AUTHOR POV.
Beomgyu masuk ke dalam kamar Ryujin karena perempun itu sama sekali belum bangun padahal sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Ryu." Beomgyu duduk di tepi ranjang Ryujin.
Dia sempat kaget ketika melihat mata Ryujin yang terus mengeluarkan air mata padahal Ryujin sedang tertidur.
"Ryujin?" Beomgyu menepuk pipi Ryujin pelan. "Ryujin, bangun."
Sampai akhirnya Ryujin terbangun dan langsung merubah posisinya menjadi duduk. Ryujin mengusap wajahnya.
"Lo mimpi buruk?"
Ryujin menggelengkan pelan. Wajahnya tampak seperti orang ketakutan dengan nafas memburu. "G-gue mau mandi, mending lo keluar."
"Ryu." tapi Ryujin tidak menanggapinya dan malah masuk ke kamar mandi.
Beomgyu menghela nafas kemudian keluar dari kamar Ryujin, walaupun perasaannya tidak tenang karena kawatir dengan kondisi Ryujin.
Sementara itu di dalam kamar mandi Ryujin langsung berjongkok di depan pintu sambil menutup wajahnya. Entahlah, tapi sepertinya kondisinya semakin parah.
Seluruh badannya gemetaran, wajahnya juga pucat dan keringat yang terus menetes. Ryujin sudah mengalami hal seperti ini sejaknya kecil, dia selalu bermimpi di tarik ke sebuah ruangan yang sangat gelap.
Miris. Tapi Ryujin selalu bermimpi seperti itu hampir setiap malam.
Ryujin menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Perempuan itu berdiri di depan wastafel lalu mencuci mukanya.
"Tenang, lo harus tenang Ryu." gumam Ryujin.
RYUJIN POV.
Gue keluar kamar dan nemuin Beomgyu yang lagi duduk di meja makan sambil makan sereal.
Dia ngeliat gue dengan tatapan kawatir. "Lo gakpapa kan?" tanya dia.
Gue ngangguk. "Hm."
Gue ngambil mangkok sama sendok terus duduk di samping dia. "Siniin susu sama serealnya."
"Lo sering mimpi buruk?" tanya Beomgyu sambil memakan serealnya.
Gue gak jawab dan lebih milih buat fokus makan.
"Dulu gue sering mimpi buruk tapi pas bangun gue malah lupa sama mimpi gue." gue cuman ngebalesnya dengan senyum tipis, sifat aslinya Beomgyu udah balik lagi.
"Emangnya tadi lo mimpi apa?"
Ketika dia nanya gitu tiba-tiba nafsu makan gue hilang. Gue bersandar dan berusaha sekuat tenaga buat lupain mimpi gue tadi yang mulai berputar lagi di kepala gue.
"Ryu?"
"Gue cuman mimpi di kejar setan." bohong gue lalu berpindah ke sofa yang ada di depan TV.