"Besok gue jemput, kita ke sekolah bareng."
Ryujin menghela nafas. "Pasti orang tua gue yang nyuruh kan?" Ryujin melepaskan seatbeltnya dan turun dari mobil bahkan sebelum Beomgyu menjawab pertanyaannya.
Perempuan itu langsung masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Beomgyu yang masih diam di dalam mobil.
Tapi beberapa menit kemudian dia mulai menjalankan mobilnya dan pergi dari rumah Ryujin.
Sedangkan di dalam rumah Ryujin berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket denim yang di pakainya.
Seorang pembantu yang baru saja keluar dari dapur menghampiri Ryujin dengan sopan.
"Nona, makan malamnya sudah siap."
Ryujin mengusap wajahnya yang tampak lelah. "Gue mau mandi dulu." Pembantu itu mengangguk lalu akan pergi dari hadapan Ryujin. "Eh tunggu, kak Jaemin dimana?" tanya Ryujin pada pembantu itu.
"Saya-"
"Oke-oke gue paham." potong Ryujin dan pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua.
Sampainya di kamar Ryujin langsung menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil.
Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk cukup kuat oleh Jaemin yang sepertinya baru pulang.
"Dek! Makan malam dulu! Jangan tidur lo!"
"Bacot ah!" balas Ryujin dari dalam kamar.
"Keluar gak lo! Mau gue dobrak nih pintu?!"
"Gue lagi ngeringin rambut bacot!"
"Oke gue tunggu di meja makan!"
Setelah mengeringkan rambutnya Ryujin langsung turun kebawah untuk makan.
Jika saja perempuan itu tidak turun makan mungkin Jaemin akan menghancurkan pintu kamarnya karena Jaemin sangat marah jika Ryujin melewatkan jam makannya.
Itu bukan tanpa alasan, itu karena Ryujin punya penyakit maag akut tapi yang namanya Ryujin dia tidak akan langsung mengeluh pada salah satu anggota keluarga, dia hanya akan menyimpan rasa sakitnya sendiri.
Hal itu yang kadang membuat Jaemin kawatir.
Sampainya di meja makan Ryujin hanya melihat Jaemin yang sedang duduk disana sambil memainkan ponselnya.
"Lo gak mau nanya kenapa gue baru pulang gitu?" tanya Jaemin sambil meletakkan ponselnya ke atas meja.
"Gak." jawab Ryujin dengan wajah tanpa ekspresinya.
"Dingin banget lo dek kayak es batu. Basa basi dikit sama gue kek." protes Jaemin lalu membalikkan piringnya dan mulai mengambil makanan.
Ryujin duduk di depan Jaemin dan langsung mengambil makanannya. Mereka berdua makan dengan tenang sampai akhirnya ponsel Ryujin berdering karena panggilan masuk dari Yeji.
"Kenapa?"
"Kemana aja lo anak, seharian gak ada kabar."