23. ♚Berani

3.4K 542 82
                                        


"Kkami kangen sama lo ryu."

Gue cuman diem pura-pura gak denger.

"Kemarin dia nangis dan gak mau nyentuh makanannya setelah ketemu sama lo. Gue sampe bingung kenapa dia kayak gitu."

"Gak usah ngarang." jawab gue.

"Gue gak ngarang. Kalo lo gak percaya pulang sekolah lo ke apartemen gue terus liat dia di pojok kamar gue gak mau makan."

Sorry kkami, sebenarnya gue juga kangen. Tapi gue terlalu benci sama tuan lo.

"Gak tertarik." gue berdiri dan niat pergi dari kelas.

"Ya, Na Ryujin silahkan jawab soalnya." ucap ibu Jesica, guru matematika.

Gue menggelengkan kepala. "Mau ke toilet bu, bukan mau jawab soal."

"Oh yaudah, disebelahnya Ryujin aja yang jawab. Ayo Kim Hyunjin jawab soal di papan."

Tanpa penolakan Hyunjin maju ke depan dan langsung menjawab soal-soal yang ada di papan tulis dengan santai.

Semua orang juga tahu dia jago matematika. Selain itu dia juga pernah ikut olimpiade matematika dan fisika mewakili sekolah.

Gue masih berdiri di tempat gue sambil ngeliat dia ngajawab soal-soal di papan. Bu Jesica tersenyum bangga sambil bertepuk tangan kecil.

"Wah, ini dia juara satu olimpiade matematika kita." teriak Yiren.

"Padahal saya berharap banyak sama kamu lo Ryujin kan semester lalu ujian matematika kamu nilainya lumayan tinggi." ucap bu Jesica.

"Saya izin ke toilet."

"Dia mah penakut bu. Takut jawabannya salah." sahut Hyunjin sambil senyum miring.

Gue berhenti di ambang pintu lalu balikin badan buat liat dia. "Gue? Takut?"

Hyunjin ngangkat bahunya. "Kenyataan."

"Emangnya udah sehebat apa kemampuan lo?" satu kelas hening ngeliat gue dan Hyunjin yang saling melemparkan tatapan tajam.

"Eh astaga jangan berantem disini." bu Jesica berusaha menenangkan, tapi terlambat gue udah terlanjur emosi dengan apa yang di bilang Hyunjin ke gue.

Gue ngerampas spidol dari tangannya Hyunjin. Gue ngadep papan dan ngerjain soal dari nomor 6 sampai nomor 10 karena soal nomor 1 sampai 5 udah di jawab Hyunjin.

Kurang dari lima menit gue udah selesai ngerjain semua soalnya.

Gue ngasih spidolnya lagi ke Hyunjin. Satu kelas kaget bahkan mata semua orang hampir keluar dari tempatnya setelah liat gue ngejawab soal yang ada di papan.

Gue tahu pasti mereka bertanya-tanya kenapa gue bisa ngejawab soal-soal itu padahal gue sering bolos pelajaran matematika.

"Heh astaga, berantemnya anak pinter beda ya." gumam Haechan si tukang bolos kayak gue.

"Ayo sini kalian berdua ibu angkat jadi anak-anaknya ibu." ucap bu Jesica.

Gue natap Hyunjin dengan tatapan tajam sedangkan dia malah senyum tipis sambil mengedipkan sebelah matanya.

Gue natap Hyunjin dengan tatapan tajam sedangkan dia malah senyum tipis sambil mengedipkan sebelah matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TOMBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang