"Yeonjun, dimana Ryujin?" tanya Beomgyu ke yeonjun yang ada di depan club."Ikut gue." Tapi sebelum masuk kedalam mereka malah bertemu dengan Lia yang sedang menuntun Yeji ke luar club.
"Ryujin dimana?" Lia menunjuk ke belakangnya, 5 detik kemudian muncul Chaeryeong dan Yuna yang sedang menuntun Ryujin yang sudah mabuk berat.
Beomgyu memejamkan matanya, menahan emosi.
"Biar gue aja." ucap Beomgyu dan memegang tangan Ryujin tapi tiba-tiba perempuan itu pingsan membuat semua orang yang ada disana seketika jadi panik.
Beomgyu mengangkat badan Ryujin. "Dia minum berapa gelas?"
Yuna menggeleng. "9 botol."
Beomgyu membulatkan matanya, sebanyak itu? Pantas saja dia tidak sadarkan diri. Setelah itu Beomgyu langsung membawah Ryujin ke mobilnya.
Beomgyu mengecek tas Ryujin. Dia membuka hp Ryujin, 32 panggilan tak terjawab dari Beomgyu. Beomgyu menghela nafas pantas saja telponnya tidak di angkat ternyata hpnya di silent.
Dia meletakkan tas Ryujin di tempat duduk belakang kemudian melepaskan jaketnya dan dipakaikan pada Ryujin. "Makasih karena tetap aktifin hp lo."
Beomgyu mengatur rambut Ryujin yang berantakan lalu menatap wajah Ryujin cukup lama.
"Liat lo kayak gini buat hati gue sakit ryu."
"Kalo memang lo butuh temen cerita lo bisa datang ke gue gak harus minum-minum gini. Gue juga pengen cerita banyak ke lo."
Beomgyu menggenggam tangan Ryujin kemudian mulai menjalankan mobilnya.
Sampai di basement Beomgyu keluar dari mobil dan membuka pintu mobil buat Ryujin. Beruntung Ryujin sudah setengah sadar.
Beomgyu menepuk pipi Ryujin pelan.
"Naik ke punggung gue." tanpa basa basi Ryujin langsung naik ke punggung Beomgyu. Setelah itu Beomgyu nutup pintu mobilnya pake kaki kemudian berjalan masuk ke dalam lift."Lo Beomgyu kan?" tanya Ryujin yang masih nutup matanya.
"Emangnya siapa yang—"
"Beomgyu" celah ryujin.
"Lo Beomgyu. G-gue kenal banget suara Beomgyu."Beomgyu hanya diam. Mungkin saja dia memang malas bicara dengan orang yang sedang mabuk berat.
"Kenapa diem?"
"Terus mau lo gue harus ngomong apa ryu?"
"Lo gak kawatir sama gue?"
"Kawatir." jawab Beomgyu.
"Terus kenapa diem?"
"Karena lo kalo mabok cerewet, jadi mending lo diem."
Tiba-tiba lift terbuka lagi. Beomgyu menghela nafas berat ketika melihat orang yang baru saja masuk ke dalam lift.
Liftnya tetutup lagi, Hyunjin menatap Beomgyu dan Ryujin bergantian. "Berat gak? Kalo iya gue siap membantu."
"Gue kira lo di kirim ke Amerika?" tanya Beomgyu.
Hyunjin mengangkat bahunya. "Katanya situasi disana lagi kacau jadi gue di suruh nunggu."
"Baguslah, gue harap lo tetap disini."
"Kenapa?" Hyunjin natap Beomgyu bingung.
"Gakpapa, tapi gue rasa disini lo bakal lebih bebas dari pada di Amerika." jawab Beomgyu.
Hyunjin mengangguk. "Kalo di pikir-pikir sih gitu. Tapi gue kira lo bakal bilang gue harus tetap disini buat Ryujin." ucap Hyunjin diakhiri dengan tawa kecil.