Mungkin tepat bila diibaratkan Trista menjelma menjadi tomat rebus sepanjang sisa hari itu, setelah aksi Lucas dan gitarnya di kelas Bahasa Perancis. Ke mana pun dirinya pergi, selalu saja ada yang iseng memanggilnya 'ma chérie' atau mengulang bait 'bon anniversaire' sambil terbahak-bahak. Bahkan, gosip sudah menyebar ke ruang guru hingga beberapa di antaranya mengucapkan selamat ulang tahun pada Trista ketika berpapasan di koridor sambil memberinya semacam tatapan yang seolah berkata 'masa-masa-muda'.
Ditambah, Trista terpaksa membawa-bawa kado dari Lucas sepanjang pergantian kelas karena tidak muat di lokernya, hingga siksaan itu akhirnya berakhir pada istirahat siang, ketika Claire berbaik hati menawarkan bagasi mobil kakaknya.
"Lihat sisi baiknya," kata Claire di parkiran mobil, setelah mengunci kembali pintu bagasi Nissan-nya. "Suara Lucas lumayan bagus, dan logat Perancisnya sempurna."
"Sekarang kau jadi anggota baris depan fans klub Lucas?" Trista meliriknya sebal sambil berjalan kembali menuju gedung sekolah.
"Cerialah! Jarang-jarang ada pacar super romantis dan eh... super percaya diri macam Lucas." Claire merendenginya sambil menepuk-nepuk bahu Trista.
"Yeah? Dan bagaimana misalnya Cliff jadi cowokmu, dan dia melakukan hal kayak gitu di hadapan seisi sekolah?" tanya Trista ketika mereka melewati lobi.
"Oh, aku bakal makin memujanya." Claire menerawang.
"Aku ngomong ke orang yang salah." gumam Trista putus asa.
"Dengar, Tris..." kata Claire dramatis, "...kau sendiri yang teriak-teriak padaku tempo hari soal apapun yang kaualami setelah ini adalah masalahmu. Jadi jangan paksa aku buat menghiburmu. Dan kalau kau tanya aku, menurutku inilah kesempatanmu menunjukkan pada Redville bahwa kau nggak menyesal pacaran dengan Lucas. Kau sudah menunjukkan pada dunia bahwa kau nggak keberatan dicium Lucas, bahkan kepada Cliff! Kau pernah bilang Cliff nggak suka pada Lucas, kan? Dengan adanya kejadian tadi..."
"Ap—" Trista menghentikan langkahnya, membuat Claire ikut berhenti. "Menunjukkan...? Maksudmu, Cliff ada di sana tadi?"
"Yeah. Aku melihat Ted yang kepingin tahu apa yang sedang terjadi di kelas Bahasa Perancis dan dia menyeret Cliff untuk ikut. Lalu karena kupikir itu kelasmu, aku mengikuti mereka."
Trista sampai harus bersandar di dinding untuk mencegah dirinya merosot ke lantai saking lututnya lemas.
"Dia di sana." Trista mengulang tak percaya, "Dia melihatnya."
"Kenapa sih? Bukannya itu bagus? Dia jadi nggak akan mengganggumu lagi kan? Tris, kumohon jangan pingsan di sini, aku nggak bakal kuat menggotongmu dan aku nggak akan tega melihatmu dibopong ke ruang kesehatan oleh cowok random terdekat yang mungkin saja bakal memanfaatkan situasi..."
Trista selalu menganggap bahwa cewek-cewek di drama televisi yang berakting menutupi wajah dengan kedua tangannya saat malu itu berlebihan, tapi ternyata ketika kau mengalami sendiri perasaan malu yang teramat sangat dalam di kehidupan nyata, tindakan menutupi wajah itu sama sekali tidak berlebihan.
Dan detik ini, rasanya Trista amat sangat ingin kembali menjadi Daniela Malcolm. Jika dirinya masih menyandang nama itu, saat ini dia pasti sedang ada di rumahnya, duduk-duduk di depan televisi ditemani Zero sambil ngemil keripik kentang, tanpa pernah tahu siapa itu Lucas Freewell. Atau Cliff Frauss.
0
Lucas mengantar Trista pulang hari itu, dengan gitar dan kado yang menemani di jok belakang. Ketika mereka tiba di depan rumah Trista, Lucas mematikan mesin mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero
Teen FictionSaat berumur delapan tahun, Trista mengalami kecelakaan traumatis yang membuatnya kehilangan ingatan. Bertahun-tahun terpisah dengan kedua orangtuanya, kini mereka datang untuk membawa gadis itu pulang, ke rumah keluarga Frauss. Tetapi Trista bukan...