5. Curiga

1.2K 124 1
                                    

Sudah beberapa minggu ini Jungkook tak berburu. Tubuh nya ia rasa semakin lemas. Biasanya ia akan ke hutan untuk mencari rusa atau hewan lainnya. Tapi beberapa hari ini ia hanya meminum darah yang di beli kakaknya di toko-toko daging. Jungkook tidak suka, ia lebih suka menghisap langsung dari hewannya.

"Sudah kakak bilang, setidaknya minumlah darah walaupun hanya darah ayam Jungkook-ah. Bawalah beberapa kantong untuk di sekolah nanti. "

"Arraseo." ucap Jungkook lalu menuang darah yang berada di botol kedalam gelas.

"Aku berangkat sekolah dulu, Nuna." pamit Jungkook yang di angguki kakaknya.

Hari demi hari telah Jungkook lalui. Selama disekolah, sampai saat ini tidak ada tanda-tanda yang membahayakan identitasnya. Bahkan, malah semakin banyak perempuan yang menggodanya. Beberapa ada yang memberi makan dan mengirim pesan padanya. Entah darimana mereka mendapatkan nomor Jungkook. Namun, Jungkook hanya sebatas menanggapi mereka dengan hal biasa.

"Makasih. Akan ku makan nanti." ucap Jungkook pada seorang adik kelas yang memberinya sekotak makan siang sembari tersenyum yang membuat semua orang di koridor kelas 1 bersorak saat itu.

"Jungkook-ah.." suara seseorang yang sudah berhari-hari paling mengusik telinga Jungkook.

"Aku membuat kue. Ini untukmu." ucap Yeri ramah.

Jungkook menerima nya karena tak enak jika menolaknya di depan umum seperti ini. Toh, teman-temannya di kelas juga akan dengan senang hati membantu untuk menghabiskannya.

Jam istirahat tiba, Jungkook lagi-lagi di hampiri oleh Yeri dan kawan-kawannya yang membuatnya sedikit kesal karena hampir tiap hari Yeri selalu mendekatinya. Jungkook yang merasa moodnya sedang tidak baik sangat malas menanggapi mereka. Lagi pula , ia ingin meminum darah yang dibawanya tadi karena sangat haus.

"Hai Jungkook." sapa Yeri.

"Hai. " jawab Jungkook seadanya.

"Mau ke kantin?" tanya Yeri.

"Ahh. Tidak. Aku ada urusan." ucap Jungkook lalu benar-benar pergi meninggalkan Yeri. Ia tidak bisa berada di dekat manusia ketika dirinya haus. Atau dirinya akan kehilangan kesadaran dan bisa kelewat batas.

Ia berjalan agak cepat menuju ke tempat yang sepi. Sampai lah Jungkook di sebuah taman belakang sekolah tempat ia biasanya menghabiskan beberapa kantung 'jus tomatnya'. Pernah kala itu, Sin Bi bertanya.

"Apa itu?" tanya Sin Bi ketika tak sengaja melihat sebuah katung berwarna merah di laci meja Jungkook.

"Ahh.. Ini..." ucap Jungkook gelagapan sembari memikirkan jawaban.

"Jus tomat." lanjut Jungkook cepat.

Sin Bi hanya ber-oh ria membuat Jungkook bernafas lega.

---

"Kudengar Yeri mendekatimu?" tanya Taehyung.

"Ya. Wanita itu benar-benar membuatku risih." ucap Jungkook.

"Ya! Disaat semua ingin mendapatkan Yeri, kau malah pergi? Asal kau tau Yeri itu gadis paling cantik seangkatan di sekolah kita." ucap Taehyung ketika Jungkook sedang memainkan game di ponselnya.

"Iya siha. Dia cantik, tapi aku tidak tertarik padanya. Dia bukan typeku." jawab Jungkook.

"Kau gila! Kau tau Jinyoung-hyung, ketua OSIS kita? Dia baru saja putus dengannya. Aku pun pernah menyukainya. Tapi kudengar dia sering bergonta-ganti pacar sih. Mungkin kau target berikutnya Jungkook-ah." ucap Taehyung sembari tertawa.

"Tidak mungkin. Kenapa harus aku?" tanya Jungkook.

"Sudah bisa ditebak dengan tingkah nya itu. " ucap Taehyung.

Jungkook diam. Bagaimana pun ia tak tertarik pada gadis tadi. Ia hanya menganggapnya angin lalu.

"Kau berhati-hati saja. Ku lihat dia benar-benar ambisius denganmu." ucap Taehyung.

"Ya! Sudahlah, jangan membahas wanita itu lagi. Jinjja, aku tidak tertarik dengannya. " ucap Jungkook menegaskan.

---

Di kelas sudah ramai karena bel istirahat telah berbunyi, Sin Bi sedang menulis sesuatu di mejanya. Hari ini, tugasnya belum selesai karena semalam ia ketiduran. Terpaksa ia mengorbankan jam istirahatnya untuk mengerjakannya.

"Hai." ucap Taehyung menyapa Yerin yang duduk di depan Sin Bi membuat Sin Bi ikut menoleh. Dibelakang Taehyung ada Jungkook yang langsung duduk di kursinya.

Bel pun berbunyi bertepatan dengan Sin Bi yang sudah mengerjakan tugas nomor terakhir.

"Akhirnya selesai." ucap Sin Bi lega.

"Tumben kau belum mengerjakan tugas."ucap Jungkook.

"Semalam aku ketiduran. Jadi tugas ku belum sepenuhnya selesai tadi. " jawab Sin Bi.

Ditengah pelajaran, perut Sin Bi berbunyi. Pasalnya, istirahat tadi ia belum sempat untuk makan. Ia hanya memakan roti yang dibelikan Yerin. Yang pasti, roti itu tidak begitu mengenyangkan.

"Ya Jungkook-ah. Kalau dilihat-lihat wajahmu pucat sekali seperti vampire. Apa kau punya penyakit? Anemia mungkin? " tanya Yerin.

"Anii. Aku hanya sedikit tidak enak badan hari ini." ucap Jungkook.

"Oo..." ucap Yerin ber oh ria.

Jungkook tak sengaja menyenggol buku tulis Sin Bi. Reflek ia membungkuk untuk mengambil buku bersamaan dengan Sin Bi. Tangan mereka tidak sengaja bertemu. Sin Bi terkejut. Tangan Jungkook sangat dingin.

"Jungkook-ah tanganmu ding-" ucap Sin Bi terpotong karena Jungkook tiba-tiba berdiri dan pergi.

Sin Bi heran. Kenapa tangan seseorang bisa sedingin es. Apa Jungkook sakit? pikirnya. Tak sengaja ia melihat isi tas Jungkook yang terbuka. Ada sebuah kantung yang berisi cairan merah yang Jungkook sebut jus tomat. Sin Bi mengernyit heran. Kenapa ada jus tomat yang berwarna merah pekat seperti ini.

Ini bukan kali pertamanya Sin Bi curiga dengan Jungkook. Menurutnya banyak hal aneh yang Jungkook lakukan. Kemarin ia melihat Jungkook mengenakan pakaian tertutup, padahal cuaca sedang panas sekali. Tidak mungkin kan seorang Jungkook memakai pakaian itu hanya karena takut gosong. Kejadian waktu di rooftop juga menurutnya aneh. Sebenarnya, siapa Jungkook? Sin Bi yang penasaran lalu bergegas keluar mengikuti Jungkook. Tak perduli dengan guru yang baru saja masuk. Daripada ia mati penasaran.

"Ssaem, saya izin ke toilet." ucap Sin Bi buru-buru.

Ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Jungkook. Ia terus berjalan menyusuri setiap sudut sekolah. Sampai ia melihat pintu gudang sekolah terbuka sedikit. Ia rasa ada seseorang didalamnya.

Ia melangkah kan kakinya pelan. Alangkah terkejutnya ia melihat Jungkook terbaring di sudut ruangan.

"Jungkook! " ucap Sin Bi lalu menghampiri Jungkook.

Badan Jungkook dingin sekali.

"Kau kenapa?" ucap Sin Bi.

Tiba-tiba tangan dingin Jungkook mencekal pergelangan tangan Sin Bi. Matanya terbuka memperlihatkan iris mata yang berwarna merah menyala.

"Kau.. Kau kenapa?" tanya Sin Bi.

Jungkook bangun masih mencekal tangan Sin Bi. Sin Bi kesakitan. Jungkook saat ini menyudutkannya di dinding. Perlahan, taring Jungkook keluar. Sin Bi benar-benar terkejut.

"Ya! Jungkook, sadarlah. Ini aku Sin Bi. "

"Aku ingin darahmu."

bersambung....

.
.
Apaan dah.. Wkwk
Btw, ini juga pertama kali aku nulis fantasi.. Maaf lah ya kalau belum nge feel.. Wkwk..

Comment dong, saran gitu biar lebih baik lagi... Hehe ❤️❤️

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang