Nyanyian indah terkadang membuatmu terlena hingga melupakan segalanya
~•¤•~Angin dingin tak kunjung berhenti berhembus. Suara gemerisik dedaunan terdengar cukup padu dengan kabut pekat yang menyelimuti kawasan Hutan Wysperia.
Untungnya kabut pekat itu tidak cukup tebal, sehingga memudahkan Ainsley memandang keempat teman sepetualangannya dari jarak yang cukup jauh sekalipun.
Sebenarnya, Ainsley ingin menyalakan senternya agar perjalanan mereka tidak terlalu gelap untuk dilalui. Namun, dia jadi teringat Luke yang mana kekuatannya akan melemah jika terkena cahaya. Jadi, Ainsley secara terpaksa harus tetap bertahan di dalam hutan setengah gelap ini tanpa menggunakan penerangan.
Sudah sekitar tiga puluh menit lamanya mereka berjalan menelusuri hutan bernuansa seram. Namun, mereka berempat tak kunjung menemukan portal yang dicari.
Berbagai pohon berdahan unik dan ribuan semak belukar kerap mereka jumpai selama perjalanan. Bahkan, Hugo yang entah sejak kapan sudah berjalan di sebelah Ainsley hanya bisa menghela napas bosan menatap keheningan hutan sembari memainkan kekuatan listrik dengan jari telunjuknya.
"Luke, apakah kau yakin kita sudah berjalan di jalur yang benar?" tanya Hugo memecah keheningan.
Luke yang berjalan di bagian depan tidak langsung menjawab pertanyaan Hugo. Kedua sorot mata laki-laki ilusi itu masih terpaku dengan peta usang yang dibawanya.
"Menurut peta ini, kita sudah berada di jalan yang benar. Jika tetap mengikuti garis, kira-kira tidak sampai lima menit, kita akan menemukan ujung hutan," jawabnya sembari menunjuk garis di dalam peta.
Hugo yang mendengar jawaban dari Luke hanya bisa mengangguk pelan dan kembali terdiam, menatap hutan penuh semak belukar itu lagi.
Sementara Rasbeth, dia lebih memilih terdiam menikmati diorama hutan sembari mengikuti panduan Luke. Ia terlihat seperti penjaga yang patuh terhadap tuannya, menurut Ainsley.
"Rasbeth," panggil Ainsley. Membuat nama gadis yang dipanggilnya itu menoleh ke arahnya. "Maaf jika aku tidak bisa membebaskanmu dan anak-anak yang lain ketika berada di kastil," ucapnya dengan nada rendah. Ainsley menundukkan sedikit kepalanya.
Kalimat yang berhasil dilontarkan oleh Ainsley sontak membuat Luke dan Hugo tersentak terkejut. Namun, mereka berdua berusaha untuk tetap tenang agar tidak mencampuri urusan para gadis.
Rasbeth awalnya sempat terkejut, sebuah senyuman persahabatan kembali tersungging di wajahnya. "Untuk apa meminta maaf?"
Ainsley yang mendengarnya, lantas kembali mengangkat kepala lalu menatap Rasbeth dengan raut wajah tidak menggerti.
"Tidak perlu meminta maaf. Kau sudah berusaha sekeras mungkin untuk membebaskan mereka. Aku tahu, melawan makhluk seperti Fis tidaklah mudah. Namun percayalah, Tuhan selalu ada untuk menyertai kita semua. Sekarang, aku harap kau bisa menyelamatkan semua orang yang berada di Kota Shea," tutur Rasbeth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainsley Tricks: The Mysterious Puzzle
FantasíaAinsley Felton, gadis manis yang tidak pernah percaya pada keajaiban. Hidupnya berubah terbalik ketika mengunjungi kakeknya di Kota Shea. Kota misterius yang tidak pernah terlihat di peta maupun satelit. Awalnya, liburan akhir tahun di Kota Shea ada...