7. Benci

1.1K 101 0
                                    

Taehyung, Jungkook, dan Jimin masih di kantin ketika teman-teman mereka sudah kembali ke kelas. Mereka hanya bergurau sembari memakan makanan yang mereka pesan.

"Yerin!.."teriak Taehyung ketika melihat Yerin berjalan memasuki kantin. Taehyung melambai mengisyaratkan agar Yerin yang datang bersama Yuna duduk di bangku sampingnya yang masih kosong.

"Sin Bi mana?" tanya Jungkook begitu menyadari tak ada Sin Bi bersama mereka.

"Ya! Kau selalu saja mencari perempuan galak itu. Ada apa denganmu?" tanya Taehyung.

"Tidak. Biasanya kan mereka bertiga selalu bersama." ucap Jungkook asal.

"Dia tadi ke kamar mandi dan menyuruh kita untuk duluan." ucap Yerin.

"Mungkin sebentar lagi ia menyusul kita ke sini." ucap Yuna.

Tak lama mereka kembali ke kelas karena bel pergantian pelajaran berbunyi. Jungkook memandang bangku di sampingnya yang masih kosong. Sin Bi tadi tak menyusul ke kantin, dan sekarang dia juga belum ada di kelas.

"Aishh.. Sin Bi mana ya? Udah masuk juga." ucap Yerin pada Yuna yang sama-sama khawatir pada Sin Bi.

Yerin, Yuna dan teman-teman lain mengernyit ketika mendengar ponsel mereka bergetar bersamaan. Dan Yerin sukses dibuat ternganga dengan pesan yang di kirimkan seseorang di grup angkatannya. Bersamaan, dengan itu Sin Bi memasuki kelas. Membuat Yerin dan Yuna saling menatap melihat raut wajah Sin Bi yang berbeda seperti biasanya. Sin Bi tidak menggubris semua murid yang menatapnya bingung. Jungkook kelihatan biasa saja karena memang ia tidak tau karena belum masuk grup.

"Darimana kau?" tanya Jungkook tetapi tak di gubris oleh Sin Bi yang langsung menenggelamkan kepalanya. Yerin dan Yuna saling tatap menatap. Tidak tau akan berbuat apa pada. Sial, baru saja Yuna ingin memanggil Sin Bi, guru sudah datang dan ia tidak bisa bertanya dengan Sin Bi.

"Apa kau sakit?" tanya Jungkook pelan karena guru sudah datang.

"Aku capek. Diamlah." balas Sin Bi yang membuat Jungkook terdiam. Membiarkan Sin Bi kali ini. Ada sedikit perasaan khawatir yang muncul di hati Jungkook. Entah kenapa, ia berpikir ada sesuatu yang terjadi dengan Sin Bi. Jungkook menghela nafas. Mengambil satu kantung jus tomat yang hanya tinggal satu di tasnya. Meminum nya perlahan tanpa ada yang curiga. Mungkin Sin Bi juga lelah seperti halnya dirinya saat ini yang merasa sedikit lelah.

......

"Sin Bi.." panggil orang itu membuat langkah Sin Bi terhenti. Sin Bi menghela nafas, menetralkan jantungnya dan juga perasaannya. Mencoba kuat agar tidak runtuh di depan laki-laki ini.

Sin Bi menatap kedua manik mata laki-laki yang pernah singgah ke hatinya.

"Mianhae." kata yang pertama kali orang itu katakan saat keduanya sampai di gedung belakang sekolah. Dia adalah Hanbin. Hanbin menatap mata Sin Bi, mengisyaratkan bahwa ia benar-benar menyesal. Tapi berulang kali Sin Bi berfikir, ia tak boleh jatuh ke luka yang sama. Ia takut, Sin Bi terlalu takut dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan melukainya lagi.

"Apa kau sudah selesai? Kalau begitu aku pergi." ucap Sin Bi akan beranjak tetapi Hanbin menahannya.

"Aku tidak bermaksud... "

"Semua udah jelas Hanbin. " potong Sin Bi tidak mau mendengarkan penjelasan Hanbin yang merupakan kakak kelasnya. Bisa di lihat, bahkan Sin Bi memanggilnya tanpa embel-embel kak karena memang dulu mereka pernah sedekat itu. Tapi sekarang perasaan itu sudah hilang. Yang ada hanyalah rasa sakit dan kecewa setiap dihadapkan dengan laki-laki ini.

"Aku hanya ingin kau tau, aku mencintai mu Sin Bi ya. Aku ingin bersama mu lagi. " ucap Hanbin mencoba dengan nada tulus.

Mata Sin Bi memanas. Sin Bi mengepalkan jari-jari nya. Mencoba menguatkan dirinya sendiri. Laki-laki di depan nya ini pernah benar-benar ia cintai, tetapi dia juga merupakan orang pertama yang membuat hatinya sakit, membuatnya kecewa.

"Aku juga mencintai mu." ucap Sin Bi membuat Hanbin tersenyum.

"Tapi itu dulu... Sebelum kamu ngehancurin kepercayaanku sama kamu." lanjut Sin Bi agak keras. Raut wajah Hanbin berubah. Kalau bukan karena Yeri, ia tidak akan mau bersikap sok manis dengan perempuan seperti Sin Bi ini.

"Sekarang, aku bahkan gakmau ngeliat kamu lagi." tambahnya.

"Sin Bi.. Dengerin aku dulu. Kasih aku waktu sebentar. " sela Hanbin sembari memegang kedua tangan Sin Bi.

Hanbin menjelaskan semuanya. Ia memang salah. Boleh dibilang dia memberikan harapan palsu pada Sin Bi. Berulang kali ia meminta Sin Bi untuk menunggunya dulu. Sampai saat itu datang, Sin Bi yang sudah siap mendengar pernyataan cinta dari orang yang ia cintai tetapi malah Hanbin menghianatinya karena ia hanya menjadikan Sin Bi sebagai taruhan. Bahkan ia mengencani perempuan lain saat itu. Hampir lima bulanan Hanbin selalu bersikap manis padanya. Hal itu sempat membuat Sin Bi menghapus title playboy di dalam diri seorang Hanbin. Membuat Sin Bi rela hampir tiap hari di bully karena Hanbin yang merupakan salah satu Most Wanted di sekolah menjalin hubungan. Sin Bi mulai membuka hati untuk Hanbin dan ia bertahan karena ia kira Hanbin benar-benar tulus saat itu. Tapi apa, ternyata Hanbin masih sama. Dan sekarang ia bilang ia mencintainya. Bullshit. Sin Bi muak dengan kata-kata itu. Kata-kata yang dulu juga sering Hanbin katakan sebelum ia menertawakan Sin Bi karena dengan mudahnya jatuh cinta dengan seorang Hanbin.

"Memang benar Sin Bi, aku menjadikanmu bahan taruhan waktu itu. Tapi aku sadar aku salah Sin Bi. Dan aku rasa aku benar-benar menyukaimu setelah waktu yang kita lalui bersama. Aku tidak bisa berhenti memikirkan mu. Dan mengenai perempuan itu, dia tidak ada apa-apanya dibanding kamu."

Sin Bi melepaskan tangannya dari cekalan Hanbin. Bisa-bisa nya ia membandingkan dirinya dengan perempuan yang bahkan tidak Sin Bi kenal.

"Tolong, aku tidak mau berurusan lagi denganmu." ucap Sin Bi lalu bergegas pergi sebelum Hanbin lagi-lagi mencekal tangannya. Kali ini lebih erat. Hanbin yang notabene seorang laki-laki yang emosional telah kehabisan kesabaran.

"Sin Bi, tolong beri aku kesempatan. Aku janji gak akan ngecewain kamu lagi. Please, kembalilah padaku."

"Hanbin, lepas!" ucap Sin Bi karena Hanbin mulai bersikap kasar dengannya.

"Gak." Hanbin berucap tegas kali ini.

"Apa yang kau lakukan?! Lepasin!" teriak Sin Bi.

"Kau benar-benar keras kepala Sin Bi." ucap Hanbin memojokkan Sin Bi di tembok lalu menguncinya. Menatap nya tajam. Ia benci penolakan. Kali ini Sin Bi benar-benar ketakutan. Ia tidak tau harus berbuat apa selain berusaha melepaskan tangannya yang di cekal oleh Hanbin.

"Lepaskan aku, Hanbin! Akh." teriak Sin Bi. Tangannya sakit. Ia merasa Hanbin mencekal tangannya dengan sangat kuat. Satu tangannya masih Hanbin gunakan untuk mengunci Sin Bi.

"Aku akan membuat mu menyesal karena menolak ku, Sin Bi." ucap Hanbin dengan smirknya lalu memegang rahang Sin Bi kuat. Sin Bi melotot melihat Hanbin perlahan mendekatkan wajahnya. Sin Bi mematung. Ketika bibir Hanbin mendarat tepat di bibirnya. Ia kemudian mendorong tubuh Hanbin dengan sekuat tenaga.

Plak.

Satu tamparan mendarat di pipi kiri. Hanbin. Sin Bi marah. Ia membenci laki-laki di depannya ini. Matanya memerah ingin menangis, tapi ia mencoba menahannya. Sin Bi melangkah pergi meninggalkan Hanbin dengan tatapan benci. Tak lama, seseorang yang sedari tadi mengamati mereka berdua tersenyum bahagia.

"Kerja bagus. "

.
.
.
.

안녕 ♥..
Aku update agak cepet karena ini masih liburan, hehe.
Selamat membaca ♥
Jangan lupa tinggalkan jejak (vomment) ya...

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang