eps 7

781 147 23
                                    

EPS 7

Momen itu beku. Dahyun tidak dapat mengerjap, melangkah ataupun menemukan napasnya. Kim Taehyung si sialan itu di hadapan matanya! Jimin berusaha mendekati, bersama Bomgyu yang ikut mendekat. "Ayo, ke mobil ..."

Taehyung pun terkejut, menyadari dua pria tersebut. "Oh, kalian ..."

Jimin cepat maju kemudian menjulurkan tangannya. "Aku Co-Produser yang baru, Park Jimin. Manusia ini sudah menginjak kakiku dan mengatakan hal-hal mengerikan kepadaku. Kau beruntung bisa lepas darinya, Bung—"

Dahyun cepat memukul perut Jimin. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Ah, soal itu ..." Ia agak menggaruk tengkuknya canggung. "Well, aku mendaftar sebagai kandidat peserta."

"Ah ..."

"Mengapa kau tertarik?" tanya Jimin dengan mata memicing. "Maksudku, kau tidak terlihat seperti pria lajang yang kesepian dan—" Sebelum pria itu sempat bertanya lebih jauh, Dahyun sudah berdiri menghalangi Jimin dan tersenyum kepada Taehyung.

"Senang bertemu denganmu," tukasnya kemudian mulai menarik lengan Jimin. "Aku masih ada urusan sepertinya ..."

"Ah, sebentar, Day!" Taehyung mengejar langkah mereka, berdiri dekat di hadapan Dahyun yang mengeryitkan dahinya dalam. Taehyung tersenyum getir. "Aku mau minta maaf kepadamu, dan apakah kau punya jadwal yang lenggang? Maksudku, aku ingin mengajakmu makan."

"Bung—"

Dahyun menahan Jimin dan tersenyum. "Oh ... ya, tentu saja." Dengan cepat, Taehyung mengeluarkan kartu namanya. Agak canggung karena Dahyun bahkan masih mengingat nomor apartemen Taehyung, kebiasaan kecil pria itu yang makan dengan lamban atau bagaimana Taehyung senang dibelikan hadiah berupa jaket tebal yang hangat. Taehyung pun memberikannya, luput menyadari Dahyun yang sudah menatapnya sendu.

"Ini. Hubungi aku jika kau punya waktu luang," ujarnya lembut. "Aku akan sangat menghargainya."

*

*

Jimin berdecak pelan seraya menaruh sumpit di tangannya. Makan siang itu jadi lebih sepi karena Dahyun hanya mengaduk minumannya dan terdiam beberapa saat. Dahyun lebih sibuk melirik kartu nama di sisi meja kemudian berdecak pelan. "Kau payah," cibir Jimin, secara mendadak.

"Diamlah."

"Kau yang bilang sendiri kau tidak mencintainya lagi," desaknya.

Dahyun merenggut. "Aku tahu tapi ... apakah kau tidak pernah punya hubungan asmara apapun, Jimin-ssi? Maksudku, kau pasti tahu apa yang aku rasakan sekarang? Aku ... entahlah." Ia mendorong minumannya dan berdecak berulang kali. "Aku ingin bicara dengannya. Mungkin selama ini salah paham."

Jimin terbatuk-batuk di tempatnya. "Kau pikir begitu?" Ia meneguk minumanya cepat. "Dengar, pria yang sesungguhnya adalah pria yang berani mengatakannya langsung kepadamu dan bukan bajingan yang muncul setelah beberapa waktu dan bersikap seolah dia tidak melakukan kesalahan seperti itu!" Suaranya kian meninggi, membuat Dahyun menatap lurus Jimin. "Kau dengarkan itu? Dia bukan pria sejati! Tidak tahu malu sekali!"

Dahyun meringis. "Diamlah! Apa yang kau tahu soal pria sejati atau bukan?"

"Setidaknya, aku tahu bahwa jika wanita menangisiku, aku pasti sudah membuat kesalahan besar dan aku tidak akan berani menginjakkan kakiku di kehidupannya lagi. Bahkan jika aku masih mempunyai perasaan kepadanya."

Hening. Dahyun menundukkan wajahnya dalam, melirik kecil ke arah kartu nama Taehyung. Dia tidak lupa dengan nomor ponsel Taehyung, bahkan meskipun sudah dihapusnya, dia masih ingat hafal betul. Hanya saja kartu nama itu, membuatnya campur aduk.

starlight channel | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang