24. Aku dan kau

1.3K 117 6
                                    

[ HAPPY READING♥ ]

***

Setiap orang pasti punya kebahagian tersendiri. Jangan tanyakan apa yang membuatku bahagia, karena kau pasti tau.

Bahagiaku, hanya tawa mu.

***

Aletta melangkah ragu kedalam halaman rumah Raga. Hari ini ia berencana akan belajar, karena seminggu ini ia tidak bisa tenang karena kondisi Ibunya yang belum sadar. Dan sampai sore ini pun Marline-Mama nya juga belum menunjukkan perkembangan, masih dalam keadaan yang sama.

Tentu rasa cemas selalu menghantuinya setiap waktu, tapi karena Reza-kakaknya memaksa Aletta untuk belajar dan mempersiapkan ujian kenaikan kelas, Aletta HARUS MAU. Nilainya yang kelewatan batas membuat Reza hampir memaksanya mengikuti pelajaran tambahan diluar sekolah, tentu saja Aletta menolak.

Ia malas, sangat malas jika harus berbaur dengan teman les nya, apalagi harus mengulang materi pelajaran yang membuat mual itu. Belajar dengan Raga saja tidak paham, apalagi dengan guru les yang belum tentu ia paham-apalagi harus membayar.

"Ga, gue pulang aja ya?." Ucapnya ketika sampai didepan pintu.

"Gak."

"Gue ...., aduh! Perut gue sakit, Ga!. Gue pulang aja ya? ya?." Aletta mengaduh seraya meremas perut. Akting yang buruk, disaat suasana seperti ini.

Sementara pria dengan baju seragam sengaja dikeluarkan itu hanya melirik Aletta dan berjalan mendahului gadis yang masih berdiri didepan pintu.

"Assalamu'alaikum, Raga pulang." Raga mengucap salam sembari melepas sepatu hitam kemudian menaruhnya diatas rak sepatu.

Selang beberapa detik, wanita cantik setengah paruh baya muncul dari balik dapur dengan apron motif bunga-bunga.

"Waalaikusalam, itu siapa? Ga?." Wanita itu menatap Aletta yang masih setia didepan pintu.

Raga mengikuti arah pandang Ibunya, "Masuk."

Aletta tersenyum kikuk dan menyalami Bunda Raga. "Oh, nak Alea ya? Yang sering belajar disini kan?." Ucapnya antusias disertai senyuman.

"Aletta, Bun." Sahut datar Raga mengingatkan.

"Ah, iya. Aletta. "

"Iya Tante." Gadis dengan rambut berantakan itu tersenyum sekali lagi.

"Jangan Tante, panggil Bunda aja." Casandra-Bunda Raga mengusap lembut rambut legam Aletta.

"Masuk dulu, Bunda baru bikin brownies keju. Pasti kamu suka, iya kan Raga?."

"Iya. Raga ganti baju dulu Bun." Pria itu menaiki tangga menuju kamarnya.

"Sini nak, duduk dulu. Mau minum apa?." Casandra menuntun Aletta untuk duduk diruang keluarga.

"Apa aja, Bun." Ucapnya seraya tersenyum.

"Iya deh, Bunda ambil dulu ya." Wanita setengah paruh baya tetapi masih terlihat cantik dan anggun itu beranjak kedapur.

Bunda nya Raga baik ya, andai Mama kaya gini. Pasti gue gak bakal keluar rumah, dijamin betah. Batinnya tersenyum miris.

BAD STALKER [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang