Aletta melangkah malas melewati koridor sekolah. Ia tampak mengacuhkan seruan gaib dari kakak kelas kurang belaian disepanjang koridor.
"Haii Beb!." Seru seseorang dengan menepuk kasar bahu Aletta, membuat gadis itu menoleh sinis.
"Elahh pagi-pagi udah kek baju lecek amat lo!." Ejek Kayla.
"Enak aja lo! Lagian ngapain sih gangguin orang aja!."
"Ta, tau gak?." Tanya Kayla dengan wajah berbinar.
"Gak tau, dan gak mau tau!."
"Ihhh sebel deh! Kapan sih elo tuh mau dengerin curhatan gue?." Kayla memasang wajah kecewa plus memelas.
"Heh! Emang dari dulu itu siapa ya, cewek yang malem-malem dateng kerumah terus nangis gara-gara putus. Terus yang mulutnya kek bom meledak kalo ngomongin tentang pacarnya?."
"Siapa tuh? Ampe panas kuping gue dengerin ocehan lo!." Aletta memasang earphone nya.
"Gue lagi yang salah." Gumam Kayla.
BRUK!
"ADUH!."
Kayla menengok kekanan dan kiri, banyak siswa yang lalu lalang. Seperti berlari kesana kemari. Kayla menyenggol lengan Aletta, membuat gadis dengan seragam urakan itu menoleh. "Paan?." Tanya Aletta malas.
"Ta! Itu orang pada kenapa sih?."
"Mana gue tau!."Kayla memanggil salah satu murid berbadan tinggi,"Ehh disana ada apaan sih?."
"Itu katanya si Stella lagi ngebully anak kelas Ips 1." Katanya kemudian berlalu.
"Itu kan kelas kita! Terus si Stella itu siapa?." Tanya Kayla.
"Ayo! Kita liat." Kayla menarik tangan Aletta dengan tidak manusiawi.
"Ehh mau kem--." Ucapan Aletta menggantung ketika melihat seorang gadis tengah terkapar dilantai dengan seorang gadis dengan dandanan norak berdiri dan menginjak kacamata gadis itu.
Tak cukup disana, si cewek norak juga menjambak rambut gadis itu. Miris, Aletta melangkah maju. Menerobos siswa yang menonton. Membuat semua mata tertuju pada Aletta.
Aletta berdiri dihadapan cewek norak yang sebentar lagi akan menampar gadis itu. Raut wajah Stella, si cewek norak yang tak lain adalah kakak kelas Aletta berubah. Stella tersenyum miring," Mau jadi pahlawan kepagian lo?." Tanya Stella dengan wajah sok nya.
"Atas dasar apa lo nyiksa dia?." Tanya Aletta datar sembari melirik Angel. Ya, gadis yang ternistakan itu adalah Angel.
"Bukan urusan lo! Lo pergi atau lo bakal nyesel?!." Bentaknya.
"Cih, dasar norak! Lo beraninya keroyokan. Kalo berani sini lo! One by one! ." Tegas Aletta dengan penuh penekanan.
Seketika wajah Stella memerah, begitu juga dengan dayang-dayangnya. Dua cewek cabe yang melebihi Kayla. Fiska dan Audy. Fiska yang memegang botol air mineral itu mengguyur tubuh Aletta dari belakang. Sedangkan Audy memegang kedua tangan Aletta. Pergerakan tiba-tiba itu membuat Aletta kalah telak. Bahkan bajunya basah. Stella mulai berjalan mendekat, menampar pipi Aletta dengan keras, sampai memerah dan mengeluarkan darah diujung bibirnya.
Bangsat nih cewek!
Mata Aletta menajam, menyiratkan kebencian. Aletta menendang perut Stella tak kalah kerasnya. Tak terima jika ia diperlakukan bak budak yang tengah dihukum. Stella meringis dan terkapar dilantai. Hingga Aletta memutar tangan Audy hingga kini berbalik Aletta yang berada dibelakangnya. Sementara Fiska? Cewek itu berteriak histeris bak pemain sinetron yang disiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD STALKER [On Going]
Ficção Adolescente(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Abigail Salsabila Aletta, gadis tomboy dengan segala tingkah absurdnya bertemu dengan Raga Dylan Bramasta, Most Wanted Boy yang memiliki sifat yang berbalik dengan Aletta. Raga itu dingin. Aletta itu tidak bisa diam. Apaka...