"Malam akan dapat menjelaskan bagaimana rembulan datang dan menemaninya.Namun hatiku, tak pernah dapat menjelaskan bagaimana aku bisa mencintaimu."
***
Gadis berkuncir kuda itu berjalan dengan menghentakkan kaki nya kesal. Tak sampai disitu, gadis berseragam berantakan itu tak segan-segan memberi tatapan sinis kepada semua orang yang menatap nya.
Awas aja lo, Ga. Gue bunuh lo! Batinnya ketika telah memasuki pekarangan rumah. Tak usah ditanya seberapa kesal Aletta, ia berjalan kaki dari tempat dimana Raga meninggal kan nya. Itu terpaksa karena uang sakunya habis untuk membayar preman kelas, bendahara. Aletta sudah menunggak uang kas selama sebulan.
"Bangsat! Awas aja lo sampe berani muncul didepan gue. Abis lo Ga!!."
"Dasar monyet batu!."
"E-eh." Aletta membuka pintu rumah dengan tatapan heran. Rumahnya telah rapih dan bersih. Disini hanya ada Aletta, Reza pergi, Abraham tak pernah pulang, Bi Inem?
"Eh Non Aletta sudah pulang." Sapa wanita setengah paruh baya itu dengan membawa nampan berisi makanan.
"Bi inem? Kapan pulang?."
"Tadi siang Non, Bibi dusuruh sama Bapak buat jagain Non Aletta. "
"Oh."
"Makan dulu Non, bibi sudah masak opor ayam kesukaan Non Aletta. "
"Iya Bi, aku ganti baju dulu." Aletta melangkah menuju kamarnya.
"Untung ada Bi inem, kalo gak bisa kekurangan gizi gue makan mie instan mulu." Cerca Aletta dengan memasuki kamar mandi.
Aletta memang tidak pernah memasak, karena apa? Karena tidak bisa. Jika Aletta sudah masuk dapur, maka akan merusak semua tatanan. Ia memang ceroboh.
10 menit kemudian, Aletta menuruni tangga dengan memakai celana pendek sepaha, dan kaus putih polos. Ia melangkah berseri menuju ruang makan. Sudah lama Aletta tidak makan opor ayam favorit nya.
Mata Aletta membulat dan menghentikan langkahnya yang tinggal satu tangga lagi. "L-LO?!!."
"Hm." Deham pria itu dengan santai sembari mengeluarkan buku dari tas. Ia duduk disofa depan tv, entah siapa yang mengizinkan makhluk astral ini masuk.
"NGAPAIN LO DISINI?!."
"Cari lo."
Aletta menuruni tangga dengan tersenyum kecut, "Apa? Gak salah denger gue?."
"Lo nyari gue? Bukannya tadi lo dengan santainya ninggalin gue dijalanan kaya orang ilang?."
"Udah gitu dateng gak minta maaf kek apa kek, ini malah songong!."
"Lo pikir gak capek apa jalan kaki?!."
"Sampe dikira orang gila lagi, laknat emang!."
"Lo tuh punya hati gak sihh?!!."
"Emang das-."
BUGH!
"Bangsat!." Aletta menggosok keningnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD STALKER [On Going]
أدب المراهقين(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Abigail Salsabila Aletta, gadis tomboy dengan segala tingkah absurdnya bertemu dengan Raga Dylan Bramasta, Most Wanted Boy yang memiliki sifat yang berbalik dengan Aletta. Raga itu dingin. Aletta itu tidak bisa diam. Apaka...