- 23 -

103 33 21
                                    

Hari itu berlalu dengan sangat cepat. Setiap kali melirik jam, Trista merasa jarum-jarumnya seolah bergerak dengan kecepatan berpuluh-puluh kali lipat.

Ketika bel pulang akhirnya berdering, dengan berat hati Trista mengangkat pantatnya dari kursi, menyandang ranselnya, berjalan dengan lambat dan ogah-ogahan keluar kelas, dan mempertimbangkan untuk berbalik dan sembunyi di salah satu bilik toilet ketika dilihatnya sesosok gadis yang tampak seperti Emily The Strange dunia nyata mendatanginya di koridor.

"Cliff memberitahuku aku tidak bisa ke rumah kalian untuk sementara karena kalian dilarang berkencan di rumah." Claire berujar tanpa tedeng aling-aling.

"Uh... yeah?"

"Aku nggak bisa percaya pertengkaranmu dengan Cliff bisa-bisanya membuat kami kehilangan waktu berkualitas." Claire berkata dengan nada menuduh. Kata-kata itu bagai menyulut sumbu yang sudah sejak pagi ini berada di puncak kepala Trista.

"Kau dan Cliff? Waktu berkualitas? Yang benar saja." Trista berkata dengan nada luar biasa sinis. Kali ini ganti sumbu Claire yang tersulut.

"Kenapa sih kau?" tanyanya nyaring, "Apa masalahmu? Apa kau membenciku?"

Trista diam saja.

"Atau kau membenci Cliff?!" Claire memutar bola matanya dan menggeleng-geleng, "Kau tahu, ini nggak ada gunanya. Aku nggak akan menungguimu repot-repot menjelaskan atau apa... aku sudah muak dengan semua kesinisanmu sejak kami pacaran. Oh, kau pikir aku nggak menyadarinya?! Aku hanya berharap, Trista, semoga kau menemukan kehidupanmu sendiri."

Kemudian, setelah melayangkan pandangan penuh kekecewaan untuk terakhir kalinya, Claire berbalik meninggalkan Trista dengan langkah mengentak-entak. Baru kali ini, Trista dapat mengenali Claire yang dulu dari cara berjalannya yang dramatis ketika marah.

Sembari melangkah menyeberangi pelataran parkir yang bising, menuju sudut terjauh tempat Cliff biasa memarkir mobilnya-dan ternyata tebakan Trista terbukti benar. Cliff sedang mendapat ciuman 'sampai besok' dari Claire, yang begitu melihat Trista datang, buru-buru mendelik sinis dan menyingkir. Trista masih tak habis pikir mengapa dia tidak mendapati dirinya kesal pada Claire soal kata-katanya tadi.

Seumur hidupnya, setidaknya sepanjang ingatan sadarnya selama ini, belum pernah Trista mendapati hati dan pikirannya sekacau ini. Sepanjang kakinya membawanya melangkah semakin dekat ke SUV, Trista tidak juga berhasil menemukan jawaban atas pertanyaan Lucas; kenapa dia marah pada Cliff. Selama dirinya melihat Cliff berdiri di sana, menjulang di antara lalu lalang orang, Trista tidak juga sanggup menjawab pertanyaan Claire; apakah dia membenci Cliff. Karena sejujurnya, yang dirasakannya saat ini saat menatap Cliff hanyalah kebingungan. Campur aduk dengan sedikit rasa sesak di dada.

"Kau lama." komentar Cliff sembari membuka pintu mobil dan hendak naik ketika Trista sudah tiga meter di dekatnya.

Tepat saat itu, Trista merasakan déjà vu yang aneh.

Kilasan memori yang sama seperti yang dia peroleh ketika Cliff mengecup pipinya di hari ulang tahunnya.

Seolah dirinya pernah melihat Cliff dalam posisi seperti itu, hendak naik ke mobil, mobil biru tua yang sama dengan yang terakhir kali diingatnya. Dan Trista yang berdiri beberapa meter di seberang jalan. Cliff yang jauh lebih muda, versi anak-anak, meneriakkan kata-kata 'Jangan ke sini!' dengan nada dan raut panik yang sama. Kemudian decitan mobil, teriakan wanita, bayangan wajah Cliff yang memudar...

Kemudian kilasan itu berganti. Sebuah taman bermain dengan ayunan dan piring putar. Entah bagaimana Trista tahu itu waktu sebelum tabrakan itu terjadi. Di hadapannya ada Cliff kecil, yang sedang berunding dengan seorang lagi anak laki-laki berambut pirang cerah.

ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang