RYUJIN POV
"Ada dua berita"
"Berita yang pertama, gue akan jadi pengganti papa gue."
Gue menghela nafas. "Kenapa lo mau?" tanya gue yang sama sekali gak natap Beomgyu.
Gue gak marah sama dia, tapi gue kecewa aja karena dia gak bisa ngebela dirinya sendiri. Dia selalu patuh sama orang tuanya sampai dia lupa sama kebahagiaannya sendiri.
Beomgyu menggeleng kecil.
"Sebenarnya gue gak mau. Tapi...""Tapi orang tua lo maksa kan?"
"Ryu."
"Gue gak marah sama lo gyu, tapi gue sedih aja, kenapa lo gak ngelawan? Kenapa lo gak bilang kalo lo gak mau? Kenapa lo selalu nurutin kata mereka kalo pada akhirnya keputusan mereka buat lo gak bahagia?"
Gue ngeliat Beomgyu, dia nunduk.
"Gue udah bilang sama papa kalo gue mau buat perusahan gue sendiri tapi dia malah marah-marah di telepon tadi pagi, dia bilang gue gak perlu berbuat sejauh itu." kata Beomgyu.
Jadi Beomgyu akan jadi pengganti papanya. CB Entertainment agensi cukup besar. Tapi yang gue denger salah satu artisnya sempat punya skandal narkoba.
Sebenarnya gue gak ngelarang dia buat jadi pengganti papanya, tapi gue tahu kalo Beomgyu gak mau jadi CEO disana. Karena dia mau coba buat perusahaannya sendiri kata dia beberapa hari yang lalu.
Tapi karena paksaan orang tuanya lagi-lagi Beomgyu harus ikutin kemauan orang tuanya. Bukannya gue mau maksa dia jadi anak durhaka tapi kalo dia di paksa untuk buat sesuatu yang dia gak mau kenapa dia harus nurut?
Gue gak tahu harus ngomong apa lagi. Kita diam-diaman selama kurang lebih lima menit.
"Berita yang kedua..."
"Lo akan jadi penerus perusahaan papa lo juga." sambung Beomgyu.
Gue gak bisa berkata-kata. Rasanya pengen ketawa tapi kayak ada yang nyesek aja di dada.
"Gue tahu pasti lo bakal nolak, tapi akhirnya lo pasti akan nerima ini. Karena pilihan satu-satunya adalah menerima kenyataan kalo kita harus ikutin keinginan orang tua kita."
Gue tertawa pelan. Gue gak pernah bermimpi buat jadi penerus perusahaan papa dan itu gak akan pernah terjadi karena gue gak mau.
"Sorry, gue beda gyu." Gue natap dia dengan tatapan yang susah diartikan.
"Maksud lo?"
"Gue gak mau jadi penerus perusahaan papa gue dan gue akan bersikeras buat nolak ini, bukannya pasrah dengan keadaan." nada bicara gue sedikit mengejek Beomgyu.
Dan mungkin dia tersinggung.
"Lo nyindir gue?" tanyanya yang masih tergolong tenang.
"Gue gak nyindir lo. Gue cuman mau negasin kalo gue gak akan pasrah dan nerima itu, gue akan berusaha nolak."
Ekspresi wajah beomgyu sedikit berubah tapi ternyata dia sangat pandai mengendalikan emosinya.
Merasa suasana yang mulai panas Beomgyu langsung berdiri. "Ayo pulang." dia jalan duluan. Gue langsung ikut berdiri.
Gue tersenyum sinis. "Kenapa lo jadi nyebelin kayak gini sih gyu? Jelas-jelas kita belum selesai bicara." ucap gue yang buat Beomgyu menghentikan langkahnya.
Beomgyu mengehela nafas lalu membalikkan badannya. "Apa lagi yang perlu dibicarakan?" wajahnya tampak lelah.
"Kenapa lo berubah? Biasanya lo selalu nenangin gue saat gue marah atau kesal tapi sekarang... kenapa lo malah kayak gini?" Beomgyu mengusap wajahnya kasar dan berjalan mendekat ke arah gue.