eps 14

633 119 33
                                    

EPS 14

*

Jimin terbangun sejak tengah malam. Apakah dia bisa tidur? Tentu tidak. Apalagi ruangan yang ia tempati tidak lebih dari ruangan sempit berisi satu ranjang lipat, satu meja yang penuh dengan perlengkapan dan gelas minumnya, serta beberapa tumpukan pakaian di koper tidak begitu jauh. Dahyun menempati ruangan sampingnya, tapi sepertinya tidak jauh berbeda.

Di luar, para kru TV masih sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi besok adalah 'hari perdana' syuting yang dimulai sejak pukul lima. Mereka akan mulai menyoroti kehidupan tiap peserta baik perempuan maupun laki-laki.

"Uh, kau sudah bangun?" tegur Jimin di depan pintu Dahyun yang terbuka. Jimin sudah menyampirkan handuk di bahu kirinya. Letak kamar mandi ada di bagian belakang, menyatu dengan pantry serta gudang yang cukup sempit juga.

"Memang yang kau lihat apa? Aku tidur sambil berjalan?" sahutnya sinis. Mood perempuan itu memang buruk dari kemarin, apalagi sejak insiden di mana ada peserta perempuan yang menyinggung masalah pribadinya dengan Taehyung. Dahyun pun mengenakan mantelnya dan berjalan ke dekat Jimin. Mereka bertatapan sejenak. "Mau mandi?"

"Ya. Aku tidak bisa tidur lagi. Aku akan membantu yang lain."

Dahyun mengangguk. "Jangan merengek kalau kau mengantuk besok hari."

"Kau juga tidak tidur kan!"

"Aku bukan bayi sepertimu!" pekiknya lantas melenggang begitu saja. Acara perdebatan seperti itu bukan hal yang baru tapi tetap saja, Jimin seringkali terkekeh geli. Setidaknya dia masih meresponku. Biasanya kalau orang lain, Dahyun akan membalas sinis. Jimin pun kembali berjalan, menuju kamar mandi yang ada. Ia tidak berhenti tersenyum sampai ia masuk ke dalam sana.

Sementara itu, Dahyun mulai bergerak mendekati Sona yang masih terjaga. Sona agak menguap tapi langsung duduk tegak lagi ketika Dahyun ikut terduduk di balik monitor, bersama kru lain termasuk Kameramen Jung. "Nona, mengapa belum tidur? Kantung matamu hampir menyamai panda. Aku pasti kena omel dari Ibumu!"

"Sudahlah," sahutnya. "Aku memang tidak mengantuk. Aku akan tidur kalau memang mengantuk."

Sona hanya bisa cemberut. Sementara itu, Dahyun menerima map berisi kegiatan besok dengan mata yang masih terbuka lebar. Ada dorongan asing yang terus saja terpompa di aliran darahnya setiap kali dia sadar bahwa ini adalah kehidupannya, bahwa pekerjaan ini lebih berarti daripada apapun juga. Mereka sering menyembutnya gila kerja bahkan pecandu kerja. Tapi tetap saja, toh Dahyun pikir dengan menyibukkan diri seperti ini dia tetap waras.

Sona berbisik rendah. "Kau sudah tahu belum?"

"Apa?"

"Kim Taehyung sangat populer di SNS." Ia mengeluarkan ponselnya kemudian menunjukkan beberapa akun sosial media mereka dan Dahyun memperhatikan dengan khidmat. Sona menggulirkan layarnya, mengecek satu persatu berita yang dimuat media kemudian menunjukkan ke Dahyun dari jarak dekat. "Dia memang bintangnya. Kalau dia menang ..."

"Itu bagus." Dahyun tidak melepaskan pandangannya. Ada banyak artikel yang dimuat setelah tayangan perdana hari ini apalagi mereka menggunakan metode real live streaming pula, di mana ada adegan Taehyun mengenggam kamera dengan jarak dekat dan tersenyum. Postingan itu yang langsung menarik perhatian.

"Dia tampan."

Dahyun terkekeh. "Memang." Dahulu senyuman miring pria itu kukira mengejek atau dia sok pamer ingin menunjukkan kepada siapapun bahwa wajahnya serupawan itu. Tapi itu memang ciri khasnya. "Dia tidak pernah berubah."

"Kau masih menyukainya?" tanya Sona dengan spontan.

"Ten .. tentu. Aku harap aku dapat bekerja sama dengan baik selama syuting ini."

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang