~•¤•~
"Oke, Luke." Ainsley menghela napas panjang, berusaha menutup hidungnya dengan mengikatkan sepotong kain putih milik Luke ke wajah. "Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Tentu saja keluar dari sini." Luke menjawab singkat.
"Ya aku tahu itu, tapi bagaimana caranya kita keluar dari sini kalau pintu keluarnya masih menghilang?" Ainsley menunjuk sesuatu di belakang Luke, di mana pintu yang ia masuki menghilang.
"Menghilang? Kau bercanda? Sekarang kita sudah tidak terkena efek asap ilusi lagi ...." Kalimat Luke terhenti setelah berbalik badan ke arah pintu yang dimaksudkan oleh Ainsley.
"Sudah aku katakan bukan?" Ainsley melirik Luke telah berdiri kaku menatap tebing berbatu yang seharusnya menjadi pintu keluar mereka.
"Tidak mungkin, apakah monster itu sudah menambahkan efek ilusinya ke tingkat tinggi? Sehingga membuat pintunya tetap menghilang?" gumam Luke pelan namun masih terdengar oleh Ainsley.
"Monster? Apakah Fis melakukannya lagi?" sahut Ainsley.
Luke terkekeh. "Bukan Fis, heh."
"Lalu siapa?" Ainsley penasaran.
Bukannya menjawab, laki-laki itu justru berjalan pergi meninggalkan Ainsley sembari menyusuri tebing yang mereka injak.
"Hey! Kau mau ke mana?" panggil Ainsley setengah berteriak ketika dilihatnya Luke sudah berjalan cukup jauh. Dia berlari menyusuli Luke. Namun disela-sela larinya itu, suara auman mengerikan kembali terdengar--- mengakibatkan ribuan monster lain yang terkurung berteriak satu sama lain.
ROAAARRR.
Luke menghentikan langkah kakinya. Dia mengadahkan kepalanya ke atas, menatap sumber suara. "Bagon," gumamnya pelan.
"Apa?"
"Makhluk itu bernama Bagon dari sel penjara nomor 314. Karena kesakitan, monster ular menambahkan efek ilusinya menjadi tingkat tinggi, sehingga membuat pintu yang asli menghilang," ucap Luke kepada Ainsley yang sekarang sudah berdiri tepat di sebelahnya.
"Bukannya tadi kau bilang ... semua ilusi di tempat ini buatan Fis?" tanya Ainsley memastikan.
Luke menghela napas cukup panjang. "Ainsley," panggilnya berusaha untuk bersabar. "Bagon juga makhluk ciptaan Fis, bukan? Jadi, secara tidak langsung Fis menjadi dalang dari semua ini."
"Oh, oke." Ainsley menganggukkan kepalanya setuju.
"Kita harus mencari jalan keluar dari tempat ini, tapi bagaimana caranya? Andai saja aku memiliki sebuah alat yang bisa digunakan di situasi genting, heh." Luke berjalan memutar.
"Alat? Kenapa aku tidak memikirkannya sejak tadi?!" Bagaikan cahaya ilahi yang menerobos masuk ke dalam kepalanya, Ainsley secara tiba-tiba menemukan ide cemerlang yang akan membantu mereka keluar dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainsley Tricks: The Mysterious Puzzle
FantasyAinsley Felton, gadis manis yang tidak pernah percaya pada keajaiban. Hidupnya berubah terbalik ketika mengunjungi kakeknya di Kota Shea. Kota misterius yang tidak pernah terlihat di peta maupun satelit. Awalnya, liburan akhir tahun di Kota Shea ada...