"Kalian saling kenal?" tanya Felicia.Beomgyu menggeleng. "Hanya saja waktu itu gak sengaja liat di kafe waktu dia lagi..." Beomgyu sengaja menggantungkan ucapannya untuk melihat ekspresi Ryujin.
"Lagi apa?" kini Veronika yang bertanya karena penasaran.
Ryujin menyandarkan punggunya ke sofa, bodoh amat dengan semuanya. Dia sama sekali tidak takut kalau pun Beomgyu mengatakan semuanya sekarang tentang apa yang terjadi di kafe Way.
Siapa tahu dengan cerita Beomgyu Felicia menjadi tidak suka dengannya dan perjodohan ini dibatalkan, itu yang di harapkan Ryujin.
"Lagi nongkrong sama teman-temannya." lanjut Beomgyu sambil tersenyum.
Ryujin mengangkat sebelah alisnya.
Tatapannya seolah-olah mengatakan gak asik banget nih cowok."Kamu kenapa?" bisik Veronika. Ryujin hanya menggeleng kecil kemudian berdiri dari duduknya untuk permisi pergi ke toilet sebentar.
"Aku per-"
"Oh iya Ryujin silahkan, kamu mau ajak Beomgyu jalan-jalan kan?"
Ryujin langsung membulatkan matanya.
Dia hendak berkata tidak tapi setelah melihat mata semua orang yang tertuju padanya dengan senyuman lebar membuat Ryujin bingung.
"Anjing kalo tahu gini mendingan gue gak berdiri ah!"
"Ryujin?" panggil Felicia.
Ryujin melirik Veronika. Sama saja veronika juga menyuruhnya pergi dengan beomgyu, akhirnya Ryujin mengangguk pasrah. "Ah iya-iya yaudah cepetan." setelah berkata demikian Ryujin langsung berjalan duluan meninggalkan Beomgyu.
"Eh Ryujin jalannya sama-sama dong." teriak Felicia yang mampu membuat Ryujin emosi.
Dengan terpaksa Ryujin menghentikan langkahnya menunggu beomgyu berada di sampingnya, setelah itu barulah mereka jalan bersama keluar rumah.
"Gue benci di atur-atur." ucap Ryujin pada Beomgyu di sampingnya. Sementara Beomgyu hanya diam mendengar hal itu.
Jujur saja ini baru awalnya tapi Ryujin sudah merasa muak dengan semuanya.
Perjodohan ini seharusnya tidak akan pernah terjadi.
"Kita tunggu sampai 30 menit setelah itu kita balik lagi ke dalam rumah." ucap Ryujin sebelum kembali sibuk dengan ponselnya.
Beomgyu tidak merespon apa-apa dia hanya terus menatap Ryujin. Ryujin yang sadar di tatap seperti itu akhirnya mengantongkan ponselnya dan menghadap Beomgyu dengan wajah bosan.
"Kenapa? Lo mau ngomong? Yaudah ngomong aja." ucap Ryujin santai. Beomgyu sedikit menurunkan tatapannya, terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Tadi pasti lo mau ngetes gue kan?" tanya Ryujin tiba-tiba. "Seharusnya lo langsung ceritain ke mereka apa yang lo liat di kafe dengan itu perjodohan pasti bakal dibatalin."