eps 35

470 81 21
                                    

EPS 35

Tragedi pasti nama tengahku. Tragedi pasti mengikutiku bagaikan anak kucing kesepian yang butuh perhatian dan ingin berlama-lama denganku. Dahyun yakin itu. Bila saja ibunya bilang bahwa sejak lahir, ada nasib jelek di garis tangannya, Dahyun tidak akan terkejut kok.

Mungkin memang begitu adanya.

"Sudah terpikirkan akan seperti apa?" tegur Nyonya Park seraya menaruh nampan berisikan cangkir dan poci antik di hadapannya. Nyonya Park ikut terduduk, senyuman mengembang dengan puas di bibirnya yang dipoles merah membara. "Aku berharap sesuatu ketika kau datang kemari."

Dahyun berdeham. "Kami masih merencanakannya sekarang, tapi aku pastikan, aku akan berusaha. Lagipula, aku punya orang yang dapat aku andalkan?"

"Uh? Siapakah?"

Tidak berapa lama, satu pelayan di rumah megah itu muncul dan menaruh beberapa piring kudapan. Dahyun memperhatikannya dan memikirkan dalam hati; Bagaimana? Aku jadi yakin akan bekerja bersama Jungkook? Dahyun pikir, dia seharusnya lega ataupun menolak mentah-mentah. Justru dia di sini—di tengah-tengah rumah kaca, keadiaman Nyonya Park.

Sewaktu perjalanan kemari, Dahyun sudah memikirkan ribuan skenario agar Nyonya Park luluh dan menyerah saja dengan permintaannya. Tapi apa? Dahyun buntu. Dia justru duduk santai di kursi warna putih itu, mendongak dengan kagum saat sinar matahari yang memandikan bagian kubah rumah kaca tersebut. "Kau yang mengurus tempat ini?" tanya Dahyun, mendadak. Dia masih tidak percaya bagaimana tanaman termasuk bunga-bunga dan buah tumbuh dengan subur, apalagi sisa embun masih melekat dan membuat gadis itu jadi rileks. Jika dia tahu lebih awal bahwa tanaman dengan warna hijau dan kelopak warna-warni dapat menentramkan hati mungkin Dahyun akan bercocoktanam sejak awal.

"Begitulah. Ini jadi terapi untukku," katanya.

Dahyun mengangguk. Dia menunduk untuk memperhatikan pot-pot lebar maupun tanaman rambat, sepertinya umbi-umbian? Atau anggur ya? Menatapnya, Dahyun merasa pikirannya seperti terkuras bersih. Seharusnya, dia memang merencanakan liburan ke daerah pegunungan maupun pedesaan agar lebih fresh.

"Menurutmu bagaimana?"

"Di sini nyaman. Aku pikir, kau agak sinting saat mengajakku mengobrol di sini. Maksudku, ruang tamu dan ruang tengahmu cukup bagus. Kita akan bicara akrab di sana .."

"Dahulu, Jimin juga senang berada di sini," ujarnya dan menunduk. "Dia akan berlarian dan membantuku membawakan pupuk maupun menyiram tanaman. Dia bocah yang aktif, bahkan dia tidak mau berhenti sampai pakaiannya penuh tanah." Wanita itu terkekeh tanpa trduga. Dia pun mendongak dan menatap Dahyun. Tatapannya nampak sendu dan muram.

"Dan ..."

"Dan, beberapa waktu ada hal yang tidak dapat aku kontrol. Aku kehilangan bocah itu dari tanganku sendiri. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali ia kemari, ajaklah dia lain waktu." Nyonya Park menyeruput tehnya perlahan.

Dahyun mengedarkan pandangannya. Berada di rumah kaca seperti memisahkannya dari dunia luar, dari dunia yang penuh dengan kebencian, dari dunia yang penuh polusi dan manusia-manusia tidak bertanggung jawab. Aman. Itu yang Dahyunrasakan sesaat tubuhnya menerima oksigen dan merasakan energi sekitarnya. Mungkin kalau sudah setua Nyonya Park, aku butuh satu tempat seperti ini, jelas sekali. Dahyun membatin dan mulai menyeruput tehnya. Rasa hangat dan manis tercecap lidahnya sedangkan dia mulai memejamkan mata.

"Kau boleh mampir, tapi ingat untuk kabari aku soal program itu," ucap Nyonya Park hingga Dahyun membuka matanya. Ganggu saja! Dahyun melipat bibirnya dan bungkam.

Apakah aku bisa?

"Kalau kau masih berdebat dengan dirimu sendiri, cobalah untuk datang lebih sering." Nyonya Park menuangkan kembali teh untuknya. Dia menghirupnya dalam-dalam seraya mempersilahkan pelayannya untuk menyirami beberapa tanaman bunga yang berderet di pojokan rumah kaca lebaritu. Sejak kepindahannya kemari, Nyonya Park sudah merencanakan satu green corner untuknya sendiri, tempat pelarian, tempat pengasihan dan tempat kedamaian untuknya. Sampai sekarang, dia tidak pernah kecewa karena membangun tempat ini.

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang