Kau. Terimakasih telah hadir dihidupku,walau matamu terasa beku, tetapi hatimu mencintaiku tanpa ragu.
🥀
Aletta berjalan malas ditengah lorong sekolah yang sepi, matanya masih sedikit terpejam karena hari senin ini ia berangkat terlalu pagi. Ini semua karena ulah Reza, kakaknya yang dua hari lalu pulang dari Bandung untuk memastikan Aletta baik-baik saja.
"Ishh ini sekolah apa kuburan sih?! Sepi amat anjir." Gumamnya sembari menendang kerikil kecil didepannya.
"Dasar Bang Eza,nganter orang sekolah pagi buta gini buat apasih?!. Padahalkan gue masi ngantuk gegara nonton drakor semalem!." Celoteh Aletta kesal. Ya, gadis berkuncir kuda itu menonton drama korea dari semalam dan baru terlelap jam 3 pagi. Dan yang benar saja,Kakak laki-lakinya itu mengantar Aletta pukul 06.00 dengan alasan karena Aletta sering sekali telat. Makanya hari ini dengan sengaja Reza mengantarnya lebih pagi.
Sesampainya dikelas, Aletta meletakkan tasnya diatas meja dan menaruh kepalanya yang terasa berat diatas tas berwarna ungunya. Terdengar suara merintih dari jendela kelas Aletta. Karena Aletta duduk dibangku dekat tembok yang terdapat jendela disampingnya,jadi Aletta dapat mendengar dengan jelas suara rintihan itu.
Gadis dengan lengan kemeja dilipat itu mengusap kelopak matanya dengan malas. Kepalanya mendongak menatap jendela disampingnya.
"HUUAAAAAA!!." Teriaknya kencang. Gadis itu berdiri dari kursi dan bergerak melangkah perlahan menjauhi tempat duduknya.
Yang benar saja, Iqbal dengan rusuhnya memasang mata melotot serta berdiri diluar jendela dengan memutar suara aneh dari hp nya. Aletta dengan wajah kagetnya masih mematung menatap jengkel Iqbal yang pagi buta sudah usil dengan tingkah absurdnya.
"Jingan!. Ngapain lo nyet disitu!." Aletta sudah tidak bisa menahan sikap bar-bar nya ketika berhadapan dengan manusia laknat satu ini. Gadis itu menarik kerah kemeja pria itu hingga kepalanya setengah masuk ke dalam jendela.
"E-ehh Ta! Sakit anjir!." Rintih Iqbal ketika kepalanya terasa tercekik karena ulah Aletta.
"Ngapain lo disitu sambil muter suara setan dideket kuping gua?!."
"Itu...bu-bukan suara setan,Ta."
"Maksud lo apaan?!."
"Itu nganu..."
"Nganu apa?!."
"Ah lo cewe gak boleh tau!."
"Sialan emang!." Aletta menjitak keras kepala Iqbal dan melepaskan kerah kemeja pria itu.
Aletta melirik sinis Iqbal yang berjalan memasuki kelas dengan tampang tanpa dosanya. Belum lagi wajah sok imut yang dibuat buat itu, sangat membuat Aletta muak. Gadis itu mengambil ponsel dari tasnya dan melangkah keluar kelas dengan membanting pintu.
Brak!
"Anjir! Cewe macem apa si Aletta? Gaada anggun anggunya sama sekali!." Gumam Iqbal yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Aletta melangkah malas ditengah koridor sekolah yang sepi. Gadis itu mengunyah permen karet dengan kesal. Ia membuka ponselnya, banyak notifikasi dari Raga yang semalam lupa Aletta buka karena sibuk menonton drakor.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD STALKER [On Going]
Roman pour Adolescents(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Abigail Salsabila Aletta, gadis tomboy dengan segala tingkah absurdnya bertemu dengan Raga Dylan Bramasta, Most Wanted Boy yang memiliki sifat yang berbalik dengan Aletta. Raga itu dingin. Aletta itu tidak bisa diam. Apaka...