fifth Rain

946 148 11
                                    

Sonya sedang menilik berkas-berkas hasil lab seorang pasien bersama dengan rekan sejawatnya, Dio yang juga menunjukkan wajah hampir putus asa. Semua hasil lab milik pasiennya itu bersih tak ada satu pun kelainan. Tak ada yang salah di CT scan, EKG, sampel darah bahkan tak ada pemicu sebelumnya dan jelas itu membuat mereka memegang kepalanya.

"Gimana dia bisa mengalami serangan dan henti jantung? Jika hasil labnya bersih?"

"Entahlah, ini membuatku pusing." Dio menyahut dia sudah membaca beberapa buku referensi, tapi dia tak juga menemukannya.

"Haruskah kita minta dokter lain untuk memeriksanya?"

"Siapa?"

"Seseorang jenius."

"Jangan bilang manusia es itu?"

Sayangnya Dio mengangguk mengiyakan, walaupun Yoga adalah dokter yang dihindari untuk diajak berinteraksi, dia adalah seorang jenius dalam mengobati pasien.

"Menurutmu dia mau melakukannya?" Dio hanya menghendikkan bahunya.

Berbekal usul Dio kini kedua dokter syaraf itu menemui Yoga, dan beruntung mereka bertemu di koridor. Tanpa membuang waktu Dio mengutarakan niatnya kemudian memberikan chart pasien yang mereka tangani pada Yoga. Beruntung Yoga menerimanya dan mau membacanya.

"Bagaimana?" tanya Dio pada Yoga yang masih membuka chart milik Grace. Wajahnya masih saja datar tak ada ekspresi apa pun seolah dia hanya membaca sebuah berita harian di koran.

"Apa dia memiliki penyakit turunan?"

"Tidak."

"Trauma?"

"Tidak."

"Aneh. Aku akan melihatnya lebih jauh, tapi jangan terlalu berharap." Itu kata terakhir Yoga sebelum meninggalkan Sonya dan juga Dio di koridor.

" Itu kata terakhir Yoga sebelum meninggalkan Sonya dan juga Dio di koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh my god you scare me."

Rosie datang membawa minuman dingin untuk Sonya dan itu jelas bukan salahnya jika Sonya yang melamun tiba-tiba kaget saat sahabatnya itu sudah duduk di depannya dengan cengiran khasnya.

"Sorry. Kenapa mukamu itu? Did something bad happen?"

Sonya memberikan chart yang sedari tadi dibacanya dan dengan diiringi senyum Rosie mengambil chart itu.

"Semuanya baik-baik saja, tapi kenapa wajahmu kelihatan kesal?" Semua yang dibaca Rosie tampak normal tak ada hal aneh di dalamnya.

"Ya itu yang membuatku kesal. Kenapa semua hasil tes baik-baik saja saat dia mengalami beberapa kali serangan." Rose mengangguk paham.

"Did she is on coma?"

"No, she still awake. But you know it's like a bom with timer. Kami bisa kehilangan dia kapan saja."

✅The Raindrop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang