40 Phobia and Trauma

518 84 43
                                    

Aku bakal up lagi besok kalo ada 25 komen, komen Fighting, semangat, gak ku hitung. Kalau ada koment next atau lanjut, update dibatalkan, jadi kalo ada yang koment next atau lanjut buru-buru diingatkan biar dihapus sebelum aku baca dan membatalkan update. Siap pecahkan komennya?

.
.
.
.
.
.

The long-lived villian in my heart
Who pierced my heart countless times
My memories a guideline
To the brutality to be imposed on me
.
.
.
.
.
.
.

Lay dan Chanyeol berlarian di rumah sakit. Yang lain masih dalam perjalanan. Setelah mendapat telfon dari pihak rumah sakit mereka langsung panik. Terlebih lagi Taehyung yang terbelalak kaget. Dugaannya ternyata salah. Seharusnya ia tak lengah.

"Suster, dimana ruangan pasien atas nama Kim Jongdae?" Tanya Lay panik.

"Ruang operasi nomor 03 lantai dua." Jawab petugas receptionist.

"Gadis yang bersamanya dimana? Dia fobia dengan darah!" Rose bertanya dengan nafas tersengal karena berlari menyusul yang lain.

"Mwo?" Pekik Lay kaget. Ia benar-benar tak bisa membayangkan kondisi Jisoo sekarang. Ia paham betul dengan apa yang dinamakan fobia, karena dia bahkan fobia pada unggas dan ikan.

"Nona Kim ada di ruang perawatan psikologis lantai dua-"

"Tuan Kim Jongdae membutuhkan banyak darah--"

Belum selesai petugas itu bicara, mereka sudah berlarian di lorongbrumah sakit. Beberapa diantaranya mencari ruang perawatan Jisoo.

"Dokter, golongan darah kami sama dengan pasien!"

"Silahkan ikuti perawat ini untuk pemeriksaan, tuan!" Ucap dokter pada Suho dan Kai.

Mereka tidak bisa menunda lagi, mereka harus memberikan donor pada Chen secepatnya.

Setelah menunggu benerapa menit akhirnya Kai bisa menjadi pendonor untuk Chen. Dan operasi akan segera dilakukan.

Sedangkan ditempat lain di rumah sakit itu, seorang gadis dengan wajah pucat berbaring di brankar rawat. Ia bangkit dari posisi tidurnya ketika mendapati sahabatnya masuk ruang rawatnya.

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja." Irene memeluk Jisoo yang sudah berkaca-kaca.

"Kau kuat Kim Jisoo,--" ucap Lay sedikit tercekat. Menghadapi sesuatu yang sangat kau takuti tidaklah mudah. Membayangkan saja Lay tidak mampu. "Kau bertahan cukup lama, kau pemberani."

"Eonnie," panggil Jisoo lirih.

"Chen oppa, bagaimana kondisinya?"

Irene menghela nafas berat, "dokter masih menanganinya."

Jisoo menunduk, jika saja dia tidak takut dengan darah, jika saja ia memiliki ketrampilan pertolongan pertama, kondisi temannya takkan separah itu.

"Jangan menyalahkan dirimu." Ujar Krystal seolah membaca pikiran Jisoo. Lagi pula memang ini bukan salah Jisoo kan? Mereka sudah berusaha untuk berhati-hati, tapi apa yang terjadi adalah diluar perkiraan mereka.

"Aku mengerti apa yang kau rasakan Soo-ya," Lay mendekat ke arah Jisoo. "Aku juga memiliki fobia ingat? Jangan menyalahkan dirimu, jangan merasa kau paling lemah. Bahkan semua orang memiliki rasa takut terhadap sesuatu."

Klik..

Xiumin masuk ke ruang rawat Jisoo bersama So Hyun dan Rose. Mereka baru selesai mengurus administrasi rumah sakit. Rose segera memeluk erat sahabatnya. Ia yang paling tahu bagaimana takutnya Jisoo dengan darah.

|01| Hacked Heart X EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang