17. ♚Capek

3.8K 573 22
                                    

RYUJIN POV.

"Ryu! Bangun!"

Gue nutup muka gue pake bantal, lalu membelakangi Beomgyu yang baru masuk ke kamar gue. Jujur, gue paling benci sama orang yang suka ganggu tidur gue.

Dia duduk di ranjang gue. Tepatnya di tepi ranjang.

"Bangun, gue mau bicara."

"Ah masih pagi." gue makin nutupin muka gue pake bantal dan berusaha tidur lagi.

"Cepat Ryujin!" bentak beomgyu.

"Lo kenapa sih?" gue duduk dan natap dia kesal. Sumpah, rasanya gue pengen tonjok muka dia saking keselnya.

"Lo apain Nakyung?" tanya Beomgyu.
Gue bisa liat mukanya serius banget. Tatapannya juga beda, kayak...marah?

"Mendingan lo keluar, gue mau tidur lagi." kata gue dan narik selimut. Tapi ketika gue mau tiduran Beomgyu nahan tangan gue dan narik gue supaya duduk lagi.

"Gue tanya lo apain Nakyung."

"Apa sih pentingnya itu buat lo?"
Kata gue dengan sedikit naikin nada bicara gue. "Ini masalah gue sama dia dan lo gak berhak ikut campur."

Beomgyu memejamkan matanya, berusaha sabar.

"Sekali lagi gue tanya, lo apain Nakyung?"

Gue nggak liat dia, gue lebih milih liat pemandangan yang ada di luar jendela gue, itu lebih bagus daripada liat muka dia yang ngeselin banget pagi ini.

Beomgyu menghela nafas, tangannya mau megang tangan gue tapi gue tolak.

"Ryu, liat gue." dia natap gue dengan tatapan lembutnya, beda sama yang tadi. "Lo mukul Nakyung kan?"

"Gak!" tegas gue.

"Ryu, gak gini cara nyelesain masalah."

"Gue gak mukul dia! Lo tuli ya?" Gue natap dia tajam. "Mending lo keluar dari kamar gue."

"Sorry gue udah ngebentak lo tadi.
Tapi percaya sama gue ryu, gue negur lo demi kebaikan lo juga."

Beomgyu ngedekatin badannya ke gue. Dia ngerapihin rambut gue yang sedikit berantakan lalu senyum ke arah gue. "Gue harap ini gak terjadi lagi. Gue sayang sama lo, ryu. Please, jangan buat sesuatu yang bisa ngebuat diri lo celaka."

Gue cuma natap dia datar. Setelah itu gue turun dari tempat tidur dan menuju ke dapur buat cari makanan karena lapar.

Sampai di depan dapur gue liat Jaemin yang lagi sarapan tapi mata yang fokus ke laptop. Setengah meja makan diisi dengan buku-buku bertema kedokteran milik dia.

Gue menghela nafas. Sejak kejadian di depan kamar gue sampai sekarang gue dan Jaemin belum juga baikan.

Gue berusaha gak ngeliat dia dan langsung ngebuka kulkas buat ambil susu dan sesuatu yang bisa gue makan. Setelah itu gue duduk jauh dari tempat dia duduk

Gue ngelirik dia yang masih fokus dengan laptopnya. Mukanya kusut banget, kayak orang kurang tidur.

Suasananya hening banget, gue sibuk dengan makanan gue sedangkan Jaemin sibuk dengan tugas-tugasnya.

"Maafin gue." ucap Jaemin tiba-tiba.

Gue diem dan ngeliat dia yang masih fokus ngetik sesuatu di laptopnya. Gue senyum tipis. "Lagian itu bukan salah lo, udahlah lupain aja."

TOMBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang