SPECIAL EPS 20!!!!

657 106 25
                                    

Special Eps 20

//

AN HOUR INTERVIEW WITH DAHMIN

Jimin menyipitkan matanya sengit. "Apakah tidak ada judul seklise ini? An Hour Interview with Dahmin? Seriously?" Setibanya di ruangan tersebut, Jimin menarik kursi, duduk dan terpaku kepada layar di hadapan mereka yang menampilalkan tulisan tersebut. Sementara itu, sang pembaca acara sebut saja Mrs. Jeon nampak kehabisan kata-kata. Jimin menoleh ke gadis di sisinya. "Kau punya ide lain kan?"

"Kau pikir aku yang mengatur acara ini?" Dahyun beralih ke si pembaca acara yang terlihat gugup tersebut. "Maafkan rekanku, sungguh, dia jadi banyak bicara. Jadi, adakah yang ingin kau tanyakan?"

"Ini bahkan lebih payah dari acaramu, Dahyun-ssi. Kita bisa jalan dan makan saja daripada di sini."

"Ya! Park Jimin! Kau mau ..." Ia memasang senyuman kecil kemudian menendang betis pria tersebut. "... kutendang ya. Silahkan tanyakan apapun kepada kami."

Si pembawa acara tersebut berdeham pelan. Diperhatikan oleh dua sosok tersebut, dia menjadi kehilangan fokus dalam beberapa saat. Publik terus membicarakan betapa "kontroversial"-nya mereka. Tidak, bukan dalam konteks negatif, justru sebaliknya; acara mereka terus dibicarakan, nama mereka tersebar dan acara yang mereka asuh bak anak sendiri itu terus saja dibicarakan dari mulut ke mulut tiada henti. Mrs. Jeon tidak dapat menutup mata maupun telinga. Pasangan legendaris abad ini. Mungkin itu terdengar hiperbola, tapi mereka memang punya pengaruh sekuat itu. Apalagi jika duduk bersisian dan menatap keduanya secara langsung—ada aura memancar dari keduanya.

"Baiklah. Pertama-tama, terima kasih banyak sudah berkenan. Saya tahu betul betapa sibuknya jadwal Anda berdua."

"Terima kasih kembali karena mengundang kami."

Mrs. Jeon tersenyum. "Saya tidak ingin pembicaraan menjadi kaku dan membosankan. Jadi, saya mulai pertanyaan singkat. Terutama untuk Anda Nona Dahyun; sejak kapan Anda tertarik untuk terjun ke dunia pertelevisian khususnya bidang entertainmen ini. Saya tahu bagaimana Anda bekerja belasan tahun untuk berada di balik kursi produser seperti sekarang."

"Tepatnya, hampir dua belas tahun. Saya sudah berkecimpung sejak usia saya lima belas tahun. Saat itu, saya ditawari untuk bekerja sebagai model untuk iklan penambah badan. Saya begitu tertarik bagaimana orang-orang di balik layar ini bekerja begitu gesit dan cekatan. Ketika melihat hasil akhirnya, itu seperti sulap—begitu magis untuk saya lihat. Dari tangan-tangan, keringat, motivasi besar mereka ada semacam produk berupa tayangan yang yah, menurut orang nampak sepele padahal tidak sesepele itu."

"Kau pernah ... jadi model?"

Dahyun mengangguk ke arah Jimin. "Kau terkejut? Aku memang ditakdirkan untuk terkenal," gumamnya dengan senyuman tipis. Dia beralih kepada Mrs. Jeon yang turut antuasias lagi.

"Sejak saat itu Anda mulai tertarik?"

"Begitulah. Saya senang ada di tengah banyak orang yang aktif dan kreatif. Saya juga senang menjadikansesuatu yang saya sukai tersebut menjadi pekerjaan saya. Kau tahu, ketika kau bangun pagi, ketika kau tidak ada tenaga, ketika segalanya melelahkan, tapi jika kau bekerja untuk kebahagiaanmu dan orang banyak, kau akan terus melangkah dan puas."

Jimin berdecak. "Wah, luar biasa. Begitu bijaksana," godanya hingga Dahyun menyenggolnya jahil.

"Menarik, Nona Dahyun. Baiklah, sekarang saya akan beralih kepada Anda, Tuan Jimin. Sejak kapan Anda tertarik untuk bergabung dengan produksi Nona Dahyun?"

"Sejujurnya, Ayahku adalah Direktur Utama Starlight Channel jika kalian belum tahu secara jelas. Aku sudah akrab dengan dunia televisi sejak aku masih begitu kecil. Aku melihat Ayahku yang berproses—mulai dari pembantu para kru sampai akhirnya merangkap menjadi sutradara, produser, manajer, wakil direksi, sampai akhirnya di bangkunya sekarang. Aku tertarik bergabung dengan produksi Nona Dahyun karena melihat semangatnya, dan dia bukanlah orang asing di industri ini, bukan? Kau sudah mengenalnya, siapapun mengenalnya. Ini sebuah kebanggaan besar."

"Dan kau tahu, Mrs. Dia sebenarnya menyogok Ayahnya agar dia menjadi bagian dari kru-ku."

"Ya! Tidak begitu. Uh, kau mau aku pergi memangnya?" Jimin balas bersunggut-sunggut gusar. Dahyun hanya terkikik pelan, kemudian mereka terfokus kembali kepada si pembaca acara.

"Menyenangkan melihat interaksi kalian."

Dahyun melirik rekannya dan tertawa singkat. "Kau pikir begitu? Jika sedang bekerja, aku lebih senang meneriakinya bahkan memukulinya. Dia begitu payah, pada awalnya. Tetapi, sekarang, dia tetap payah."

"Mrs, Nona Dahyun ini cukup brutal. Jangan tertipu olehnya."

Mrs. Jeon tertawa pelan kemudian memandang turun kertas di hadapannya. "Sepertinya suasananya tidak canggung di tempat kerja kalian. Jadi, siapa yang mau menceritakan soal proses syuting acara terkenal Anda—Getting Married Couple. Sebelum itu, saya perlu memberitahu permisa perihal rating acara ini yang meningkat pesat dari waktu ke waktu, memiliki banyak sekali penggemar dari berbagai kalangan, serta jangan lupakan kiriman bunga yang datang ke kantor kami karena mengundang kalian. Wah, sepertinya bukan hanya konstentan saja yang menarik. Bagaimana proses syutingnya?"

"Wah, mereka mengirimkan hal-hal seperti itu?" tanya Dahyun tidak percaya. "Wah, itu menakjubkan." Ia menatap kamera di sisinya. "Jangan lupa kirimkan kami bunga pula. Aku akan beritahu tempat syutingnya." Ia pun tersenyum.

"Berikan makanan juga."

"Park Jimin!" Dahyun kembali tersenyum. Memalukan juga tertangkap langsung meninggikan suara ke arah pria ini. Ia langsung duduk manis kembali. "Sejujurnya, musim ini kami mendapatkan banyak tekanan termasuk dari publik, bagaimana mereka telah percaya dengan acara ini dan menginginkan banyak hal. Tetapi, itu positif dan itu yang mendorong kami untuk terus membenahi diri. Selain itu, proses syuting jadi terasa lebih menyenangkan."

Jimin mengangguk. "Benar, dan ada banyak momen yang sulit dijelaskan termasuk ..."Jimin mulai meraih tangan Dahyun lantas mengenggamanya erat. Mrs. Jeon sempat terperangah begitu Dahyun. Demi Tuhan! Ini siaran live, apa yang orang ini lakukan sih?! Dahyun berusaha duduk rileks padahal dia begitu terkejut hingga ekspresinya menjadi campur aduk. "—aku mendapatkan kekasih pula."

"Oh?" Mrs. Jeon tercekat lantas bertepuk tangan dengan diliputi rasa terkejut yang kentara. "Selamat untuk kalian! Wah, apakah ini pengumuman resmi? Resmi?" Ia memandang kamera dan beberapa kru yang berkumpul tersebut. "Wah, sebuah kehormatan kalian mengumumkannya di sini."

Dahyun meringis, berusaha menarik tangannya namun Jimin kukuh menahannya. Mau tidak mau dia memasang senyuman kaku. "Tidak ... tidak seperti itu."

"Aku benar-benar bahagia bekerja bersama kekasihku." Ia mengerling singkat ke arah Dahyun dan memasang senyuman lebar yang menampilkan deretan giginya yang putih. Dahyun ingin mengumpat tapi dia menahannya di bibir. Awas kau, Park Jimin!

"Selamat sekali lagi! Saya dan yang lain, tentu saja, termasuk para masyarakat pasti turut bahagia mendengar hal ini. Selamat! Seharusnya aku menyiapkan bunga, bukan? Untuk kalian?"

Dahyun meringis. "Tidak .. tidak perlu repot."

"Terima kasih. Kami sangat senang mengumumkan kabar ini pula," ujar Jimin dengan lembut. "Jika ada kabar lebih lanjut yang berhembus mengenai hubungan kami, please, undang kami lagi agar kami bisa menjelaskan secara detail. Bahkan apapun itu, kami siap untuk diundang." Ia tidak mengubris bagaimana Dahyun sudah siap menebas lehernya atau bahkan mencekiknya hidup-hidup. Terlihat wajah Dahyun sudah merah seperti kepiting rebus, sedangkan tangannya nampak meronta-ronta sedari tadi.

Bencana!

[]

Ini hadiah buat kalian-kalian yang tetep setia ngikutin kisah Starlight Channel ini, tau nggak sih, pas awal bikin cerita ini sebenernya gue bayanginnya nggak serumit ini. Cuman Dahyun diselingkuhin, terus dia mau balas dendam eh malah kepicut sama Jimin. Intinya, sih bakalan nggak banyak kayak gini chaptersnya. Gue bersyukur ini sudah sejauh ini, yeayyy!!! Dan kalian terus setia. Thank you!!! Semoga cerita ini bisa gue lanjut terus dan kalian nggak bosen. Konflik bakal berdatangan, tenang aja, hahahaha. Tapi gue bakal usahan yang terbaik buat mereka nggak menderita menderita amat. We will see deh!!! Pengennya cerita ini tuh santuy dan nggak bikin kepala pusing gitu. Enak aja dibacanya. 


FYI, Mrs. Jeon itu anggap aja aq hehehehehehe

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang