25. Menghilang

781 66 0
                                    

2 minggu kemudian.

Waktu berlalu begitu cepat setelah kecelakaan yang menyebabkan Sin Bi koma sampai saat ini. Jungkook terus-terusnya menyalahkan dirinya sendiri, bahkan saat ini ia membenci dirinya sendiri. Sudah selama ini pula ia memutuskan untuk menghilang. Bukan bermaksud lari dari tanggung jawab, tapi mungkin ini jawaban atas segalanya. Jawaban yang mengharuskan Jungkook untuk meninggalkan Sin Bi demi kebaikan wanita yang ia cintai itu. Mungkin kecelakaan ini merupakan sebuah jalan agar keduanya berpisah.

Yoona miris, melihat Jungkook yang belakangan ini sering menyendiri dan menjadi pendiam. Berulang kali ia katakan pada Jungkook bahwa semua ini hanyalah kecelakaan dan bukan salahnya. Tapi Jungkook selalu menyalahkan dirinya sendiri.

"Aku yakin, Sin Bi akan baik-baik saja, Jung." Ucap Yoona sembari mengelus pundak Jungkook untuk menguatkannya.

Pada hari kecelakaan itu, Yoona lah yang pertama kali mengetahui. Karena ia mempunyai feeling Jungkook sedang berada dalam bahaya. Saat itu, Yoona langsung melacak mobil miliknya yang di pakai oleh Jungkook. Dan benar saja, ia mendapati mobil itu terperosok di sebuah jurang.

Saat itu pula, Yoona terpaksa harus berbohong kepada kedua orang tua Sin Bi mengenai Jungkook. Tentu saja setelah mendapat ijin dari Jungkook. Yoona mengatakan bahwa Jungkook hilang setelah kecelakaan itu dan sampai saat ini belum ditemukan. Hingga semua orang meyakini bahwa Jungkook kemungkinan sudah meninggal. Dan karena itu juga, Yoona memutuskan untuk meninggalkan kota agar jauh dengan keluarga Sin Bi.

"Aku harus pergi." Ucap Jungkook tiba-tiba.

"Kau mau kemana?" Cegah Yoona.

"Ak-aku harus melihat Sin Bi." Ucap Jungkook kebingungan.

"Andwae!" Larang Yoona.

"Tapi-"

"Kau harus ingat Jungkook, Sin Bi akan terus dalam bahaya jika dia bersama mu. Sudah sejauh ini, apa kau ingin menyia-nyia kan semuanya?"

Jungkook terdiam. Semua perkataan Yoona benar. Jika ia pergi menemui Sin Bi saat ini, semua akan sia-sia. Ia akan kembali membawa Sin Bi berurusan dengan Tae Han lagi.  Jungkook juga harus segera melapor pada Tae Han bahwa hubungannya dengan Sin Bi sudah berakhir. Dengan begitu, ia bisa memastikan bahwa Tae Han tidak bisa menyentuh Sin Bi lagi.

"Ijinkan aku melihatnya. Aku janji, tidak akan muncul di depannya noona. Jebal." Ucap Jungkook memohon pada Yoona.

Yoona pun tau bagaimana perasaan khawatir Jungkook. Ia pun mengangguk mengizinkan Jungkook untuk pergi melihat Sin Bi.

"Arraseo. Kakak pegang janjimu,Jung."

~~~

Disisi lain, Ji Hyun sedang menemani Sin Bi yang akhirnya bangun dari komanya. Ji Hyun tak bisa menahan tangis ketika Sin Bi akhirnya bisa siuman dan membuka mata setelah waktu yang lumayan lama.

"Eom-ma.. Ap-pa.." Ucap Sin Bi terbata begitu melihat kedua orang tuanya.

Mata Sin Bi masih terasa berat untuk terbuka. Samar-samar ia melihat sahabat kecilnya, Moonbin, sedang berdiri di belakang kedua orang tuanya.

"Sin Bi-ya." Sapa Moonbin lembut. Sin Bi tidak bisa membalas sapaan itu. Sin Bi hanya tersenyum kecil. Ji Hyun dan Sung Jin pun meninggalkan mereka berdua karena dokter ingin membicarakan tentang berkembangan Sin Bi dengan mereka selaku orang tua Sin Bi. Dan disinilah sekarang, Moonbin menemani Sin Bi.

"Ya! Kau tau, begitu mendengar kabar kau mengalami kecelakaan, aku langsung terbang kesini tau."

"Anii.. Tidak usah di jawab. Aku tau kau masih kesulitan berbicara." Ucap Moonbin sembari menggenggam erat tangan kanan Sin Bi yang tidak di infus.

Lagi-lagi Sin Bi hanya tersenyum kecil, tapi perkataan lirihnya berhasil membuat Moonbin terkekeh.

"Pa-bo."

"Aishh. Berhentilah mengatakan aku bodoh, Bi. Ternyata kebiasaan lamamu belum berubah." Jawab Moonbin terkekeh. Dulu, Sin Bi selalu mengejek Moonbin dengan mengatakan 'Moonbin pabo' karena Moonbin adalah seseorang yang lumayan cerewet dan tidak bisa diam. Dan itu masih teringat dengan jelas di ingatan Moonbin bahkan setelah ia terpisah jauh dengan perempuan yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri ini.

Tanpa sadar, padangan Sin Bi terarah ke pintu yang menunjukkan seseorang disana. Sedetik kemudian Sin Bi sadar, orang itu adalah Jungkook. Dan sedetik kemudian pula, orang itu telah pergi. Moonbin kebingungan ketika tiba-tiba tangan Sin Bi menunjuk kearah pintu.

"Jung- jungkook."

"Sin Bi, tenang. Aku disini." Ucap Moonbin menenangkan Sin Bi yang tiba-tiba saja menangis.

~~~

"Arghh.." Teriak Jungkook frustasi.

Jungkook melihat Sin Bi yang sudah terbangun tadi. Betapa terkejutnya dia sampai tidak sengaja keberadaannya diketahui oleh Sin Bi.

"Kau benar-benar bodoh." Jungkook berucap untuk dirinya sendiri.

Sedetik kemudian ia menunduk. Jungkook ingin sekali memeluk Sin Bi dam berada di sampingnya. Hatinya terasa hancur melihat Sin Bi terbaring lemah diatas bangsal rumah sakit dengan perban yang masih menempel di kepalanya. Ia benar-benar frustasi. Rasa bersalah itu kembali meluap ke permukaan. Membuat Jungkook sadar, bahwa dirinya memang harus pergi. Bahkan ia merasa tidak pantas untuk muncul di depan Sin Bi. Kehadirannya sudah membuat Sin Bi terluka.

Hari demi hari berlalu. Jungkook masih sering memperhatikan Sin Bi dari jauh. Kini Sin Bi sudah bisa bangkit dan berjalan-jalan ditemani teman masa kecilnya, Moonbin. Jungkook bernafas lega setelah ia tau Sin Bi akan pulang besok pagi. Ia lega Sin Bi sudah sembuh.

Disisi lain, Jungkook merasa sedih ketika melihat Sin Bi sedang sendiri. Seringkali ia juga melihat Sin Bi dengan wajah sendunya dan ia tau, Sin Bi menangis sembari menyebut namanya. Ia yakin, orang tuanya pasti sudah memberi tau Sin Bi tentang alasan kenapa Jungkook tidak berada disana. Tapi sepertinya Sin Bi belum bisa menerima itu. Ia masih bersikeras mempercayai bahwa Jungkook masih hidup.

Saat itu hati Sin Bi hancur mendengar penuturan ibunya yang menyebutkan bahwa Jungkook sudah meninggal karena kecelakaan itu. Sin Bi tidak percaya Jungkook benar-benar meninggalkannya. Ia yakin, Jungkook pasti berada di suatu tempat. Ia yakin itu. Ia masih ingat detik terakhir setelah kecelakaan yang menimpanya.
Sebelum semua benar-benar gelap dan ia tidak ingat apapun lagi. Dan ia yakin, kemarin ia melihat Jungkook di rumah sakit. Dengan jelas ia melihat Jungkook berdiri di depan pintu melihatnya.

Saat ini, Sin Bi berada di rooftop rumah sakit setelah meminta tolong Moonbin untuk mengantarkannya kesana. Ke tempat favoritnya.

"Kau tidak seharusnya berada di sini, Bi? Udaranya dingin, kau bi-." Perkataan Moonbin terhenti karena melihat Sin Bi tiba-tiba menangis.

"Ya, Sin Bi-ya. Waeyo? Kenapa menangis?"

"Huaaaa...." Sin Bi menangis dengan kencang. Ia ingin meluapkan semua rasa rindunya dengan menangis kali ini.

"Waeyo?"

Sin Bi masih sesenggukan sebelum mulai berkata.

"Aku sungguh merindukannya, Bin. Hikss."

Moonbin mendekat, tangan kanannya ia gunakan untuk merangkul pundak Sin Bi dan memberinya kekuatan. Ia tau, selama ia dirawat kemarin, terutama setelah mendengar kabar Jungkook, Sin Bi teramat sedih. Melihat Sin Bi menangis waktu itu membuat hatinya sedih. Ia mencoba mencari cara agar Sin Bi tersenyum, semua caranya gagal, Sin Bi tersenyum tapi dalam hatinya masih rapuh. Moonbin juga tau, setiap malam Sin Bi selalu menangis dan mengigau disaat tertidur, menyebut nama laki-laki yang mungkin amat dicintai oleh Sin Bi.

"Tenanglah. Ada aku disini." Ucap Moonbin sembari memeluk Sin Bi dan mengelus rambutnya. Baru kali ini, tangis seseorang yang benar-benar pilu membuat hatinya hancur.

.
.
.

Wahh..
Ada Moonbin nih ehehe. Gimana? Jangan lupa Vote & Comment ya 💜

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang