3. Kakak

4.6K 299 0
                                    


"Yena... Jawabannya sama" rara bicara kepada yena sambil merengek.

"Ya! Pagi pagi seperti ini, lu bahas soal kakak lu itu. ayolah"jawab yena cepat

"Temen bukan silu?"

"Heheh bercanda, udah dibujuk belum papah lunya? Coab bujuk lagi,  sampe nangis nangis kek lunya" Rara langsung tersenyum lebar

"Belum dicoba, kayaknya bakal sama ajah, tapi, makasih sarahnya, akan ku coba" rara langsung menutup teleponnya

"Oke papah, papah, papah, papah lagi dimana ya sekarang. Ayolah sudah pasti dikantor"  rara sambil bulak balik kedepan ranjangnya, karena hari ini sekolah rara libur jadi ia bebas pergi kemana sajah

" iyalah jam segini,bYa papah lagi dikantor" rara langsung menelepon papahnya

"Pah lagi dimana rara kekantor papah ya?" tanya rara dengan cepat

"tumben kenapa ra? ,y udah kesini ajh keruangan papah" rara langsung menutup teleponnya lagi dan langsung bergegas dengan cepat.

Mungkin hari ini beruntung? Ara harus buru buru, keburu keberuntungan itu tidak berpihak lagi kepadanya.

Sesampainya rara di kantor disambut dengan karyawan papah rara yang sangat ramah, rara langsung menaiki lift dan menuju ruangan ayahnya, sesampainya rara di ruangan papahnya

"loh tumben ra cepet banget kesini naik apa pake jet?" papah rara langsung tertawa karena jika rara di suruh kekantor datengnya pasti lama.

"Apa sih pah, pah rara mau nanya deh" rara langsung duduk di sofa yang ada diruangan papahnya

"Nanya apa ra?" papahnya bingung biasanya rara kalo nanya mukanya gak seserius itu

"Pah..  kali ini ajah, Rara ingin tau keberadaan kakak rara pahh" rara merengek, rara mendiskusikan pada dirinya sendiri harus nangis, agar semuanya berjalan lancar.

"kenapa rara pengen tau sekali soal kakak kamu?" ayah nya sambil duduk dan menatap rara.

"Bukannya rara juga punya hak buat tau dimana keberadaan kakak rara ya pah" sunggung rara sangat sangat penasaran dan dia juga sangat merindukan kakaknya walau pun dia belum tau siapa kakanya.

Kenapa harus menutupinya sampai segininya, emang ada masalah apa dengan kakaknya itu. Sampai sampai orang tuanya saja, tidak memberitahunya. Serumit apa sampai susah untuk dijelaskan?

Sepanjang apa masalahnya, sampai malas bercerita. Adik tentu bisa menanyakan kakak kandungnya sendiri, yang terpisah sejak ia dari lahir. Jika aku tidak dipancing, menanyakan kakakku oleh temanku, mungkin aku tidak bakal seperti ini sampai saat ini.

Bahkan aku pernah berpikir, kalau kali ini aku gk dapat jawabannya, aku menyerah saja. Aku cape, harus mencari bagaimana lagi, aku bingung, ya mungkin ini udah takdir, aku gk bisa dipertemukan. Dengan kakaku sendiri, ya gapapalah, toh. Aku udah biasa dirumah sendiri.

Vote+komen

                                  TBC

Jimin Kakak Gue!? || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang