Kau tidak akan pernah tahu wujud asli monster yang selalu berada di sampingmu
~•¤•~
Suara kicauan burung, terdengar nyaring di pagi hari. Ainsley mengerjap-ngerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan fokus. Lantas, ia pun segera mengecek jam tangan. "Pukul 04.30."
Dimulai beranjak bangun dari atas ranjang seraya melipat selimut yang berantakan, mata Ainsley sedikit membengkak. Sejak tadi malam ia tidak bisa tidur. Bukan karena berita mendadak kedatangan ayahnya melainkan teka-teki yang tertulis di dalam jurnal.
Sudah puluhan kali Ainsley mengusir semua gambaran jurnal dari dalam kepalanya. Namun, hasilnya tetap sama. Bahkan sekarang, Ainsley masih memikirkan teka-teki dari dalam jurnalnya itu. Seakan-akan, memiliki daya tarik yang kuat untuk mempengaruhi orang lain.
Ainsley membuka pelan jendela kamarnya. Angin dingin menerpa lembut. Terdengar jelas gemerisik pepohonan rindang.
Si Felton Kecil dapat menyaksikan secara jelas, keramaian Kota Shea di waktu yang dapat dikatakan terlalu pagi untuk beraktivitas.
Sorot matanya tidak sengaja tertuju pada taman kota yang dikelilingi trotoar. Letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Mungkin jika diukur, kira-kira jaraknya 1 km dari kediaman Keluarga Felton.
"Aku harus ke sana!" Ainsley bergumam sembari mengambil tas ransel yang berada di atas kursi. Lalu sebuah senter, buku catatan kecil, satu bulpen, buku jurnal, botol minum, sebungkus roti tawar kemarin malam, peta, beberapa tali dan kompas untuk dimasukkan ke dalan ranselnya. "Oh ... astaga, aku lupa! Kakek kan menghukumku untuk tidak keluar rumah!" gumam Ainsley sembari menjitak pelan kepalanya sendiri.
Ainsley duduk di pinggir ranjang, memikirkan sesuatu agar bisa keluar dari rumah ini. "Apa aku harus meminta maaf kepada kakek saja ya? Sepertinya percuma saja. Bagaimana dengan bibi Clara atau nenek? Ah ... tidak, aku bisa menebak hasil akhirnya. Ujung-ujungnya pasti tidak diizinkan."
Ainsley menoleh, memandangi Isabel yang tertidur di ranjang seberang. Lantas dia pun beranjak berdiri, merobek sebuah kertas lalu menuliskan sesuatu di sana.
"Untuk: Isabel
Aku pergi sebentar, tidak akan lama kok!
Dari: Ainsley "
"Nah sudah!" Ainsley berujar senang seraya meletakkan kertas itu di atas meja. Ainsley pun mengganti pakaian tidurnya dengan baju hangat berwarna ungu. Tak lupa, Ia memakai syal. Gadis itu juga mengenakan rok hitam beserta celana leging pendek selutut.
Ainsley menutup tas ranselnya lalu menggendongnya. Gadis itu mengambil beberapa selendang milik Nyonya Felton yang diletakkan di dalam lemari Isabel. Lalu diikat menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainsley Tricks: The Mysterious Puzzle
FantasyAinsley Felton, gadis manis yang tidak pernah percaya pada keajaiban. Hidupnya berubah terbalik ketika mengunjungi kakeknya di Kota Shea. Kota misterius yang tidak pernah terlihat di peta maupun satelit. Awalnya, liburan akhir tahun di Kota Shea ada...