~•¤•~
Ainsley menghela napas lega ketika berhasil membuka penutup ventilasi yang sangat berkarat tepat waktu. Gadis itu merangkak masuk ke dalam. Ia harus segera menemukan Rasbeth bagaimanapun caranya.
Rasbeth tertangkap karena kesalahan Ainsley, maka dari itu dia harus bertanggung jawab untuk membebaskannya.
Untung saja, anak laki-laki berjubah hitam tadi berusaha mengulur-ulur waktu dengan mengajak monster tersebut berbincang. "Jadi, namanya adalah Hugo? Tunggu sebentar! Bukannya barusan monster ular memanggil Hugo dengan sebutan jendral 'kan? Dugaanku benar. Kalau Hugo adalah anak buahnya Fis."
Ainsley terdiam beberapa saat. "Berarti, secara tidak langsung keberadaanku sudah terlacak olehnya." Dia spontan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bodoh! sekarang tamatlah hidupku, anak itu pasti akan melaporkan semua kejadian tadi kepada Fis! Tapi ... jika anak itu ingin melapor, kenapa ia harus menyelamatkanku dari monster berambut ular? Sebenarnya, apa yang sedang dipirkannya?"
Ainsley memikirkan semua kejadian tadi hingga lima menit lamanya. Tak terasa gadis itu sudah berjalan cukup jauh, sehingga terlihat penutup ventilasi lain di ujung lorong.
"Ventilasi lagi? Tempat ini sebenarnya kastil atau toko bangunan sih? Sudah berapa banyak ventilasi yang aku temukan di tempat ini?"
Ainsley berjalan merangkak mendekati ventilasi tersebut. Si Felton Kecil berniat memeriksa suasana luar dari celah-celah ventilasi.
Sejauh mata memandang, terlihat koridor gelap yang hanya diterangi secercah cahaya temaram. "Sepertinya, ventilasi tadi menuntunku ke koridor kastil. Di mana para penjaga berkepala beruang? Tempat ini terlihat sangat sepi."
Trrrttt.
"Suara monster lagi." Ainsley terkejut, memantau keadaan di luar dari dalam ventilasi yang menurutnya sangat aman. Satu monster berkepala sosis berjalan seraya mendorong troli makanan bertaplak merah. "Sepertinya, juru masak berkepala sosis ini hendak mengantarkan makanan."
Suara derit roda troli terdengar nyaring di telinga Ainsley. Hingga membuatnya secara spontan menutup gendang telinga dengan tangan.
"Berhenti!"
Terdengar suara lain---berasal dari koridor depan---monster berkepala sosis lantas berhenti tepat di depan ventilasi milik Ainsley.
Monster berkepala beruang mengenakan seragam lengkap khas seorang prajurit, berjalan kemari. "Apa yang kau bawa?!"
"Makanan," jawab monster sosis.
"T-tunggu sebentar mereka bisa berbicara? Kupikir mereka satu saudara dengan monster kelinci," pikir Ainsley seakan-akan mendapatkan pengetahuan baru.
"Ke mana kamu akan membawanya?"
"Ruang penyiksaan," jawab monster sosis itu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainsley Tricks: The Mysterious Puzzle
FantasiaAinsley Felton, gadis manis yang tidak pernah percaya pada keajaiban. Hidupnya berubah terbalik ketika mengunjungi kakeknya di Kota Shea. Kota misterius yang tidak pernah terlihat di peta maupun satelit. Awalnya, liburan akhir tahun di Kota Shea ada...