Jenny baru saja mendapat pesan singkat dari calon tunangannya bahwa ia tak bisa menjemputnya belanja. Bukan hal yang baru saat Yoga tak bisa menjemputnya, entah karena lelaki itu benar-benar sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang dokter atau mungkin karena laki-laki itu masih belum bisa menerima Jenny sebagai calon tunangannya.
Namun, Jenny memakluminya, ia yakin cepat atau lambat Yoga akan menerimanya.
"Lis, kita naik taksi aja ya, Yoga nggak bisa jemput." Jenny mengagetkan Lisa yang sedang terpesona melihat seorang gadis bermain gitar putih bersama beberapa anak jalanan dan bahkan beberapa ikut mengelilinginya hanya untuk melihat.
"Kamu tadi bilang apa?"
"Yoga nggak bisa jemput, kita pulang naik taksi aja." Lisa hanya mengangguk dan terus memperhatikan gadis yang bernyanyi riang itu.
"Lisa ayo." Dengan gemas Jenny menarik Lisa ke arah taksi yang dia pesan itu.
"Kamu sadar nggak sih Jen kalo cewek yang tadi itu nggak asing?" Jenny pun merasakan hal yang sama, ia merasa pernah melihat wanita itu, tapi ia tak bisa mengingat kapan dan dimana dia melihatnya.
"Dia artis Korea kali ya?"
Bukan tanpa alasan Lisa mengatakan itu. Gadis yang ia lihat memang seperti orang Korea hanya saja matanya memiliki lipatan mata ganda dan agak besar tak seperti calon tunangan Jenny yang walaupun orang Indonesia asli, tapi bermata kecil dan monolid, untung saja tampan.
"Oh mungkin dia oplas jadi kayak pasaran gitu mukanya." Lisa ingin sekali menowel kepala Jenny, tapi tak urung ketika mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti mendadak.
"Ada apa Pak?" Sang sopir tampak mulai mengeluarkan kepala dari jendela mobil dan bertanya pada pengendara di sampingnya.
"Ada kecelakaan Mbak." Tanpa pikir panjang Jenny segera turun dari mobil.
"Kamu mau ngapain?"
"Aku dokter, jadi paling nggak aku bisa ngasih pertolongan pertama." Untuk sejenak Lisa lupa jika mereka adalah dokter.
"Tunggu bentar ya Pak, lagian ini juga macet." Sang sopir akhirnya mengangguk dan membiarkan keduanya turun.
Di tempat kejadian ada satu buah mobil yang menabrak pagar pembatas dan ada seorang lelaki mungkin di akhir 20-an atau mungkin di awal 30-an sudah tergeletak dan dikerumuni banyak orang, ini yang Jenny benci cara bersikap orang jaman sekarang yang lebih sering mengambil foto atau video dibandingkan melakukan pertolongan.
"Permisi. Saya dokter."
Jenny membelah kerumunan kemudian dengan sigap mendekati korban kecelakaan dan berusaha bicara dengannya. Tak mendapat respon yang dia inginkan jadi dia memulai melakukan CPR dengan memompa dada pasien sayangnya pasien masih terlihat lemas.
"You can stop now."
Reflek Jenny berhenti dan memandang orang yang menyuruhnya berhenti dengan mata yang menyorotkan "Apa yang kamu lakukan?", tapi gadis yang menyelanya itu seakan tak peduli.
"Dia dokter." Seorang lelaki tinggi dengan telinga yang lumayan lebar menunjuk gadis yang menyuruh Jenny menyingkir yang kemudian mau tak mau Jenny menyingkir untuk sementara.
"Stay with me," kata gadis itu pada korban tabrakan. Kemudian melakukan tindakan yang sama dengan apa yang dilakukan Jenny memompa dada korban meskipun hanya sebentar karena wanita itu kini sibuk menilik mulut pasien yang entah bagaimana dia memasukkan tangannya dan mengambil sesuatu yang sepertinya menyumbat pernapasan kemudian memberikan napas buatan sesuatu yang belum pernah Jenny lakukan secara langsung ia hanya pernah melakukannya saat praktik.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅The Raindrop
Romancekau pernah berkata bahwa mencintaiku seperti cinta hujan keada bumi menyakitkan katamu karena kau tetap mencintai walau jatuh tapi pernahkah kau berfikir tentang bumi? ia tetap menunggu hujan turun meski ribuan kali ditinggal pergi. sekarang lebih m...