Aroma apel akan membuatmu lupa tentang masalah hidup
~¤•¤~
Ainsley duduk bersila dibawah pohon apel milik keluarga Felton yang letaknya sedikit jauh dari rumah. Kedua tangannya menumpu pipi sembari bermuram durja. Gerutuan pelan terdengar begitu mengusik menyaingi angin. Bahkan, kucing liar berlari ketakutan setelah menatapnya.
Dedaunan yang telah berubah menjadi merah kecoklatan kian berjatuhan di atas rerumputan liar. Ainsley mendengkus kesal karena tak kunjung menemukan robekan kertas yang selama ini hilang dari jurnalnya.
Ainsley membuka buku jurnalnya sekali lagi. Dengan tekad kuat, dia berusaha kembali mencari petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu berada di benaknya.
"Ainsley! Kamu dimana?" panggil Isabel berulang kali, mencari keberadaan sepupu gilanya ke segala tempat. Gadis yang dicari lantas menoleh dengan sedikit terkejut.
"Isabel! Kenapa anak itu datang kemari?" pikir Ainsley setengah kaget. Dia berusaha kembali memasukkan buku jurnalnya ke dalam kantong.
"Ainsley! Keluarlah jangan ber-"
"Aku disini!" Ainsley melambai-lambaikan kedua tangannya kepada Isabel.
"Hey ... Sley, Kakek memanggilmu," kata Isabel dengan napas terputus-putus.
"Hah? Kakek? Untuk apa?" tanya Ainsley tidak mengerti.
Bukannya menjawab, Isabel justru menyandarkan diri di bawah pepohonan seraya memejamkan kedua mata birunya.
"Isabel!"
"Astaga aku capek. Karena kamu, aku harus bersusah payah berjalan jauh dari rumah," celetuk Isabel
Ainsley memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa orang di sampingnya ini mengatakan hal-hal yang begitu manja, layaknya anak kecil berusia 5 tahun. Padahal jarak rumah ke pohon apel hanya terpaut 16 meter.
Isabel membuka kedua matanya, dia melirik Ainsley. "Kakek memanggilmu karena sudah waktunya jam makan malam, kau tidak lihat ini sudah sore?"
Setelah mendengar kalimat Isabel, Ainsley secara spontan menatap langit yang warnanya kian berubah menjadi oranye keunguan. Dia tidak menyangka waktu cepat berlalu akhir-akhir ini.
"Nah baru sadarkan? Ayo pulang! Aku sudah lapar," ucap Isabel seolah-olah tahu apa yang dipikirkan sepupunya. Tak lama kemudian, dia bergegas berdiri, lalu pergi mendahului Ainsley.
🎪
Berbagai makanan lezat telah tersaji di atas meja bertaplak putih. Mulai dari sup rumput laut hangat, tumis jamur, daging sapi panggang dan yang terakhir ... tentu saja coklat panas—hidangan yang paling disukai oleh Ainsley dan Isabel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainsley Tricks: The Mysterious Puzzle
FantasyAinsley Felton, gadis manis yang tidak pernah percaya pada keajaiban. Hidupnya berubah terbalik ketika mengunjungi kakeknya di Kota Shea. Kota misterius yang tidak pernah terlihat di peta maupun satelit. Awalnya, liburan akhir tahun di Kota Shea ada...