Ruangan sudah didekorasi dengan sangat indahnya dengan balon balon dan pernah pernik khas pesta ulang tahun, bahkan kue dengan lilin angka tujuh sudah siap untuk di tiup, tapi Gara sama sekali tak terlihat bahagia. Padahal bunda dan Daddy-nya sengaja menyiapkan pesta ini untuknya.
"Kenapa jagoan Daddy murung? Nggak suka?" tanya Steven yang langsung mendekati Gara yang tampak tak menunjukkan wajah senang.
"Aku berharap ayah bisa di sini." Steven tersenyum lalu mengusap wajah Gara.
"Ayah Yoga pasti sedih kalau Gara sedih kayak gini. Gara mau lihat ayah sedih?" Gara menggeleng lemah.
"Kalau gitu senyum dong lagian di sini kan ada Mommy (sekarang Gara manggil Rosie mommy karena kata gara pasangan daddy itu mommy bukan bunda), ada Daddy, Nini, Pipi sama Aunty senang yang sayang sama Gara, jadi jangan sedih lagi." Gara mengangguk lalu melihat ke arah Mommy-nya yang tengah sibuk menata meja makan.
"Perut Mommy tambah besar." Steven tertawa kecil dengan komentar Gara.
"Itu karena ada adek bayi di sana makanya perut Mommy besar."
"Kenapa adek bayi di sana? Kenapa nggak keluar aja kasian Mommy keberatan." Steven mengusak kepala Gara gemas.
"Adek bayi nggak bisa keluar sekarang sayang. Dia masih kecil, jadi Mommy jaga dulu di perutnya nanti kalau adek bayi udah besar dia bakal keluar dan main deh sama Gara." Steven mencoba menjelaskan sebaik mungkin pada Gara agar anak itu tak bertanya hal-hal lain yang bisa memusingkannya. Padahal dulu Gara tak banyak tanya tentang Kenzo.
"Gara juga di perut Mommy dulu?" Steven mengangguk
"Iya Gara diperut Mommy dulu."
"Kenapa nggak di perut Daddy?" Steven menutup matanya dia kalah. Bagaimana dia menjelaskan itu pada anak tujuh tahun.
"Karena adek bayi nggak suka perut Daddy Steven." Suara yang tak asing di telinga gara terdengar.
"Ayah!" seru Gara dengan semangat lalu memeluk ayahnya dan minta gendong padahal anak itu sudah besar, tapi dasarnya Yoga kangen dia tetap menggendong anaknya itu.
"Kenapa nggak ngabarin balik Indo? Kan aku sama Rosie bisa jemput."
"Surprise mana mungkin aku ngabarin dulu. Selamat ya, kata nyonya besar Rosie hamil. Udah berapa bulan?" tanya Yoga sambil melihat perut Rosie yang sedikit membesar.
"Baru empat bulan."
"Padahal kalian baru aja punya Kenzo eh malah nambah lagi." Steven tertawa kecil.
"Namanya juga kebobolan." Yoga ikut tertawa.
"Kenzo mana?" tanya Yoga terakhir dia melihat Kenzo 5 bulan yang lalu.
"Lagi digendong Nini," kata Gara menunjuk neneknya yang sedang bermain dengan Kenzo di depan TV.
"Nyonya besar mana?" tanya Steven pada Yoga.
"Saat tahu Gara ulang tahun dia heboh, paling dia sibuk ngambil hadiah yang dia bawa dari Jepang sekarang." Benar kata Yoga dari arah pintu ada seorang wanita membawa kotak hadiah hingga wajahnya tertutup kotak hadiah yang berwarna- warni itu.
"Ya Tuhan kenapa nggak bantuin Mawar sih?" tanya Steven pada Yoga yang tak membantu istrinya.
"Dianya nggak mau dibantuin mau gimana lagi." Ya Steven memang baru mengenal Mawar, istri Yoga beberapa bulan yang lalu saat mereka menikah, tapi Steven tahu Mawar memiliki sifat yang tangguh, tak bisa ditindas dan sedikit egois mungkin itu yang membuat Yoga terpesona dengan Mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅The Raindrop
Romancekau pernah berkata bahwa mencintaiku seperti cinta hujan keada bumi menyakitkan katamu karena kau tetap mencintai walau jatuh tapi pernahkah kau berfikir tentang bumi? ia tetap menunggu hujan turun meski ribuan kali ditinggal pergi. sekarang lebih m...