9. Khawatir

1K 100 0
                                    

Jungkook gelisah di bangkunya. Waktu hanya kurang seperempat jam-an untuk menuju bel pulang sekolah tapi terasa sangat lama baginya. Ia sedari tadi hanya memikirkan Sin Bi. Dimana gadis itu sekarang? Ia berharap Sin Bi sudah berada dirumahnya sekarang. Jungkook berdecak kesal ketika jarum jam dinding di kelasnya itu tak segera berjalan. Ia menghela nafas kasar.

Akhirnya bel berbunyi, membuat Jungkook langsung keluar kelas tanpa memperdulikan guru yang masih berada di depan.

"Angkat teleponnya." ucap Jungkook ketika dirinya sudah berada di dalam mobil.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif...."

Jungkook membuang ponselnya ke jok sampingnya. Ia segera melajukan mobilnya. Tujuan pertamanya adalah rumah Sin Bi.

Tak lama, Jungkook sampai di halaman rumah Sin Bi. Ia mengetok pintu beberapa kali sampai ia menyadari jika tak ada orang di rumah itu. Itu berarti Sin Bi juga belum pulang.

Ia segera memasuki mobilnya lagi. Ponselnya bergetar menunjukkan nama Taehyung disana.

"Jungkook. Apa Sin Bi di rumah? Aku sudah menelepon tante Ji Hyun. Katanya ia ada acara sampai nanti malam. " suara Yerin di sebrang sana.

Jungkook menghela nafas.

"Ani. Rumahnya sepi. Kemungkinan Sin Bi belum pulang."

"Ahh, eotteokke.." suara Yerin frustasi di sebrang sana.

"Kalau begitu, aku akan mencarinya bersama Taehyung sekarang." ucap Yerin.

"Baiklah. Aku juga akan mencari Sin Bi."

Jungkook frustasi. Ia mencoba menelepon Sin Bi lagi, tapi hasilnya masih sama. Nomor Sin Bi tidak aktif. Pilihan terakhir, Jungkook harus menggunakan kekuatannya untuk mencari keberadaan Sin Bi.

Jungkook mulai fokus, memejamkan matanya. Agak lama ia terpejam, sampai akhirnya ia bernafas lega. Jungkook menekan dadanya yang sedikit sesak. Kemudian ia mulai menyalakan mobilnya.

Disisi lain, Sin Bi berjalan gontai. Menuju suatu tempat setelah ia turun dari bis yang ia tumpangi. Ia mengumpat ketika berniat menghubungi ibunya agar ibunya tidak khawatir tapi malah baterai ponselnya habis. Ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Sampailah ia di tempat ini. Di tempat yang begitu tenang dan damai. Tempat yang lumayan jauh dari kota. Membuat Sin Bi harus menaiki bis ketika kesini. Ia menghela nafas.

"Eomma, bogoshipo.." ucap Sin Bi ketika dirinya sampai di tepi danau. Dibawah pohon yang rindang. Tempat yang biasa ia datangi ketika ia merindukan ibu kandungnya yang sudah meninggal. Ia menangis, seolah sedang mengadu kepada ibunya.

"Aku merindukanmu eomma. Hiks." tangis Sin Bi pecah.

Cukup lama ia menangis disana sampai tidak sadar hari sudah mulai menggelap. Sin Bi kemudian berdiri, ia lupa, bahwa sekarang ia mempunyai ibu yang saat ini mungkin menunggunya dirumah. Seorang ibu yang juga menyayanginya seperti anak kandung sendiri. Sin Bi segera bangkit, ia tidak boleh begini. Ia harus pulang. Keluarganya pasti khawatir.

Baru saja ia berbalik, ia mendapati seseorang yang disana. Sin Bi terkejut dengan laki-laki yang tiba-tiba muncul di depannya ini.

"Apa yang kau laku-."

"Syukurlah. Kau tidak apa-apa."

Sin Bi terkejut ketika tiba-tiba pria yang berdiri di depannya ini ambruk di pelukannya karena ia dengan cepat menahannya sebelum jatuh ke tanah.

"Jungkook?!"

"Jungkook! Kau kenapa?!"

Sin Bi bingung. Ia memilih memapah Jungkook, membawanya bangku yang berada tak jauh dari tempatnya.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang