prolog

2.9K 228 20
                                    

PROLOG

Get your happy ending, dear ass.

"Acara dengan rating tertinggi di Korea tersebut akhirnya datang kembali! Setelah sukses mempersatukan dua puluh pasangan di season sebelumnya, kini acara yang ditunggu-tunggu ini akan menargetkan lebih banyak pasangan! Lebih mendebarkan, penuh dengan cinta dan kisah menyentuh, apakah Anda siap untuk bergabung?

Pendaftaran akan diumumkan kurang dari satu minggu sejak iklan ini ditayangkan! Ayo tunggu apalagi! Untuk siapapun dirimu di luar sana, yang saat ini masih membutuhkan pasangan dan ingin mendapatkan kisah cinta yang manis, segeralah bergabung!"

Kim Dahyun mendudukan bokongnya di salah satu kursi di tenda kedai yang menjual soju dan ramen panas tersebut. Dia cepat mengangkat tangannya, memesan kepada Ibu paruh baya yang tidak henti menatap takjub layar televisi. "Aku pesan ..."

"Wah, putriku akan sangat senang sekarang," gumamnya.

Kim Dahyun merenggut kemudian mengangkat wajahnya. "Itu tidak se-wah itu, Nyonya. Kalau kau lihat lebih dekat sebenarnya kau harus berhati-hati sebelum memberi izin putrimu untuk mendaftar. Akan ada banyak tipe pria yang mungkin saja tidak sesuai dengan putrimu. Ya, bagaimana jika pria yang dijodohkan dengannya justru bernapas bau? Atau bahkan tidak punya pekerjaan dan masih menjadi anak manja dengan menempel dengan orang tuanya? Lupakan sejenak soal kisah romantis dan cobalah berpikir soal biaya hidup dan juga uang iuran untuk sekolah jika mereka memiliki anak." Ibu pemilik kedai itu tercenung sementara Kim Dahyun menyerahkan uang ke hadapannya. "Aku pesan satu botol saju dan ramen satu porsi."

"Uh?"

Ibu itu masih mengeryit, mungkin mencerna perkataan Kim Dahyun yang kelewat panjang daripada tayangan yang baru ia tonton tadi-bayangkan saja! Beberapa orang sering membicarakan bagaimana ambisiusnya mereka untuk mendaftarkan ke acara tersebut, terlebih di akhir acara, terdapat paket hadiah untuk sang pasangan baru, namun gadis asing ini? Menahannya untuk ikut? Si Ibu akhirnya kembali lagi. Kini ia sudah cemberut. "Apakah kau menyumpahi putriku?"

"Uh?" Kim Dahyun tergelak. "Bu-bukan begitu. Aku hanya berusaha berbicara sesuai fakta saja. Acara itu tidak disponsori oleh pemerintah jadi tidak ada jaminan kesehatan atau jaminan pendidikan. Mereka hanya mencari keuntungan finansial agar perusahaan tetap berdiri teguh. Uang. Uang. Uang. Tidak ada yang peduli dengan kisah asmara, tapi uang. Jika penonton menyukainya, masyarakat menyukainya maka mereka terus bergerak. Itulah kehidupan."

"Ah, kau bikin pusing saja! Berhenti berbicara omong kosong!" gerutu si Ibu namun berlalu dari hadapan Kim Dahyun. Kim Dahyun agak mengeryit ketika si Ibu menemui satu wanita lain dari arah lain, dengan apron yang juga terikat di pinggang, sepertinya mereka berteman.

"Ah, masa pelanggan itu mengatakan bahwa putriku tidak perlu ikut."

"Ahjumma, jangan didengarkan. Sekarang orang-orang hanya iri saja, tetap daftarkan saja Hanju. Dia akan sangat senang."

Kim Dahyun mendapatkan pesanannya, tapi sesuai tebakan, bukan si ibu yang mengantar melainkan pemuda yang membungkuk sopan kepadanya. "Terimakasih," kata Kim Dahyun hingga si pemuda itu berlalu dari hadapannya. Dia cepat membuka tutup sojunya, menuangkan ke gelas kecil kemudian meneguknya cepat. Udara malam ini memang gila! Apalagi di kantor, anak-anak tengah sibuk bergosip soal bagaimana mereka akan kedatangan tamu besok pagi! Siapa peduli? Mereka bahkan tidak akan diizinkan tidur dan menjadikan kantor sebagai rumah setelah tayangan Getting Married mulai masuk dapur produksi sejak tiga bulan belakangan. Sekarang, mereka sibuk untuk mengurus pendaftaran sampai akhirnya menjadikannya reality show yang banjir dengan iklan dan sponsor.

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang