eps 17

703 124 17
                                    

EPS 17

DAY 3

Dahyun merenggut pelan. "Tetap saja, maksud makhluk itu, aku ini dingin." Sejenak, Dahyun menunduk untuk menatap kalung tersebut. Tidak pernah sekalipun terbesit dalam benaknya bahwa Park Jimin sampai berani memberikannya hadiah apalagi dengan rayuan bahwa 'Dahyun cantik'. Hish, membayangkannya saja membuat Dahyun dongkol setengah mati. Tetapi, inilah yang terjadi. Dahyun merasa konyol karena kemarin ia membiarkan Jimin memasangkan kalung tersebut, lalu Dahyun pergi keluar tanpa mengembalikan benda terkutuk ini.

Jimin pasti merasa menang dariku.

"Kalungnya bagus."

Dahyun menoleh, terkejut beberapa saat. "Uh kalung apa ..." Ia buru-buru memasukkan kalung tersebut ke dalam kemejanya lagi. "Jadi, apakah kau sekarang malas-malasan karena sudah mengambil laporannya?"

"Uh, Nona, kau ini ... aku sudah memintanya sejak semalam tapi mereka bilang baru siang nanti mereka akan memberikannya kepadaku. Memang kenapa sih?"

"Aku perlu melihat data statistiknya sekarang juga. Aku perlu memastikan apakah penonton menikmati tayangan ini, atau tidak sama sekali."

Sona berdecak. "Huh, biasanya kau tidak begitu peduli. Kau kan sibuk saja untuk syuting." Dahyun memutar bola matanya, tanda jengah, yang membuat Sona langsung membungkam dan mengangguk. "Aku akan pergi ke Ketua lagi untuk meminta laporannya." Ia pun pergi dalam waktu cepat.

Dahyun bukannya bodoh atau mendadak peduli. Tapi sejak semalam, dia terus saja memantau SNSnya dan terkejut mendapati bagaimana 'Ledakan Popularitas' Kim Taehyung makin tidak terkendali. Bahkan Taehyung sudah punya fanbase yang mendedikasikan penuh usaha, uang serta waktu mereka untuk memberikan votes secara berkala untuk pria tersebut. Tentu saja, para penggemar itu tidak sepenuhnya ingin Taehyung bersama sang gadis pemenang nantinya; mereka ingin Taehyung naik dan terkenal kemudian menjelang akhir tayangan, mereka akan menggeser Taehyung dengan kandidat lain; Dahyun sudah hafal polanya. Mereka ingin Taehyung mendapatkan tempat tapi tidak serta merta membiarkan Taehyung punya pasangan. Itu paradoks.

Mungkin saja, para penggemar itu mulai gigih mencari cara agar Taehyung mendapatkan hadiah rumah tapi putus dengan pasangannya kelak. Tidak ada jaminan mereka tidak melakukan hal-hal ekstrem agar keinginan mereka terwujud.

Mengerikan.

Dahyun menggelengkan kepalanya. Sejak awal, dia sudah tahu bahwa ide bergabung dengan acara ini adalah ide yang terlampau berani. Apalagi Taehyung tidak pernah mengikuti acara seperti ini sekalipun. Ke mana pula perempuan yang menjadi kekasihnya itu?

Dahyun ingin membentak Taehyung dan perempuan itu untuk pergi bahagia saja sana dan tidak perlu mengusiknya bahkan menjadi sumber sakit kepalanya. Tapi semua sudah terlanjur.

Sekarang, mereka hanya perlu mengikuti arusnya saja.

"Kau melamun lagi. Kalau kau memang tengah memikirkanku, atau mengkhawatirkanku, seharusnya kau temui aku." Satu suara menyeruak, membuat Dahyun mengangkat kepalanya dan langsung mendesis pelan. Jimin menyunggingkan senyuman separuh. "Aku sudah baik! Syukurlah! Wah, kau pasti repot tanpaku kan?"

Dahyun mengibaskan tangannya dan melenggang santai. Jimin sontak mengekori dengan sabar. "Dahyun-ssi¸wajahmu itu selalu saja mendung. Kau tidak pernah terkena sinar matahari ya?"

"Berisik!"

"Hari ini jadwalnya apa?"

"Kau seharusnya sudah tahu. Kita akan melakukan briefing lalu mulai ke lokasinya lagi. Aku sudah memberikan setumpuk laporan—" Jimin sudah menahan bibir Dahyun dengan telunjuknya, mengejutkan wanita itu. "—apa yang.."

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang