eps 9

714 125 4
                                    

EPS 9

Dahyun mengusap sudut bibirnya dan menguap perlahan. Dia membuka matanya dan terkesiap mendapati Jimin sudah berada di dekatnya. "Ya! Apa yang kau lakukan di sini?" Jimin yang setengah tertidur langsung terkesiap. "Astaga ..." Dahyun menunduk turun, lantas cepat memberikan mantel Jimin kembali. Dia bangkit dengan panik dan agak bernapas lega ketika tidak ada siapapun di sana, beberapa orang masih memadati ruang tengah dan halaman depan rumah.

Jimin mengusap wajahnya dan ikut bangkit. "Kau itu, seharusnya kau bilang saja kalau kau mengantuk. Jadi, menyusahkan orang saja." Jimin menepuk-nepuk bokongnya kemudian memakai kembali mantelnya.

"Apa yang kau lakukan tadi?!"

"Aku hanya menemanimu."

Dahyun merasa wajahnya memerah. "Apa-apaan kau ini." Ia menggeleng dan melesat pergi meninggalkan Jimin. Di ruangan tengah, dia berusaha untuk mengusap bibirnya dan mulai mendekati Sona yang ikut menoleh kepadanya.

"Nona!"

"Bagaimana bisa kau membiarkan orang itu bersamaku?" pekik Dahyun namun dia tetap menjaga suaranya. Sona sempat terkesiap namun dia tidak menjawab apapun. Jimin pun dengan santai ikut bergabung bersama yang lain.

"Bagaimana dengan Ibumu, Nona?"

"Ah, dia akan membaik. Aku sudah bilang bahwa dia tidak seharusnya makan makanan—" Jimin kembali berada di dekat Dahyun. "Apa lagi ini? Apakah rumah ini tidak cukup luas untukmu?"

"Ayo, pergi makan."

Dahyun mengucek matanya dan menatap Jimin miring. "Apa katamu? Makan?" Jimin langsung menarik tangan Dahyun, mengenggamnya erat sebelum Dahyun sempat berbicara banyak. "Park Jimin! Aku sedang bekerja!"

"Aku sudah meminta izin," gerutunya pelan dan tidak melepaskan tangan Dahyun hingga ke bagian luar rumah. Keduanya melewati halaman, membungkuk bersama dan Jimin langsung mengarahkannya menuju ke parkiran. "Dan aku sudah meminta kunci dari Sutradara Jae-nim."

"Ya!"

"Kau nanti pingsan, aku tidak mau terlihat bagaikan pahlawan yang menolongmu. Jadi, ayo makan dulu," ajaknya dan mulai berjalan ke dekat mobil putih tersebut. Dia menekan tombol di kuncinya dan mulai membuka knop pintu penumpang untuk Dahyun. "Silahkan masuk."

Dahyun mendelikkan matanya. "Aku akan tetap pergi menemui Kim Taehyung kalau ini caramu untuk menahanku. Dengarkan aku baik-baik, aku tidak mempan dengan perkataanmu dan—" Jimin sudah mendorong Dahyun untuk masuk dan terduduk di dalam. Jimin bahkan memakaikan sabuk pengaman, membuat Dahyun memekik dan mengertak keras.

"Aku tidak peduli. Saat ini, kau harus makan dahulu, baik?" Jimin menarik senyuman dan bergegas menutup pintu untuk Dahyun lantas bergerak mengitari bagian depan mobil untuk terduduk di balik kemudi.

"Kau mengerikan malam ini dan kau sudah berani kepadaku."

"Aku hanya berusaha berbuat baik."

"Hah, diamlah," tukasnya. Namun, Dahyun membiarkan ketika Jimin akhirnya menyalakan mesin mobil dan memarkir mundur mobil tersebut sampai akhirnya dapat keluar dari parkiran yang cukup padat oleh beberapa mobil tim produksi lainnya.

"Aku sedang berbaik hati malam ini kepadamu," ujar Dahyun seraya mengatupkan bibirnya.

*

*

Park Jimin yang seperti ini agak membuat Dahyun berdebar aneh. Bagaimana dia membukakan pintu mobil, mengajak Dahyun makan di restauran yang terlihat bagus, bahkan ketika pria itu menarikkan kursi, memesan makanan dan berucap kepada pelayan, semuanya tidak luput dari tatapan Dahyun. Apakah kepalanya baru terbentur tadi sore?!

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang