"Bunda, are you fine?" tanya gara setelah Rosie masuk ke dalam mobil dalam keadaan lemas dan hampir jatuh.
"I am okay baby," katanya sambil sambil tersenyum pada anaknya, ia tak tahu berpura-pura kuat dan menakutkan begitu menguras tenaga.
"Mau langsung pulang Bu?" tanya sopirnya.
"Kita ke kantor Steven aja Pak," katanya membuat Gara menautkan bibirnya kesal.
"Didn't you said we are going to see aunty?" tanya Gara yang tadinya memang sudah dijanjikan Rosie.
"Yes, but after we meet daddy, okay?" rayu Rosie sambil tersenyum
"But i want to see her, she promise me to let me meet my—" Rose memotong perkataan Gara, ia sedang tak ingin berdebat dengan anaknya.
"Gara be a good boy or else you will never meet him." Bibir Gara bergetar ingin menangis, tapi kepalanya mengangguk mencoba untuk tidak melawan bundanya.
"Berhenti Pak," suruh Rose tiba-tiba saat ia melihat Yoga tengah duduk di sebuah kafe seorang diri.
"Ibu mau ke kafe dulu?" tanya sopirnya, tapi Rosie hanya diam, mengamati bagaimana Yoga yang tampak lebih kurus.
"Bu."
"Tunggu sebentar Pak," katanya sambil terus melihat ke arah Yoga hingga tangannya terulur ke arah jendela mobil seolah-olah akan meraih wajah Yoga.
Harusnya kita sudah selesai, tapi aku tak bisa berhenti merindukanmu. Aku tak bisa berhenti untuk melihatmu. Apa yang harus kulakukan? Sepertinya aku terlalu mencintaimu Yoga."
"Bunda kenapa bunda nangis?" tanya Gara hingga sang sopir ikut melihat dari spion.
"Bunda lapar," katanya menghapus air matanya lalu tersenyum sambil mencubit pipi Gara.
"Jalan Pak, kita tak bisa membiarkan daddy makan sendirian. Bukan begitu Gara?"
"Iya daddy bisa jadi besar kalau makan sendiri." Gara merentangkan tangannya saat mengatakan besar. Tiba-tiba ponsel Rose berbunyi dan Gara sudah sangat antusias saat melihat foto Sonya di sana.
"Halo."
"..."
"Aku akan makan siang dengan Steven."
"...."
"Entahlah aku ingin, tapi—"
"..."
"Baiklah aku akan meminta sopir untuk mengantar Gara ke sana, tapi Sonya rumah sakit tak baik untuk Gara bisa kalian bertemu di tempat lain?"
"...."
"Ah benarkah? Sore ini?" kata Rosie sambil menoleh pada Gara yang sedang bermain dinosaurus.
"..."
"Baiklah kupikir itu hal bagus."
"..."
"Ya tunggu di gerbang kamu tahu aku tak bisa terlihat di sana."
"..."
"Terima kasih."
"..."
"Untuk semuanya."
-o0o-
Yoga meninggalkan rumah sakit hanya untuk menuju sebuah kafe tempat yang sudah beberapa tahun ini selalu dia datangi, tempat yang menyimpan banyak kenangan tentang selain penyet milik Bu Mul, bahkan foto mereka masih tergantung di ranting pohon palsu dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅The Raindrop
Romancekau pernah berkata bahwa mencintaiku seperti cinta hujan keada bumi menyakitkan katamu karena kau tetap mencintai walau jatuh tapi pernahkah kau berfikir tentang bumi? ia tetap menunggu hujan turun meski ribuan kali ditinggal pergi. sekarang lebih m...