"Yo, Freewell! Sampai jumpa Sabtu nanti!"
Mata terbelalak dan mulut menganga sekian puluh sentimeter jelas tidak cukup menggambarkan rasa terkejut Trista ketika melihat siapa yang barusan menyapa Lucas di koridor Redville High, pada Kamis siang yang ramai itu.
"Jake Reed?!"
Lucas tidak merespon. Cowok itu malah sibuk bersenandung.
"Jake?" ulang Trista, "Reed?"
Akhirnya Lucas menoleh pada Trista.
"Memangnya kenapa dengan Jake?" tanyanya. Trista kontan melongo habis-habisan.
"'Kenapa dengan Jake?'" Trista mengulang ucapan Lucas dengan nada takjub, "Well, seingatku Luke, kau adalah orang nomor satu yang menginginkan si 'Jake' ini mengenakan celana dalam di kepalanya dan bersujud di hadapanmu dengan disaksikan seluruh Redville saking brengseknya cowok itu."
"Well, Trissy." Lucas mengangkat bahunya enteng, "Orang berubah."
Trista menggeleng-geleng. Ini semua sulit dipercaya. Jake Reed menyapa Lucas Freewell di koridor. Lucas pun balas mengangguk bersahabat. Dan tiba-tiba Lucas menyebutkan 'Jake' yang bernada hangat alih-alih 'Reed' yang penuh kebencian.
"Apa ini salah satu bagian dari metamorfosa-mu?" tanya Trista. Lucas menutup pintu lokernya sambil menghela napas gusar.
"Trissy, kita sudah membicarakan ini dan kau mendukungku." cowok itu mengingatkan.
"Tentu, tapi... ini Reed. Maksudku, Reed masih brengsek. Dia masih mengatai Mrs. Julian dengan sebutan 'janda kelab malam'. Dan tingkahnya masih benar-benar memuakkan."
"Kau tahu, Trissy... Jake Reed berubah. Orang bisa berubah. Kau sendiri pernah bilang itu padaku." katanya, saat mengatakan itu dia menghindari tatapan Trista.
"Yeah. Kau juga berubah."
Lucas tidak menyahut. Trista menanti, karena biasanya Lucas akan tersenyum dan melontarkan jawaban cerdas yang seringkali membuatnya terkagum-kagum.
Tapi tidak kali ini. Lucas tidak mengatakan apa-apa.
Maka, dengan kecewa, Trista berbalik dan meninggalkan Lucas untuk menuju kelas berikutnya.
0
"Jake Reed menyapa Luke di koridor tadi."Claire tampak benar-benar kaget ketika Trista mengatakannya. Tapi kekagetannya itu lebih karena kenyataan Trista yang masih sudi mengajaknya bicara daripada kaget karena mengetahui fakta dua musuh bebuyutan yang sapa-menyapa di koridor.
"Oh. Wow." Claire merespon canggung sambil meletakkan ranselnya di meja. Tapi Trista tidak begitu menyadarinya. Pikirannya masih dikuasai fakta Lucas dan Jake yang tiba-tiba jadi akrab.
"Ini aneh. Mereka sepertinya janjian Sabtu ini." bisik Trista, sadar bahwa Lucas duduk tak jauh dari mereka, dan Jake baru saja masuk kelas. "Apa Jake sedang mencoba mengerjai Luke? Tahulah, mengajaknya ke pesta atau semacamnya dan pada akhirnya... mengerjainya?"
Claire diam sejenak sebelum mengangkat bahu, "Entahlah. Kurasa nggak mungkin. Anthony Carrow, quarterback tim kita, mengalami cedera lutut permanen, kabarnya bakal ada seleksi calon penggantinya Sabtu ini. Dan Jake kapten tim. Maka dia harus berada di lapangan seharian."
"Tapi-"
"Tris, tenanglah. Cowokmu nggak bodoh. Aku yakin dia tahu apa yang dia sedang coba lakukan dan nggak bertindak gegabah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero
Teen FictionSaat berumur delapan tahun, Trista mengalami kecelakaan traumatis yang membuatnya kehilangan ingatan. Bertahun-tahun terpisah dengan kedua orangtuanya, kini mereka datang untuk membawa gadis itu pulang, ke rumah keluarga Frauss. Tetapi Trista bukan...