Mengingat perpisahan ku dengan Ayu dan Beni, akhirnya pukul sepuluh pagi aku sampai di Bali. Di sambut oleh patung selamat datang dan Mobil jemputan Online aku menuju tujuan utama ku. Kintamani. Galeri besar milik Keluarga Ngurah Made Cokorda dan Dayu Licia Cokorda anak wanita keluarga tersebut yang licik ketika mencintai seseorang, ku dengar katanya ia jahat. Bahkan kata pegawai di galeri nya, ia pernah meninggalkan seorang pria begitu saja dengan alasan agama yang berbeda. Memang sih, agama adalah pembatas yang kuat untuk menghalangi segala nya. Tapi ku rasa semua nya bisa di diskusi kan tanpa ada seseorang yang harus di sakiti.
Aku datang ke Bali untuk menjemput lukisan Surealis unik karya Nyoman Cokorda, judul nya Ujung Dunia. Sebuah gambar kapal Pelayar yang menemukan ujung dari sebuah laut. Mungkin bagi kalian gambar seperti ini tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk di pandang, tapi bagi kaum penikmat seni, gambar ini sangat di cari. Dan aku sebagai kolektor yang hobi menjual akan mendapatkan gambar tersebut dengan susah payah, meski harus menggoda Licia untuk meluluhkan hati jahat nya.
"Enggak! Ini masih jadi koleksi favorit di galeri ini." Ucap wanita berkebaya kuning dengan bunga Samboja putih di telinga nya. Lihat! Susah kan?
"Satu Miliar deh?" Aku mulai menawar. Wanita berambut lurus tersebut langsung menatap ku tajam, aku pun memundurkan kepala ku sedikit karena terkejut dengan tatapan nya.
"Kita Dating, lukisan ini punya kamu..." Fakta kedua. Ia menyukai ku, meski fakta yang pertama memimpin. Aku dan dia sama-sama beda agama seperti dia dengan mantan kekasih malang nya. Aku Kristiani dia Hindu.
"Kenapa harus Dating ya tuhan?" Aku mengusap wajah ku kasar. Wanita itu tersenyum licik.
"Soal nya aku suka kamu." Jawab nya santai. Baru kali ini aku melihat wanita yang menginjak-injak harga diri nya sendiri di depan pria. "Kata nya kamu ngeluarin buku?" Lanjut nya dengan pertanyaan. Aku terdiam menatap nya frustasi. "Gak usah Stress gitu lah, aku pasti kasih lukisan ini ke kamu kok... kan papa ku Donatur besar galeri kamu juga. Tapi kita Dating yaa?" Ucap nya sembari mengusap rambut ku tanpa izin. Aneh nya aku diam dan menurut seperti anak anjing yang di beri umpan daging segar berupa lukisan. "Sore?" Licia meminta kejelasan.
"Oke!" Ku bilangkan aku harus meluluhkan hati jahat nya. Ia melingkarkan kedua tangan nya di tengkuk ku, lalu mengecup pipi ku tanpa dosa.
"Kita dating di Jakarta saat aku mengantarkan lukisan ke kamu, aku benar-benar suka sama kamu." Bisik nya saat ia memeluk ku dengan mesra di tengah galeri sepi nya.
-
Ini benar-benar malam minggu menyenangkan ku dan Ratu, tidak ada Reno, tidak ada naskah yang harus di edit, yang ada hanya lima bungkus Chiki, satu botol cola ukuran satu liter dan barisan file film Drama Korea yang Ratu pinta dari teman nya. Benar-benar sempurna. Ku rasa Dio tidak akan mengusik ku karena ia harus menghadiri perdana peluncuran buku milik Sore. Harus nya aku datang, tapi Dio melarang. Kata nya ia akan cemburu seperti saat ia memergoki ku dengan Sore di Restoran Ayam Kyochon. Harus nya aku tidak usah mendengarkan nya, bagaimana pun aku Editor buku tersebut. Tapi, aku tidak mau menyakiti hati Dio. Aku lebih memilih menyakiti hati Sore dengan alasan bertemu penulis lain di luar kota, ini usul Dio. Ia benar-benar tidak mau melihat ku dengan Sore.
"Mau makan malam Pizza atau apaan nih Sar?" Tanya Ratu sembari mengambil handphone nya di atas rak pendek yang ada di ruang tamu.
"Apa ya?" Tanya ku sembari berfikir. Aku pun menyandarkan kepala ku ke bantal besar yang ku taruh di atas karpet. Biasanya ketika ingin marathon Drama Korea, aku dan Ratu sengaja menyingkirkan meja ruang tamu agar bisa tiduran di lantai. "Yang Indo dong! Bosen makan ala bule. Taichan apa?" Tanya ku pada Ratu.
"Ih gue mah mendingan ayam goreng pake sambel matah! Kenyang!" Ucap Ratu sembari duduk di samping ku. "Lo belom makan Nasi Sar!" Ratu memperingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foolish Love! (COMPLETED)
RomanceNama ku Sarah Darmawan, aku senang membagi kebetulan-kebetulan yang menyenangkan dan keputusan-keputusan Semesta yang mengejutkan. Ini kisah cinta ku bersama nya, yang entah bagaimana ujung nya.