Rosie tak melepaskan Yoga begitu saja, gadis itu mengikuti Yoga bahkan ia memutuskan untuk menginap di apartemen Yoga dengan bantuan Sonya yang mau berbohong kepada ibunya. Sebenarnya sedikit berlebihan bagi Rosie, tapi ia tak punya pilihan ia tak ingin Yoga tiba-tiba mengubah keputusannya dan meninggalkannya seperti tadi.
"Kamu nggak bosan dari tadi melihatku?" tanya Yoga yang sedari tadi membaca buku yang tebalnya melebihi dosa.
"Nggak," jawab Rosie masih memandang sang kekasih.
"Nggak laper?" tanya Yoga
"Jangan mengalihkan perhatianku, aku hanya akan mengawasimu 24 jam." Yoga terkekeh dengan sikap kekasihnya yang berlebihan ini.
Namun, Rosie juga punya alasan, ia takut kejadian tadi pagi saat gadis itu bangun Yoga tak ada di sisinya dan parahnya memutuskan hubungan mereka secara sepihak.
"Sudahlah ayo kita makan," ajak Yoga yang sudah berdiri, tapi Rosie menariknya untuk duduk lagi.
"Makan di rumah saja." Yoga menaikkan alisnya tak terlalu terbiasa dengan sikap manja Rosie.
"Kenapa?"
"They hate me." Yoga memandang Rosie dengan tatapan lembut lalu mengusap pipi Rosie pelan.
"Kalau begitu aku akan lebih mencintaimu lagi. Dengan begitu rasa benci mereka kepadamu akan tertutup dengan cintaku." Rosie tertawa kecil lalu memegang tangan Yoga yang berada di pipinya.
"Sepertinya aku mendapatkan keuntungan dari kebencian mereka." Mereka tersenyum hingga suara perut Rosie terdengar.
"Well, kayaknya cacing kamu perlu dikasih makan," gurau Yoga yang mampu membuat wajah Rosie berwarna sama dengan kelopak bunga mawar.
-o0o-
Sonya dengan sengaja masuk ke dalam ruangan Jenny tanpa mengetuk hingga Jenny yang tengah sibuk membaca chart pasiennya menatap tajam ke arahnya.
"Ada apa?"
"Aku langsung saja, apa maksudmu?"
"Maksud apa?" tanya Jenny berpura-pura tak tahu apa maksud dari Sonya.
"Membuat Rosie terlihat buruk di hadapan orang-orang." Kaget? Jelas tidak, Jenny malah tertawa anggun seolah Sonya baru saja mengatakan sebuah cerita lucu.
"Membuat dia terlihat Buruk? Dia memang sudah buruk. Jangan karena kamu temannya kamu membelanya. "
"Aku membela dia karena dia benar."
"Benarkah? Bagian mana yang benar dari merebut kekasih orang? Aku dan Yoga sudah menyebar undangan dan dia tiba-tiba datang. Kamu pikir bagaimana perasaanku saat tiba-tiba Yoga ingin membatalkan pertunangan yang sudah ia setujui sebelumnya." Sonya mengerjap beberapa kali bukan ini yang ingin dengar dari Jenny dan juga kenapa Jenny memutar balik semua perkataan Sonya.
"Kamu juga wanita? Bagaimana jika kekasihmu tiba-tiba di ambil orang? Apa kamu akan terima?"
"Tentu saja tidak," jawab Sonya tanpa berpikir dan itu membuat Jenny memberikan senyum sinisnya.
"See? Bukankah apa yang kulakukan itu adalah hal yang wajar?"
Sonya diam dia kalah, baginya Jenny adalah definisi dari gadis bermulut pedang duplikat dari Yoga.
"Tapi—"
"Sesama wanita aku memohon pengertianmu." Jenny tersenyum manis, tapi itu malah membuat Sonya bergidik ngeri baginya senyum itu adalah tanda-tanda si evil Jenny akan keluar dan sebelum itu terjadi Sonya lebih baik keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅The Raindrop
Romancekau pernah berkata bahwa mencintaiku seperti cinta hujan keada bumi menyakitkan katamu karena kau tetap mencintai walau jatuh tapi pernahkah kau berfikir tentang bumi? ia tetap menunggu hujan turun meski ribuan kali ditinggal pergi. sekarang lebih m...