"Ah, 4 tahun terasa sangat cepat."
Taehyung menyandarkan punggungnya. Matanya terlihat bengkak dengan rambut yang sama sekali tidak di tata, tentu itu membuat Ryujin hampir tidak mengenali pria itu.
Ryujin masih diam, kepalanya menunduk sambil menggosokkan kedua telapak tangannya yang mulai berkeringat.
"Bagaimana kabar keluargamu?"
Tidak ada jawaban dari Ryujin.
Melihat itu Taehyung mengangguk paham dengan senyum paksanya."Maaf, maafkan keluarga kami." ucap Taehyung dengan suara pelan dan sedikit bergetar.
"Kau mungkin sangat membenci keluarga kami, tapi tolong jangan membenci Beomgyu. Dia sama sekali tidak bersalah."
Ryujin memejamkan matanya, menahan emosi. 4 tahun berlalu sama sekali tidak membuat rasa bencinya pada keluarga Kim berkurang. Tapi dia tidak bisa berbohong kalau di dalam hatinya masih ada sedikit harapan bisa bertemu Beomgyu lagi.
"Selama ini pasti kau bisa merasakan bagaimana tulusnya dia menjagamu. Itu karena dia mencintaimu. Dia melakukan ini semua semata-mata untuk-"
"Membahagiakan orang tuanya." Ryujin tersenyum mengejek. "Sama sekali tidak masuk akal."
Ryujin sudah mengingat Taehyung lagi.
Taehyung menghela nafas berat. Dia tidak tahu harus menjelaskan semuanya dengan cara bagaimana lagi agar Ryujin bisa mengerti.
Lagi-lagi Taehyung menghela nafas berat.
"Beomgyu itu... anak angkat."
Taehyung sedikit menundukkan kepalanya sambil menahan air matanya yang akan menetes."Hanya keluarga kami yang tahu akan hal ini. Dan kau, mungkin orang asing pertama dan terakhir yang akan aku beri tahu tentang rahasia ini sebelum aku pergi jauh."
Ryujin mengangkat kepalanya dan menatap Taehyung tanpa ekspresi. Dia berusaha keras menyembunyikan rasa kagetnya.
"Kau berbohong." ucap Ryujin pelan.
"Aku yang menemukannya.
Saat perjalanan ke Daegu aku tidak sengaja terpisah dengan orang tuaku. Aku berjalan kesana kemari sambil menangis, tapi..." Taehyung tersenyum kecil dengan air mata membendung. "Aku malah menemukan seorang bayi yang di bungkus dengan kain tipis di samping tiang listrik.""Jalanan sangat sepi dan aku tahu dia dibuang."
Laki-laki itu mengangkat kepalanya, menatap lurus kedepan sambil tersenyum tipis mengingat kejadian dimana dia menemukan Beomgyu yang saat itu berhenti menangis saat Taehyung menggendongnya.
Jika dia bisa jujur, Taehyung sangat bersyukur bisa menemukan Beomgyu, adik yang sangat rela berkorban.
"Bayi tanpa nama itu ku beri nama Beomgyu."
"Kenapa harus Beomgyu?" tanya Ryujin tiba-tiba.
Taehyung menatap Ryujin lalu tersenyum kecil. "Apa sebesar itu rasa cintamu padanya?"
"Apa maksudmu." Ucap Ryujin dengan tatapan sinis.
"4 tahun berlalu tapi kau masih saja punya rasa penasaran tentang orang yang sudah menyakiti hatimu, itu tandanya kau masih mencintainya."
Ryujin diam. Dia sama sekali tidak sadar dengan apa yang dia lakukan tadi.
Mungkin benar kata Taehyung, dia masih mencintai Beomgyu.
Ryujin berdiri dari duduknya dan menatap Taehyung datar. "Aku harus pergi." Taehyung menahan tangan Ryujin dan memberikan paper bag yang di bawahnya.