ELECTRIC KISS-EXO
***
Aletta menatap seluruh pasukan yang tengah berdiri ditengah lapangan basket dengan atribut yang rapih dan membawa plastik berisi barang bekas.
Dih, mereka bukan kaya bocah sekolah malah mirip tukang rongsok batinnya.
Mata nya tak sengaja menangkap seorang lelaki yang tengah berdiri diantara barisan paling pojok dengan lekat. Ia tak membawa atribut seperti pasukan yang lain, tetapi kenapa ia tak mendapat hukuman?
"Tadi saya suruh kamu berdiri dibawah tiang bendera, bukan pinggir lapangan. "
Sontak Aletta menoleh, ia mendapati sang ketua osis tengah memandang nya datar.
"Gak mau, panas tau! Lo kira gue ini ikan teri apa segala dijemur!." Bela Aletta.
"Catat nama kamu disini, jangan lupa tanda tangan." Arbani menyodorkan buku catatan pelanggaran bersampul batik itu.
"Apaan nih?" Aletta mengambil alih buku itu kemudian menaikkan sebelah alisnya, "terus kalo gue tanda tangan, gue bebas gitu?."
"Iya, setelah itu kamu bisa ikut dalam barisan mos. Tapi jangan heran jika kamu terus melanggar, orang tua kamu akan dipanggil." Jelas Bani.
"Yesss! Gueee bebas. Kantin, i'm comingggg." Aletta menulis kan namanya kemudian meninggalkan Arbani yang masih mematung.
Perasaan tadi saya bilang untuk ikut barisan, bukan kekantin. Arbani menggelengkan kepala kemudian berlalu.
***
Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan MOS, kini Aletta akan memasuki kelas baru nya. Kelas 10 -IPS-1. Rasanya sangat malas untuk berangkat sekolah, apalagi jika tak punya teman. Jadi tambah malas.
"BANGGG EZAA!! CEPETAN UDAH SIANG INIII!." Aletta memasukkan ponselnya kedalam saku. Menghampiri Kakak nya yang tengah sarapan diruang makan. Aletta lebih suka memanggil Eza daripada Reza, panggilan sayang katanya.
BRUK!
"Aduhh!." Aletta mengusap lututnya yang berdenyut karena tersandung tali sepatu.
"Matanya dipakek! Cewek jalan tuh yang anggun jangan grusukan gitu. Jidat lo nyusruk ke ubin baru tau rasa."
"Ahh bodoamat bang! Cepetan ini udah siang anjir!."
"E-eh bentar." Reza mengamati penampilan adiknya dengan cermat. Dari atas sampai bawah.
Meskipun cantik, tetapi Aletta tidak pernah memperlihatkannya pada orang lain. Justru ia berpenampilan semau nya. Seperti sekarang ini, baju keluar, dasi longgar, lengan dilipat dan rambut diikat ala kadarnya. Tetap saja terlihat imut, bukan malah muak memandang nya.
Tak lupa membawa gelang keberuntungannya, gelang putih dengan gantungan aksesoris nama ohsehun. Sekarang ia tak lagi mengenakan sepatu putih, melainkan sepatu hitam. Agar terlihat sempurna untuk pertama kali masuk sekolah.
"Gak salah lo pake kaya begituan?." Tanya Reza.
"APAAN LAGI SIH! INI UDAH SIANGG BURUAN. MAKAN MULU LO URUSIN!."
"JANGAN TERIAK, NJIR!."
"LO JUGA TERIAK, BANG EZAA!."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD STALKER [On Going]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Abigail Salsabila Aletta, gadis tomboy dengan segala tingkah absurdnya bertemu dengan Raga Dylan Bramasta, Most Wanted Boy yang memiliki sifat yang berbalik dengan Aletta. Raga itu dingin. Aletta itu tidak bisa diam. Apaka...