eps 10

769 134 19
                                    

EPS 10

Ada jadwal konferensi pers sebelum tahap syuting. Dahyun pun segera bersiap sejak tadi pagi, bersama dengan Sona yang nampak setia di sisinya. Sona tidak berhenti berdecak kagum, dipandanginya wajah sang Bos yang biasanya kusam dan penuh dengan kerutan, justru berubah menjadi lebih cantik sekarang. Apakah ini benar Dahyun? Dia berusaha kuat untuk tidak menanyakan hal tersebut terang-terangan. Dahyun punya kulit yang bersinar dan akan cocok dengan make up dan konsep konferensi malam ini yang begitu glamour . Sudah ada banyak wartawan yang duduk rapi di tempat mereka, sementara satu meja panjang berwarna hitam berpita merah sudah disiapkan di depan sana. Ada banyak rangkaian bunga mawar merah gelap dan juga beberapa lampu kristal yang ada di ruangan ballroom khusus tersebut.

Dahyun menatap gaun putihnya, agak meringis karena panjangnya yang menjuntai di lantai. "Apakah mereka tidak bisa memberikanku gaun yang wajar?"

"Kau sangat cantik, Nona. Itu cocok denganmu."

"Merepotkan saja." Dahyun merapikan bagian bawah rambutnya yang tergerai sempurna. Dia memandangi wajahnya sesaat beberapa tim yang mendadaninya kembali memenuhi ruangan, merapihkan gaun Dahyun serta membetulkan bagian bahu Dahyun yang agak mengekspos kulitnya.

"Anda gugup, Nona Dahyun?"

"Tidak sama sekali," katanya cepat. "Aku hanya tidak mau sampai tersandung di gaun sialan ini."

Sona berdeham. "Nona, ini hanya untuk malam ini."

Dahyun pun hanya dapat mendesah pelan. Jika saja dia bisa absen dari acara ini. Tapi sialnya tidak, program ini sudah seperti darah dagingnya sendiri. Dahyunsudah seperti ikon untuk program ini. Jadi, jika Dahyun absen, tentu saja itu akan berpengaruh kepada saham perusahaan dan juga citra mereka di tengah masyarakat termasuk para audiens setia mereka.

Dahyun dibantu mengenakan heels berwarna gading lantas dibantu berdiri. Dia mulai berjalan keluar setelah menerima minum dengan sedotan dari Sona lantas mengikuti kru kecil itu untuk bersiap di belakang stage menuju area konferensi.

***
Jimin merapikan jas hitamnya. Dia memandangi figur wajahnya di cermin terang tersebut kemudian merapikan sedikit rambutnya yang terang. Sejenak, dia merasa gugup yang asing. Ini pertama kalinya aku tampil di publik. Namun, tidak, ini tetap harus dilakukan. Membyangkan Dahyun turut bersamanya, membuat Jimin agak lega.

"Tuan, kau siap sekarang?" tanya Jungwa, salah satu tim Dahyun yang dengan sigap mendatanginya di ruangan tesebut.

"Tunggu sebentar," kata penata rias Jimin lantas merapikan dasi hitam pria tersebut. Setelah beres, dia pun memandangi Jimin dengan senyuman. "Kau sangat tampan, Tuan," katanya.

Jimin hanya tersenyum tipis dan mengikuti intruski Jungwa hingga mereka berjalan menuju ballroom. Sebelum benar-benar menunggu di sisi bagian dari ballroom, menunggu bagaimana acara akan dimulai dan pembawa acara akan memanggil mereka untuk masuk satu persatu, Jimin memperhatikan satu gadis yang dengan kerepotan mengangkat ujung gaunnya, dibantu dengan beberapa orang di belakangnya.

"Hah! Bikin gila saja! Aku tidak ingin pakai gaun seperti ini lagi."

"Tapi, ini sempurna."

Dahyun merenggut. Dia pun berusaha untuk berjalan perlahan sampai akhirnya dia berada di sisi Jimin. "Enak sekali kau bisa pakai pakaian seperti itu," gerutunya memanadangi Jimin yang mengenakan setelan hitam yang formal.

"Kau mau bertukar denganku?"

Dahyun mencebikkan bibirnya. Dia menengok kecil, mengintip ke arah dalam ballroom. Beberapa wartawan sudah berdatangan, dengan laptop dan kamera yang siap untuk membidik. Beberapa saat, Dahyun pun meneguk ludahnya dalam. "Aku tidak pernah terbias.a"

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang