19. Stranger

726 78 0
                                    

Ting tong.

Jungkook mengernyit ketika mendengar suara bel pintunya berbunyi. Pasalnya kakaknya sudah bilang bahwa ia akan pergi keluar kota beberapa hari ke depan.

Jungkook beralih pergi meninggalkan gitar yang sedari tadi ia mainkan dan beranjak menuju ke depan. Ia membuka pintu dan alangkah terkejutnya ia melihat Sin Bi di sana.

"Sin Bi? Kenapa kesini malem-malem?"

Sin Bi terdiam sembari memegang kedua tangannya yang masih bergetar karena takut.

"Aku...." Ucap Sin Bi terpotong.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jungkook begitu menyadari mimik wajah Sin Bi. Dahi Sin Bi pun terlihat basah karena keringat.

Sin Bi masih tidak bisa bicara. Sedari tadi pandangannya kemana-mana karena merasa was-was dan gelisah. Jungkook pun membawanya masuk.

Jungkook membawakan segelas air putih untuk Sin Bi.

"Apa yang terjadi Sin Bi? Gwaenchana?"

Sin Bi mendongak menatap Jungkook. Sin Bi pun mulai bercerita. Awalnya, tadi dia pergi ke rumah Yerin. Cukup lama ia disana dan menyebabkan Sin Bi sampai rumah agak larut. Seperti biasa, pembantu rumah tangga Sin Bi sudah pulang sore tadi.

Karena cukup lelah, Sin Bi melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Sin Bi berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua setelah mengunci pintu. Tapi alangkah terkejutnya ketika ia melihat kamarnya berantakan.

"Aku yakin, seseorang telah masuk ke kamarku. Aku melihat jendela kamarku terbuka. Dan ada bercak darah di lantai."

Jungkook terkejut, siapa orang itu. Jungkook menghela nafas kasar melihat Sin Bi yang masih berkeringat dan ketakutan. Jungkook mengambil kedua tangan Sin Bi dan menariknya masuk.

"Aku benar-benar takut Jung." Ucap Sin Bi sembari menatap Jungkook Mata nya berair.

"Gwaenchana. Sekarang kau aman disini."

Sin Bi mengangguk.

Jungkook mengantar Sin Bi ke kamarnya. Membantu Sin Bi untuk beristirahat karena Sin Bi tampak lelah.

"Beristirahatlah." Ucap Jungkook lalu beranjak untuk pergi meninggalkan Sin Bi tapi dengan cepat Sin Bi menahan pergelangan tangan Jungkook.

"Mau kemana?" Ucap Sin Bi yang masih terduduk di pinggiran ranjang.

"Aku perlu tau siapa itu Sin Bi."

Sin Bi tau arah pembicaraan Jungkook. Ia yakin Jungkook akan pergi ke rumahnya untuk melihat apa yang terjadi.

"Tetaplah disini. Kumohon." Ucap Sin Bi lirih.

Jungkook pun pasrah. Padahal ia ingin sekali pergi ke rumah Sin Bi untuk memastikan. Tapi Sin Bi memintanya untuk tetap berada disini.

Dan beginilah sekarang. Sin Bi terlelap sembari memegang tangan kiri Jungkook. Sin Bi memang butuh istirahat.

Jungkook pun memilih untuk bersandar di samping Sin Bi. Menikmati wajah damai Sin Bi ketika terlelap. Seketika ia teringat dengan ibunya. Jungkook pun tersenyum sembari menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Sin Bi. Tak lama, Jungkook pun melepas tangan Sin Bi. Rasa khawatirnya mengharuskan dirinya untuk benar-benar mengecek rumah Sin Bi.

~~~

Samar-samar Sin Bi membuka matanya perlahan. Ia mendapati sedang memeluk erat pergelangan tangan Jungkook. Ia ingat, semalam ia memutuskan untuk pergi kesini. Ke apartemen Jungkook karena takut ada seseorang yang telah masuk rumahnya.

Sin Bi melihat Jungkook memejamkan matanya sedang bersandar di kepala ranjang.

Apa nyaman tidur seperti itu? Batin Sin Bi.

Sin Bi pun bangun. Memperhatikan wajah Jungkook ketika tertidur. Di pandanginya wajah Jungkook yang begitu damai dan polos. Mata Sin Bi terhenti ke bibir Jungkook. Tanpa sadar, Sin Bi memajukan wajahnya, hendak mencium Jungkook.

Cup.

Sin Bi mengecup singkat bibir Jungkook. Tapi alangkah terkejutnya ketika tiba-tiba Jungkook membuka matanya kemudian tersenyum. Pipi Sin Bi memerah dan langsung bergegas dari tempat tidurnya. Tapi terlambat karena Jungkook sudah berhasil menahan tangannya.

"Hei. Siapa yang mengajarimu, Sin Bi?" Ucap Jungkook terkekeh.

"A..apa?" Tanya Sin Bi.

"Apa aku tidak boleh mencium pacarku sendiri?" Bela Sin Bi masih malu.

Jungkook mendudukkan Sin Bi disampingnya di tepi ranjang.

"Bukan begitu." Jungkook terkekeh.

"Siapa yang mengajarimu untuk mencuri ciuman dipagi hari ha?" Lanjut Jungkook membuat Sin Bi lagi-lagi tersipu.

"Ya! Apa kau hanya berpura-pura tidur?" Ucap Sin Bi mengalihkan perhatian.

Jungkook kembali terkekeh.

"Vampir tidak tidur sayang. Aku hanya memejamkan mata tadi." Jawab Jungkook membuat Sin Bi terkejut. Betapa bodohnya ia tidak mengerti ini. Padahal ia sering membaca novel bahwa vampir itu tidak tidur.

"Menyebalkan." Ucap Sin Bi membela diri.

"Aku bercanda, mbih. Kau boleh menciumku sesukamu dan aku senang. Ehehe."

Sin Bi pun memukul lengan Jungkook keras. Jungkook pun menarik tangan Sin Bi hingga Sin Bi jatuh ke pelukannya. Sin Bi melotot ketika dirinya tiba-tiba sudah bersandar di dada bidang Jungkook.

"Antarkan aku pulang, Jung. Jam berapa ini."

"Ahh.. Sebaiknya untuk beberapa hari ke depan, menginap lah disini Sin Bi. Kurasa ada vampir yang mengincarmu di luar sana."

"Benarkah? Siapa vampir itu?" Ucap Sin Bi bangun dari posisinya.

"Aku tidak mengenalinya. Tapi aku yakin, dia seorang vampir. Semalam, aku mencium baunya di kamarmu." Sin Bi begidik ngeri membayangkan bahwa seorang vampir yang telah mengobrak-abrik kamarnya.

"Bagaimana dengan bibi?"

"Emm.. Aku sudah mengurus semuanya. Dan aku bilang padanya kalo kamu akan menginap di rumah Yerin sampai orang tuamu kembali." Ucap Jungkook.

Sin Bi menghela nafas.

"Apa kau sudah menghubungi Yerin?" Tanya Sin Bi.

Jungkook menggeleng.

"Tidak perlu. Itu tadi hanya alasan untuk meyakinkan bibi. Dan kau bisa tinggal disini." Ucap Jungkook dengan polosnya.

Sin Bi melotot.

"Yaa!! Apa kau.."

"Sssttt.. Tenanglah Sin Bi. Kau bisa tidur dikamar kakakku. Aku hanya ingin memastikan kau aman untuk saat ini."

Sin Bi pun terdiam mendengar ucapan Jungkook yang terlihat tulus.

"Sekarang, bersiap2 lah. Kita berangkat sekolah. Seragam mu ada di kamar kakakku."

Sin Bi mengangguk lalu memasuki kamar Yoona. Kamar yang cukup luas dan rapi tetapi kosong tidak ada apapun di dalamnya selain sebuah foto diatas nakas. Foto Yoona dan Jungkook yang terlihat sudah usang. Sin Bi tersenyum.

Next...

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang