kan kamu editor! Bukan bagian content writer!" Mbak Nelin masih bersih kukuh dengan keputusan nya.
"Ya namanya juga usaha Mbak!" Benni menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Sumpah deh Mbak! Saya udah rela banget ini fotoin Festival Balon Udara buat konten minggu besok! Saya mah gak nuntut di bayarin ke Cappadocia nya, saya cuma minta liburan." Ucap Benni dengan tampang sedihnya. Aku jadi ikutan sedih. Pasti Benni sangat ingin ke Cappadocia.
"Terus tugas kamu siapa yang selesaikan?" Tanya Mbak Nelin dengan sebelah alis terangkat.
"Saya bisa kok Mbak! Kebetulan deadline penyuntingan saya tinggal satu buku, dan mungkin nanti sore sudah selesai. Emangnya lo punya tugas apa Ben?" Ucap ku tanpa berpikir panjang di akhiri sebuah pertanyaan.
"Penyuntingan satu buku lagi Sar! Udah 50% sih..." Jawab Benni cepat.
"Yaudah saya yang handle aja." Apa salahnya membantu teman? Benni otomatis mendekatkan tubuhnya ke tubuh ku.
"Bener banget tuh Mbak!" Timpal Benni.
Mbak Nelin mengangkat kedua bahunya. "Terserah kalian aja." Ucapnya lalu berlalu meninggalkan aku dan Benni yang sedang bernafas lega. Aku tersenyum puas, senang rasanya bisa membantu Benni mewujudkan keinginan nya.
"Sumpah terbaik emang lo Sar!" Benni menepuk-nepuk bahu ku bangga. "Gue bakalan bawain lo gantungan kunci asli dari Cappadocia!" Janjinya penuh kemantapan sementara aku hanya menanggapinya dengan kedua alis terangkat sembari mengangguk. Tugas ku bertambah. "Deadline Sabtu ya!" Ucap Benni lagi.
"Jumat juga udah selesai sama gue mah." Sela ku sombong. Benni otomatis mengacak rambut ku, mata nya pun mulai menipis seperti lubang celengan, ia tersenyum. "Lo emang suka ngambil cuti gini ya?" Tanya ku. Benni menjawabnya dengan anggukan mantap.
![](https://img.wattpad.com/cover/147160503-288-k616158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Foolish Love! (COMPLETED)
Roman d'amourNama ku Sarah Darmawan, aku senang membagi kebetulan-kebetulan yang menyenangkan dan keputusan-keputusan Semesta yang mengejutkan. Ini kisah cinta ku bersama nya, yang entah bagaimana ujung nya.